Menteri Israel Bezalel Smotrich Serukan Warga Palestina di Gaza Migrasi Sukarela ke Negara Lain

Pada tahun 2017, Bezalel Smotrich mempublikasikan gagasan yang tidak kalah kontroversialnya, yaitu perluasan permukiman Yahudi tanpa batas dan aneksasi penuh Tepi Barat.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Nov 2023, 15:01 WIB
Seorang wanita membawa bendera putih untuk mencegah penembakan saat warga Palestina meninggalkan Kota Gaza ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din, Bureij, Selasa (7/11/2023). (AP Photo/Mohammed Dahman)

Liputan6.com, Tel Aviv - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada Selasa (14/11/2023), blak-blakan mengatakan bahwa dia mendukung proposal anggota Knesset (parlemen Israel) Ram Ben Barak dan Danny Danon agar warga Palestina melakukan migrasi sukarela.

Melalui opini di Wall Street Journal, Barak dan Danan menyerukan negara-negara di dunia menerima masuknya pengungsi dari Gaza.

Smotrich, yang juga menjabat sebagai gubernur de facto Tepi Barat yang diduduki, memuji usulan tersebut sebagai satu-satunya solusi bagi 2,3 juta warga Gaza, yang disebutnya telah menjadi simbol ambisi memusnahkan Negara Israel.

"Mayoritas warga Gaza adalah generasi keempat dan kelima dari pengungsi 48," tulis Smotrich dalam unggahannya di Facebook, mengacu pada Nakba tahun 1948, ketika lebih dari 700.000 warga Palestina diusir paksa dan mereka serta keturunannya tidak dapat kembali.

"Yang bukannya direhabilitasi ... seperti ratusan juta pengungsi di seluruh dunia malah disandera di Gaza dalam kemiskinan."

Dia menambahkan bahwa Negara Israel tidak dapat didamaikan dengan keberadaan Gaza yang merdeka yang bergantung pada kebencian terhadap Israel dan aspirasi untuk menghancurkannya.


Solusi Mengerikan Smotrich

Warga Palestina dengan barang-barang mereka mengungsi ke daerah yang lebih aman di kota Gaza setelah serangan udara Israel, pada 13 Oktober 2023. (MOHAMMED ABED/AFP)

Dalam Rencana Penentu Israel yang dirilis pada tahun 2017, Smotrich menguraikan solusinya terhadap masalah demografis.

Dia mengusulkan perluasan permukiman Yahudi tanpa batas dan aneksasi penuh Tepi Barat, di mana warga Palestina diharuskan hidup tanpa hak politik di bawah pemerintahan Yahudi atau beremigrasi ke negara lain.

Warga Palestina yang tidak mau menerima opsi ini dikategorikan sebagai teroris dan akan ditindak tegas oleh aparat keamanan.

Pernyataan Smotrich muncul pasca surat yang dia tulis kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, di mana dia menyerukan pembentukan zona keamanan steril di sekitar permukiman di Tepi Barat untuk mencegah orang Arab memasuki wilayah tersebut.


Israel Berencana Ungsikan Warga Gaza ke Mesir

Pekan lalu, IDF mengatakan bahwa Hamas memanfaatkan peluang kemanusiaan yang diberikan IDF kepada penduduk Gaza dan melakukan serangan dengan tembakan mortir dan rudal anti-tank. (AP Photo/Hatem Moussa)

Belum lama ini, dokumen Kementerian Intelijen Israel bocor ke situs berita Israel Calcalist yang merinci rencana pemindahan paksa warga Palestina di Gaza ke Semenanjung Sinai.

Menurut rancangan kebijakan yang bocor, setelah pengusiran mereka, 2,3 juta warga Palestina di Gaza pada awalnya akan ditempatkan di kota-kota tenda, sebelum komunitas permanen dapat dibangun di bagian utara semenanjung.

Mesir telah berulang kali menolak gagasan bahwa warga Palestina dapat mengungsi ke Mesir untuk sementara waktu ketika Israel melancarkan operasi militernya melawan Hamas di Gaza.

Sejak serangan Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober, lebih dari 11.000 warga Palestina tewas, termasuk lebih dari 4.000 anak-anak.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya