Sri Mulyani Hadiri Pertemuan Menteri Keuangan APEC di San Francisco, Ini Tema yang Dibahas

Pertemuan APEC ini merupakan persiapan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menghadiri pertemuan leaders atau pimpinan dari APEC, yaitu organisasi yang terdiri dari 21 negara.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Nov 2023, 10:00 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan Menteri Keuangan APEC (APEC Finance Ministers and Deputy’s Meeting – FMM) di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS). (Dok Kemenkeu)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan Menteri Keuangan APEC (APEC Finance Ministers and Deputy’s Meeting – FMM) di San Francisco, California, Amerika Serikat.

"Hari ini cuacanya cerah (waktu setempat), meski udaranya terasa sejuk bagi orang seperti saya yang terbiasa dengan iklim tropis. Saya bertemu rekan-rekan Menteri Keuangan @apec pada hari kedua di The City by The Bay, San Francisco, untuk memulai APEC Finance Ministers Meeting (FMM)," tulis Sri Mulyani di instagram pribadinya @smindrawati, Rabu (15/11/2023).

Dalam sebuah video yang diunggahnya, bendahara negara ini memberikan bocoran terkait pembahasan di hari pertama dalam agenda APEC - FFM.

Menkeu mengatakan, pertemuan APEC ini merupakan persiapan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menghadiri pertemuan leaders atau pimpinan dari APEC, yaitu organisasi yang terdiri dari 21 negara. Tujuan dari APEC yaitu untuk menciptakan sebuah kerjasama untuk bisa menciptakan kemakmuran bersama.

Adapun untuk hari pertama agenda APEC dimulai dengan retreat lunch yaitu makan siang bersama, sehingga pembicaraan bisa lebih akrab, lebih intimate mengenai berbagai masalah dari ekonomi global, dan persoalan-persoalan yang menciptakan resiko baru di dalam perekonomian dunia, termasuk suku bunga yang naik, nilai tukar yang mengalami tekanan, dan juga berbagai negara yang menghadapi pelemahan ekonominya.

Dalam pembahasannya dimulai terkait isu kondisi perekonomian global. Di mana negara besar seperti Amerika Serikat dan RRT menjelaskan mengenai bagaimana kondisi perekonomian mereka, dan dampaknya terhadap seluruh perekonomian dunia.

"Seperti kita ketahui Amerika mengalami tekanan inflasi yang menyebabkan kenaikan suku bunga tinggi bon yield dari Treasury mengalami kenaikan. RRT juga mengalami domestik ekonomi yang melemah yang perlu untuk di address termasuk isu pelemahan sektor properti," katanya.

 


Sustainable Produktivitas

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan Menteri Keuangan APEC (APEC Finance Ministers and Deputy’s Meeting – FMM) di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS). (Dok Kemenkeu)

Selain itu, dalam APEC - FMM juga dibahas mengenai peran kebijakan fiskal dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan yang diprediksi semakin bertambah.

"Kita membahas bagaimana kemudian ekonomi ini perlu untuk merespon dengan kebijakan fiskal, yang tentu tantangannya tidak mudah. Banyak yang kita pelajari dan banyak yang kita share dari pengalaman Indonesia dalam menghadapi mulai covid pemulihan ekonomi dan guncangan ekonomi baik komoditas baik energi maupun food di dalam rangka untuk menjaga perekonomian," ujar Sri Mulyani.

Selanjutnya, pada sesi kedua APEC - FMM, Sri Mulyani menyampaikan tentang modern suplai side economy. Menurutnya, hal itu merupakan sebuah topik yang relatif baru tapi semakin menjadi penting di dalam suasana Geopolitik dan Fragmentasi kerjasama global.

"Indonesia menyampaikan bahwa untuk bisa meningkatkan perekonomian secara jangka panjang dari Sustainable produktivitas menjadi penting berbagai program, seperti perbaikan kualitas SDM, pendidikan, kesehatan," ujarnya.

 


Sustainable finance

Menteri keuangan Sri Mulyani saat di wawancarai oleh liputan6 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kemudian pada sesi ketiga, dalam APEC - FMM dibahas mengenai Sustainable finance, yakni utamanya terkait isu climate change. Menurutnya, isu climate change harus segera di atasi dan aspek keuangan merupakan salah satu aspek penting untuk menyelesaikan permaalahan tersebut.

"Aspek keuangan adalah aspek yang luar biasa pelik dan terutama untuk membiayai transisi energi dari sebuah negara. Namun, aspek keuangannya juga sangat sangat menentukan dan masih perlu banyak yang harus dipecahkan," ujarnya.

Pada sesi terkahir, juga dibahas tentang digital ekonomi terutama cryptocurrency, dan dari sisi digital aset juga merupakan suatu tema yang akan semakin penting di dalam perekonomian seluruh dunia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya