Film Women From Rote Island Bawa Pulang 4 Piala Citra FFI 2023, Mengangkat Kisah Tentang Korban Kekerasan Seksual

Women From Rote Island atau juga dikenal dengan judul Perempuan Berkelamin Darah berhasil membawa piala citra FFI 2023 kategori Film Cerita Panjang Terbaik

oleh Vera Utami diperbarui 15 Nov 2023, 14:30 WIB
Women From Rote Island (IMDb)

Liputan6.com, Jakarta - Women From Rote Island atau juga dikenal dengan judul Perempuan Berkelamin Darah berhasil membawa piala citra FFI 2023 kategori Film Cerita Panjang Terbaik.

Film ini merupakan debut Jeremias Nyangoen sebagai sutradara selama berkarier di industri perfilman. Ia sendiri sebelumnya dikenal sebagai aktor yang membintangi karakter Sumanto dalam film kanibal yang bertajuk Sumanto (2004).

Women From Rote Island menyabet Piala Citra 2023 dengan mengalahkan empat film bergengsi lainnya seperti 24 Jam Bersama Gaspar, Budi Pekerti, Like and Share, dan Sleep Call.

Tak hanya satu penghargaan, film ini memborong empat piala citra sekaligus. Tiga lainnya adalah kategori Penulis Skenario Terbaik, Sinematografi Terbaik dan Sutradara Terbaik. Menariknya lagi sutradara terbaik dan penulis skenario terbaik juga berhasil dibawa pulang oleh Jeremias Nyangoen.


Sinopsis Women From Rote Island

Women From Rote Island (Instagram/ womenfromroteisland)

Melansir dari Busan International Film festival, Women From Rote Island berkisah tentang seorang perempuan bernama Orpha yang merupakan penduduk asli pulau Rote. Ia merupakan seorang ibu yang memiliki tiga orang anak perempuan.

Suami Orpha sudah meninggal dan ia harus berjuang keras untuk menghidupi keluarga kecilnya. Namun itu terasa tidak mudah sebab ada anggapan buruk yang ia terima sebagai seorang janda dan hal-hal ini yang terus menjadikan perempuan sebagai gender kelas dua.

Salah satu anak Orpha yang bernama Martha menjadi pekerja ilegal di Sabah, Malaysia. Namun akhirnya Martha harus pulang ke kampung halaman dengan membawa kesedihan lantaran ia menerima kabar bahwa ayahnya meninggal.

 


Mengangkat Isu Kekerasan Seksual

Women From Rote Island (Instagram/ womenfromroteisland)

Konflik film ini dimulai setelah kepulangan Martha ke Rote. Ternyata ia menyimpan trauma saat kembali ke kampung halaman karena sempat menjadi korban kekerasan seksual.

Martha mengalami pemerkosaan yang meninggalkan depresi dan trauma berat. Ia pun juga menghadapi kekerasan verbal dalam kehidupan sehari-seharinya. Martha semakin emosional akibat kejadian-kejadian buruk yang terus dialami.


Berjuang Melawan Trauma

Pulau Rote yang digambarkan sebagai tempat yang indah dengan alam yang luar biasa terasa begitu keras bagi Orpha dan keluarganya terutama bagi Martha. Di satu sisi, Martha harus berjuang melawan rasa trauma namun di sisi lain banyak anggapan buruk di masyarakat tentangnya.

Ada diskriminasi gender di antara masyarakat lokal yang menjadikan perempuan di posisi nomor dua. Martha pun yang akhirnya mendapat pekerjaan baru sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit terus dibayangi tragedi pemerkosaan dan label buruk yang disematkan orang-orang padanya.  

 

Film-film ini terinspirasi dari hari kemerdekaan negara Amerika Serikat yang jatuh pada tangga 4 Juli. Apa sajakah?

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya