Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia naik 1% pada perdagangan Selasa karena pelemahan dolar AS dan imbal hasil obligasi AS. Hal ini terjadi setelah inflasi AS lebih lemah dari perkiraan sehingga memicu spekulasi bahwa Bank Sentral AS atau Fed mungkin akan selesai berhenti menaikkan suku bunga lagi.
Mengutip CNBC, Rabu (15/11/2023), harga emas di pasar spot naik 0,9% menjadi USD 1.962,44 per ons pada pukul 14:30 ET, ditetapkan untuk sesi terbaiknya sejak 27 Oktober. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,8% lebih tinggi pada USD 1.966, 50 per ounce.
Advertisement
Harga konsumen AS tidak berubah pada bulan Oktober dan inflasi menunjukkan tanda-tanda melambat. Dalam 12 bulan hingga Oktober, CPI naik 3,2% setelah naik 3,7% di bulan September.
Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan, laporan tersebut “terlihat cukup bagus” karena para pedagang bertaruh bahwa penurunan inflasi akan memungkinkan bank sentral AS untuk tidak menaikkan suku bunga lagi dan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Mei.
“Data CPI jauh lebih lemah dari perkiraan, yang cukup mendukung logam mulia. Kami memperkirakan penurunan data yang signifikan selama kuartal keempat, yang akan melemahkan dolar dan mendukung emas,” kata analis komoditas TD Securities, Daniel Ghali.
“Selama enam bulan ke depan, kami memperkirakan harga emas akan naik menuju USD 2.100 per ounce.” tambah dia.
Selain itu, mendorong kenaikan harga emas batangan juga disebabkan karena indeks dolar turun 1,4%, penurunan harian terbesar dalam satu tahun.
Sementara benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun mengalami hari terburuknya dalam delapan bulan setelah keluarnya data inflasi.
Data yang Bakal Dirilis
Investor juga akan mengawasi data indeks harga produsen AS yang akan dirilis pada hari Rabu.
Perak di pasar spot naik 3,4% menjadi USD 23,07 per ounce dalam sesi terbaiknya dalam sebulan.
Commerzbank menurunkan perkiraan harga perak pada akhir tahun 2024 menjadi USD 29 per ounce dari USD 30.
Namun mereka memperkirakan perak akan mengungguli emas, didukung oleh prospek permintaan industri yang positif dan transformasi ekonomi yang sedang berlangsung menuju netralitas iklim, di mana perak memainkan peran penting.
Advertisement
Harga Emas Dunia Naik Jelang Pengumuman Inflasi AS
Sebelumnya, harga emas naik lebih tinggi seiring pelemahan dolar pada hari Senin. Sementara investor menantikan data inflasi utama AS yang akan dirilis minggu ini yang dapat memberikan petunjuk mengenai sikap suku bunga Federal Reserve.
Dikutip dari CNBC, Selasa (14/11/2023), harga emas dunia naik 0,46% menjadi USD 1,945,5072 per ons. Harga emas berjangka AS naik 0,64% menjadi USD 1.950,10.Indeks dolar turun 0,16%, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Data indeks harga konsumen (CPI) AS akan dirilis pada hari Selasa. Menurut jajak pendapat Reuters, IHK inti AS dari bulan ke bulan diperkirakan meningkat 0,3% di bulan Oktober, dengan kenaikan dari tahun ke tahun sebesar 4,1%. Pedagang juga akan mengamati data indeks harga produsen AS yang dirilis pada hari Rabu.
Jika data menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, harga emas kemungkinan akan turun karena hal itu akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
“Tetapi, jika datanya sesuai, harga emas dunia akan diperdagangkan di kisaran USD 1.950,” tambahnya.
Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.