Liputan6.com, Jakarta Disabilitas mental mengubah kehidupan Enuh Nugraha. Alih-alih menjadi ilmuwan atau peneliti sukses, Enuh malah ditemukan hidup menggelandang.
Padahal, dia adalah lulusan perguruan tinggi ternama yakni Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Kelautan angkatan 1997.
Advertisement
Kisah Enuh Nugraha terungkap di kanal YouTube Sinau Hurip. Kanal tersebut memang banyak membahas soal orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Saat ditemui Sinau Hurip pada Oktober lalu, Enuh terlihat tengah duduk di tepi jalan di sekitar Rembang, Jawa Tengah sambil menyusun sampah-sampah plastik.
Saat ditanya, Enuh mengatakan bahwa dirinya berasal dari Ujungberung, Bandung. Pria berpenampilan lusuh dan diduga ODGJ tersebut masih bisa diajak komunikasi. Menurut penuturannya, ia tidak memiliki istri, anak, dan saudara.
Obrolan pun berlanjut hingga terungkap latar belakang pendidikannya. Ia menyampaikan soal SD, SMP, hingga SMA tempatnya belajar dulu. Dan hal yang membuat warganet percaya tak percaya adalah pengakuannya soal pernah kuliah di ITB.
"Lulus dari ITB, IPK 2,97," katanya dalam video yang diunggah pada 12 Oktober 2023.
Seolah bukan ucapan belaka, Enuh semakin meyakinkan pemirsa bahwa dia benar-benar alumni ITB dengan menyebut nama rektor ITB kala itu.
Usai berbincang, Sinau Hurip melakukan pembersihan pada tubuh Enuh, mulai dari memotong kuku hingga mencukur rambutnya.
Kisah Enuh Viral dan Sampai ke Teman-Teman Seangkatan
Video pertemuan Sinau Hurip dan Enuh Nugraha pun viral dan hingga kini sudah ditonton 1,2 juta kali.
Kisah Enuh pun dimuat di berbagai media nasional sehingga namanya dikenal dan kisahnya pun sampai pada teman-teman seangkatannya. Mereka membenarkan bahwa Enuh adalah teman mereka yang telah lama tak ada kabar.
Beberapa kawan lama Enuh pun datang langsung ke lokasi untuk menjemputnya.
"Yang datang itu teman-temannya dari ITB," terang sang pemilik video dalam unggahan Minggu, 12 November 2023.
Ia langsung mempertemukan pria-pria itu dengan Enuh. Meski Enuh sering mengucap beberapa nama kawannya seperti Irfan dan Semeidi Husrin, tapi dirinya tak dapat langsung mengingat. Meski begitu, Enuh tak dapat menyembunyikan rasa bahagia yang terpancar dari raut wajahnya.
Advertisement
Pelukan Hangat Kawan Kuliah
Salah satu rekan yakni Semeidi Husrin yang dikenal warganet sebagai seorang profesor peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tak segan memeluk Enuh.
“Ini siapa?” tanya Semeidi sambi menunjukkan dirinya di hadapan Enuh.
“Edi (sapaan Semeidi),” kata Enuh.
“Alhamdulillah Gusti, hatur nuhun (terima kasih),” ucap Edi.
Keduanya pun berpelukan sambil bersyukur kepada Tuhan atas pertemuan tersebut.
“Sehat euy? Cageur (sembuh) euy, gawe jeung urang nya! (kerja sama saya ya) Ingat nya, ke urang dahar sing ngeunah nya (nanti kita makan yang enak ya).
"Kalau ini? Ini yang sering disebut namanya sama akang," tanya si pemilik video. "Ini Irfan Sandi," ungkap si pemilik video. "Mukanya merah, itu ekspresi bahagia lho."
Suasana haru pun menyeruak di ruangan tersebut. Edi tak kuasa menahan haru dan terus memeluk Enuh sambil menepuk-nepuk punggungnya.
Depresi Diduga Akibat Hubungan Asmara Kandas
Usai melepas rasa rindu, Enuh dan rekan-rekannya duduk bersama dan saling berbincang.
Di kesempatan itu, pemilik video menduga pemicu depresi Enuh adalah kandasnya hubungan asmara dengan perempuan bernama Sri Endah. Enuh mengaku pernah menjalin hubungan spesial dengan Endah, tapi kemudian kandas.
Kandasnya hubungan mereka diduga membuat Enuh terguncang hingga jadi gelandangan. Namun, dugaan tersebut masih belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Terlepas dari hal tersebut, pertemuan Enuh dengan kawan-kawannya menuai berbagai komentar dari warganet.
“Saya sangat terharu, inilah arti suatu persahabatan yang tulus, perhatian dan saling peduli di antara sahabat-sahabat alumni. Semoga dengan bertemu teman-teman alumninya di ITB Kang Enuh Nugraha bisa segera sehat kembali,” tulis warganet.
“Pertemuan dengan teman lama sebaya, reuni, adalah flashback yang tak tergantikan. Suatu healing dan refleksi diri yang baik untuk menetralkan kelelahan jiwa kita,” tulis warganet lainnya.
Advertisement