Rupiah Hari Ini Perkasa, Dipatok 15.500 per USD

Nilai tukar (kurs) rupiah perkasa pada Rabu pagi. Rupiah menguat sebesar 1,24 persen atau 195 poin menjadi 15.500 per USD dari sebelumnya 15.695 per USD.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Nov 2023, 11:15 WIB
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah perkasa pada Rabu pagi. Rupiah menguat sebesar 1,24 persen atau 195 poin menjadi 15.500 per USD dari sebelumnya 15.695 per USD.

Analis pasar mata uang Lukman Leong menyatakan penguatan kurs rupiah disebabkan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan.

“Rupiah menguat terhadap dolar AS yang melemah tajam setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Inflasi AS month to month (MoM) 0 persen dengan perkiraan sebelumnya 0,1 persen, dan year on year (YoY) 3,2 persen dengan ekspektasi 3,3 persen,” kata Lukman dikutip dari Antara, Rabu (15/11/2023).

Melihat sentimen dari dalam negeri, investor menantikan data perdagangan Indonesia yang akan rilis pada Rabu ini.

Neraca perdagangan Indonesia

Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan surplus sekitar USD 3 miliar, tetapi ekspor dan impor diprediksi menurun masing-masing -15,35 persen dan -7,4 persen.

Selain itu, pelaku pasar juga menunggu sejumlah data ekonomi dari China seperti penjualan ritel dan produksi industri. Produksi industri China diperkirakan meningkat 4,4 persen sedangkan penjualan ritel naik 7 persen.

Sebelumnya, pada pekan lalu, aktivitas ekspor China pada Oktober 2023 menunjukkan penurunan melebihi konsensus pasar, yakni -6,4 persen dengan konsensus -3,3 persen.

China juga melaporkan terjadi deflasi yang bisa diartikan penurunan permintaan dan pelambatan ekonomi di negara tersebut.

Nilai tukar rupiah hari ini berkisar 15.500-15.600 per USD,” ujarnya.

 


Minim Sentimen, Rupiah Hari Ini Rawan Melemah ke 15.750 per Dolar AS

Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi menguat sebesar 0,04 persen atau 6 poin menjadi 15.695 per dolar AS dari sebelumnya 15.701 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memprediksi potensi pelemahan rupiah pada Selasa ke arah 15.750 per dolar Amerika Serikat (AS) dengan potensi support di sekitar 15.680 per dolar AS.

“Tidak ada sentimen baru untuk pergerakan rupiah (terhadap) dolar AS dari kemarin hingga pagi ini. Jadi, rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini seperti kemarin,” ujar dia dikutip dari Antara, Selasa (14/11/2023).Menurut dia, para pelaku pasar masih memberikan fokus terhadap kebijakan suku bunga tinggi AS, masalah di Jalur Gaza Palestina, dan pelambatan ekonomi China.

Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell sempat membuka peluang kenaikan suku bunga acuan AS lagi untuk menurunkan tingkat inflasi AS yang sampai saat ini masih belum turun ke level target 2 persen.

Terkait ekonomi Negeri Tirai Bambu, pada pekan lalu, aktivitas ekspor China pada Oktober 2023 menunjukkan penurunan melebihi konsensus pasar, yakni -6,4 persen dengan konsensus -3,3 persen.

China juga melaporkan terjadi deflasi yang bisa diartikan penurunan permintaan dan pelambatan ekonomi di negara tersebut.

 


Menanti Data Inflasi AS

Petugas menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Malam ini, pasar menantikan data inflasi konsumen AS bulan Oktober 2023. Data ini ditunggu pasar karena berhubungan erat dengan ekspektasi kebijakan suku bunga AS ke depan. Karena itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berkonsolidasi.

“Inflasi diperkirakan 3,3 persen yoy (year on year) dari sebelumnya 3,7 persen,” ucap Ariston.

 

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya