Liputan6.com, Jakarta - Tidak berbeda dari banyak pasangan suami istri pada umumnya, Anies Baswedan dan Fery Farhati Ganis juga punya perjuangan tersendiri dalam kebersamaan mereka. Salah satunya disebut bahwa Fery pernah terpaksa ditinggal sang suami saat mengandung anak pertama mereka, Mutiara Baswedan.
Ini merupakan satu dari sekian banyak topik yang dibahas perempuan berusia 52 tahun itu ketika jadi tamu podcast Merry Riana dalam video yang diunggah ke YouTube, Selasa, 14 November 2023. Fery berkata, "Kami menikah bulan Mei 1996. Bulan Juli (1996), kami berangkat ke Amerika untuk sekolah bersama-sama."
Advertisement
"Mas Anies sudah dapat sekolah, jadi saya berencana mendaftar ketika sudah berada di sana," ia menyambung. "Jadi, saya ikuti kelas internasional, international spouse program, biasanya memang ada di kampus. Baru mengikuti beberapa lama, tahunya saya hamil. Jadi, di luar rencana."
"Kebetulan hamil saya berat, ngidamnya berat, enggak bisa masuk makanan. Jadi, badan sering dehidrasi. Saya harus dibawa ke rumah sakit. Kami enggak punya kendaraan, dan harus naik bus ditemani mas Anies. Sampai di rumah sakit, saya diinfus, terus segar," imbuhnya.
"Lagi segar itu," Fery Farhati Ganis melanjutkan. "Kesempatan dibelikan makanan oleh mas Anies. Di satu sisi, mas Anies sibuk menyesuaikan dengan pelajaran baru di kampus. Di sisi lain, saya di rumah tidak bisa berbuat banyak. Karena itu, kami membuat keputusan berat, saya menunggu saja di Indonesia."
Dipanggil Om oleh Anak Pertamanya
Keputusan itu terpaksa diambil, supaya Anies Baswedan bisa lebih fokus pada studinya. "Sebetulnya ada kenalan yang ikut bantu, jagain (saya), tapi bagaimana pun kan tetap jadi pikiran," kata Fery bercerita. "Jadi, akhirnya saya pisah dulu (dengan suami). Usia kandungan tujuh bulan, saya pulang, dan melahirkan di Indonesia."
Karena berada jauh dari suami, Fery menyebut bahwa banyak orang yang mau membantu dan mengungginya saat melahirkan anak pertama mereka. "Kedua orangtua saya, kedua orangtua mas Anies, paman bibi kami, kemudian kenalan keluarga di kota itu. Jadi, kelahiran Tia itu ditunggu banyak orang," ucapnya sambil tersenyum.
Prosesi persalinan berjalan lancar, dan Anies baru bisa bertemu putrinya ketika sang buah hati berusia 15 bulan. "Itu enggak bisa lama juga (bertemunya), karena mas Anies harus kembali lagi sekolah, dan waktu itu saya belum bisa ikut," sebut dia.
Yang lucu, ketika Mutiara bertemu lagi dengan sang ayah, ia memanggilnya "om," menurut Fery, yang ditanggapi Merry Riana dengan tertawa.
Advertisement
Cerita yang Punya Hikmah
Fery melanjutkan, "Waktu itu kami pengantin baru. maksudnya enggak kepingin pisah. Apa kita mau mengikuti keinginan hati atau menyelamatkan apa yang jadi tujuan kita. Yang harus didahulukan pastinya kepentingan yang lebih besar."
Ia mengakui bahwa waktu menjalaninya, hal itu berat, tapi sekarang, momen itu jadi seperti "cerita yang pasti ada hikmahnya," ia menyebut. Melanjutkan cerita, Fery juga menyebut bahwa kemampuan mendengarnya turun seiring melahirkan anak.
"Kalau saya melahirkan anak, kemudian pendengarannya menurun. Ini katanya penyakit keturunan, karena hormon atau hal lain, ada pengapuran, jadi syaraf pendengaran saya menurun setiap kali melahirkan anak," paparnya, menambahkan bahwa sekarang ia memakai alat bantu dengar.
"Kalau orang bicara di belakang, saya mungkin jadi kurang dengar," kata dia. "Tapi kalau dari depan, saya bisa (mendengar) sambil membaca gerak bibir."
Merry Riana juga menanyakan satu sifat Anies yang tidak banyak orang tahu. "Pak Anies itu humoris, suka guyon," jawab Fery.
Bersyukur Jadi Full Time Mom
Istri Anies Baswedan itu mengatakan bahwa suaminya acap kali ditunggu keluarga di rumah. "Sekarang memang waktu kumpulnya lebih sedikit, tapi walau sebentar, durasinya sudah kami syukuri bareng-bareng," kata dia. "Saya setiap malam sebelum tidur itu selalu tertawa berdua. Mengetawakan hal-hal sepele. Kadang saling menertawakan. Itu yang membuat kami selalu dekat."
Ketika ditanya akan mendahulukan kepentingan anak atau suami, Fery menjawab, itu sangat situasional. "Ketika kami kembali (bersama setelah Anies menyelesaikan studi di AS), saya punya kesempatan bekeja seperti mas Anies," ia bercerita. "Situasi saat itu membuat kami berkesimpulan, anak-anak harus mendapat perhatian."
Mereka pun memikirkan solusi terbaik saat itu, yang mana memutuskan Fery tetap berada di rumah, namun berkegiatan di sekitar untuk tetap berdampak secara sosial. "Sekarang anak-anak sudah besar, saya bisa lebih aktif dengan aktivitas-aktivitas saya," sebut Fery.
Ia melanjutkan dengan mengucap syukur bisa menikmati hak istimewa jadi "full time mom."
Advertisement