Liputan6.com, Jakarta Semua orang pasti akan menua dan suatu saat memerlukan perhatian dan dukungan dari teman atau bahkan keluarga. Kadang-kadang, sebagai orang tua pasti mengharapkan bantuan tersebut dari anak-anak yang sudah dewasa.
Namun, anak-anak yang sudah dewasa mungkin memiliki masalah mereka sendiri dan tidak dapat membantu dengan mengorbankan kenyamanan mereka. Seperti halnya sebuah kisah kontroversial, di mana seorang wanita memberikan pilihan kepada orang tuanya agar tinggal di garasi atau memilih panti jompo sebagai alternatif.
Advertisement
Memang pilihan ini membuat pilu sekaligus dilema, namun tanpa diketahui oleh ayah dan ibunya, wanita ini telah mengubah garasinya menjadi tempat tinggal yang nyaman dan guest house legal. Ketika berkunjung, orang tuanya justru menolak untuk tinggal di garasi.
Memang keinginan untuk merawat orang tua yang telah menua, tidak selalu sejalan dengan ekspektasi dan kenyamanan pihak lain dalam keluarga. Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber, tentang kisah wanita tawarkan garasi sebagai tempat tinggal orang tuanya, Selasa (14/11/2023).
Orang Tua Berkunjung, Wanita Ini Siapkan Garasi Sebagai Tempat Tinggal
Seorang wanita diketahui membagi kisahnya di Reddit, tentang kehidupan yang rumit. Anak-anaknya sudah dewasa dan dia sekarang bebas dari kewajiban hidup, memungkinkannya untuk fokus sepenuhnya pada dirinya sendiri.
Wanita tersebut mengubah garasinya menjadi tempat tinggal yang nyaman dan guest house legal ketika anak-anaknya datang berkunjung. Garasinya dilengkapi dengan segala yang dibutuhkan untuk hidup nyaman, termasuk kamar tidur dan dapur.
Ketika orang tuanya meminta izin untuk tinggal bersamanya, wanita tersebut setuju dan memberi tahu anak-anaknya bahwa garasinya bisa digunakan jika mereka berkunjung.
Advertisement
Diberikan Pilihan Oleh sang Anak, Antara Garasi atau Panti Jompo
Ketika hari yang ditentukan tiba, orang tua wanita tersebut datang bersama anak-anaknya. Mereka sudah mengatur hotel untuk keluarga anak-anaknya, agar rumah tidak terlalu ramai. Namun, ketika mereka mulai memindahkan barang-barang orang tua ke garasi yang sudah disiapkan, terjadi kebingungan.
Orang tua tidak memahami bahwa garasi tersebut sudah direnovasi menjadi tempat tinggal yang nyaman. Mereka mengira bisa tinggal di rumah utama dengan lima kamar tidur.
Wanita tersebut menjelaskan bahwa ia sebenarnya hanya memiliki dua kamar tidur, satu di antaranya berfungsi sebagai kantor. Dia menyadari bahwa orang tua tidak sepakat tinggal di garasi dan menyampaikan bahwa jika mereka tidak ingin, mereka bisa mencari panti jompo sebagai alternatif.
Situasinya semakin rumit ketika orang tua bersikeras untuk tinggal di rumah tersebut, meskipun putrinya merasa ini adalah situasi di mana ambil atau tinggalkan. Wanita tersebut mencoba menjelaskan bahwa garasi sudah menjadi tempat tinggal yang sesuai, tetapi orang tua tetap tidak setuju.