Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, ponsel Android memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk mengunduh aplikasi di luar Play Store. Namun, kebebasan ini juga membawa risiko serangan malware dan ancaman keamanan.
Google merespons dengan melakukan pembaruan pada Google Play, tidak hanya untuk meningkatkan keamanan perangkat, tetapi juga untuk mengubah antarmuka pengguna (UI) Play Store.
Advertisement
Berdasarkan informasi yang ditemukan oleh pembongkar kode AssembleDebug di saluran Telegram GApps Flags & Leaks, Google sedang mengembangkan UI baru untuk Play Store.
Diwartakan Android Police, dikutip Sabtu (18/11/2023), perubahan ini berfokus pada verifikasi identitas dan metode pembayaran pengguna saat mengunduh aplikasi.
Pengguna akan diminta untuk mengatur pengaturan ini, mengurangi kemungkinan pengunduhan tidak sengaja aplikasi berbayar atau berpotensi mengandung malware.
Meskipun UI baru ini masih dalam tahap pengujian dan belum ada tanggal peluncuran resmi, langkah-langkah keamanan lainnya telah diimplementasikan.
Google Play Protect, misalnya, sedang diperbarui untuk melindungi perangkat dari malware dengan melakukan pemindaian APK secara real-time. Pengguna juga dapat mengaktifkan Safe Browsing Android, sebuah fitur yang memberi peringatan tentang ancaman saat menjelajahi web.
Saat ini, tidak ada jadwal pasti untuk peluncuran UI baru Play Store, namun, pengguna dapat mengambil langkah-langkah pencegahan. Di pengaturan Play Store, pastikan bahwa semua pembelian memerlukan autentikasi.
Versi terbaru Google Play Protect juga dapat memindai aplikasi di perangkat secara berkala. Dengan upaya ini, Google berusaha membuat pengaturan keamanan lebih mudah diakses, memungkinkan pengguna Android untuk melindungi data dan perangkat mereka dengan lebih baik.
Google Play Protect Perkuat Keamanan Real-Time
Sebelumnya, Google mengumumkan pembaruan Play Protect dengan dukungan pemindaian real-time code-level untuk mencegah aplikasi baru berbahaya diunduh dan dipasang di perangkat Android.
"Google Play Protect sekarang akan merekomendasikan pemindaian aplikasi secara real-time ketika menginstal aplikasi yang belum pernah dipindai sebelumnya, untuk membantu mendeteksi ancaman yang muncul," ujar Google, dikutip The Hacker News, Selasa (24/10/2023).
Google Play Protect adalah layanan pendeteksi malware bawaan Android untuk mencari aplikasi yang berpotensi berbahaya, serta dapat mencegahnya dipasang di perangkat Android. Sistem ini mampu mendeteksi aplikasi yang berasal dari Play Store maupun sumber lainnya.
Dengan perlindungan terbaru ini, sinyal khusus dari aplikasi akan dievalusi Play Protect di tingkat pengkodean secara real-time. Metode ini dilakukan guna menentukan apakah aplikasi Android tersebut aman untuk diinstal atau bersifat berbahaya.
"Peningkatan ini akan membantu melindungi pengguna dengan lebih baik dari aplikasi polimorfik berbahaya yang memanfaatkan berbagai metode, seperti AI, untuk diubah agar tidak terdeteksi," kata Google, seraya menambahkan bahwa fitur ini diluncurkan di negara-negara tertentu, dimulai dari India.
Peningkatan keamanan ini dilakukan karena para pembuat aplikasi nakal terus menemukan berbagai cara untuk menyebarkan malware di Android. Sering kali, hal ini ditemukan melalui tautan ke aplikasi palsu atau file APK yang dikirim di aplikasi chatting.
Penting untuk dicatat, pembaruan ini juga mengikuti revisi pada Android Security Paper, yang memberikan gambaran menyeluruh tentang keamanan proaktif bawaan platform di seluruh perangkat keras, anti-eksploitasi, Layanan Keamanan Google, dan berbagai API manajemen yang dapat diakses oleh bisnis dan pemerintah.
Advertisement
Adware Membombardir Pengguna Browser dengan Iklan
Di sisi lain, masih mengenai keamanan pada perangkat, adware merupakan salah satu perangkat lunak invasif yang membombardir pengguna PC dengan iklan berulang-ulang.
Tanda-tanda jika perangkat kamu telah terinfeksi adware adalah adanya pop-up acak, perubahan pada web browser kamu, dan spyware. Lalu bagaimana perangkat kamu dapat terkena adware?
Dilansir Norton, Senin (4/9/2023), terdapat dua cara paling umum, yaitu mengunduh program yang berisi adware dan situs web yang tidak aman. Ada banyak program adware yang berjalan di latar belakang, sehingga sulit dikenali.
Dilansir sumber yang sama, ini dia beberapa tanda kalau perangkat kamu telah terinfeksi oleh adware.
1. Komputer berjalan lambat
2. Menerima iklan terus-menerus
3. Perangkat sering tiba-tiba berhenti
4. Ada perubahan pada browser kamu
5. Koneksi internet terganggu
Cara Menghilangkan Adware pada Perangkat
Untuk menghilangkan adware, setiap perangkat memiliki cara yang berbeda-beda. Jika kamu menggunakan perangkat Android, kamu bisa mengaktifkan Safe Mode.
Caranya mudah, cukup tahan tombol daya, kemudian pilih Reboot in Safe Mode. Setelah itu buka Pengaturan, pilih Aplikasi & Pemberitahuan. Tinjau dan cermati semua aplikasi di perangkat kamu. Uninstall aplikasi yang dirasa tidak sesuai.
Untuk pengguna iPhone, cara menghapus adware di dalamnya adalah dengan mematikan perangkat, kemudian hidupkan kembali. Setelah itu lakukan booting. Masuk ke Pengaturan Sistem, pilih Umum dan Penyimpanan untuk mencari aplikasi yang mencurigakan.
Cara menghapus adware pada PC, klik opsi Start, buka Control Panel, pilih Add/Remove Programs. Sementara pada Mac, penghapusan adware mirip pada perangkat iPhone.
Advertisement