Berkah Konser Coldplay Jakarta, Pendapatan Pajak Naik

Konser Coldplay Jakarta dinilai bisa mengerek pendapatan pajak Indonesia

oleh Ilyas Istianur PradityaArief Rahman H diperbarui 15 Nov 2023, 19:58 WIB
Diperkirakan ada 70 ribu penonton yang akan memenuhi SUGBK. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Konser Coldplay di Jakarta dinilai bisa mengerek pendapatan pajak Indonesia. Hal ini, menyusul antusiasme penggemar untuk menonton konser Coldplay di Gelora Bung Karno itu.

Peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Putu Rusta Adijaya menaksir ada peningkatan pendapatan pajak dari penjualan tiket konser Coldplay Jakarta.

"Kalau dari sisi pendapatan pajak, ada penerimaan cukup besar karena tiket yang dijual masih exclude pajak 15 persen dan biaya-biaya lainnya,” kata Putu dalam keterangannya, Rabu (15/11/2023).

Sementara itu, jika dilihat dampaknya terhadap pergerakan nilai tukar Rupiah, Putu tak melihat dampak yang signifikan. Pasalnya, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih dominan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi AS.

“Ada dampak konser Coldplay, tapi tidak terlalu besar bagi nilai Rupiah. Pergerakan nilai Rupiah lebih dipengaruhi oleh sentimen kondisi ekonomi eksternal, seperti ekonomi AS. Posisi dovish maupun hawkish The FED ini yang lebih punya pengaruh," tuturnya.

Dampak Ekonomi ke Jakarta

Di sisi lain, Putu melihat dampak ekonomi yang cukup besar di DKI Jakarta. Tak cuma itu, dia menaksir ada dampak ekonomi yang meluas ke wilayah-wilayah di Indonesia.

Ini jadi dampak terusan dari banyaknya wisatawan domestik. Dia menilai, dampak dari wisatawan mancanegara juga bisa berkontribusi pada pendapatan devisa Indonesia.

"“Para wisman yang datang ke Indonesia untuk menonton Coldplay di Jakarta juga memberikan devisa. Wisatawan domestik dari daerah lain juga datang ke Jakarta. Ada perputaran ekonomi di Jakarta, ada pemasukan buat negara juga," katanya.

"Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan bahwa potensi pemasukan satu hari bisa mencapai sekitar Rp 1,17 triliun. Lalu, hotel-hotel di sekitar venue konser sudah banyak yang full-booked berdasarkan pengamatannya,” imbuhnya.

 


Cuma Konser Satu Hari

Potret konser band Coldplay (Instagram/coldplay).

Lebih lanjut, Putu menyayangkan konser Coldplay di Jakarta hanya digelar satu hari. Hal ini berbeda dengan sejumlah negara destinasi konser lainnya yang menggelar antara 2-6 hari.

Ini disinyalir bisa berpengaruh pada pengaruh ekonomi yang terjadi di Indonesia.

“Di Filipina dan Thailand tahun depan, Coldplay konser 2 hari. Di Singapura, 6 hari. Ada extra date. Ini disayangkan mengingat potensi ekonomi kreatif, pariwisata, bahkan MICE di Indonesia sangat besar," ungkap dia.

"Pemerintah dapat membenahi dan mengevaluasi penyebab hal ini agar ke depan dapat memanfaatkan kesempatan dari perhelatan musisi global dengan lebih optimal,” pungkas Putu.

 


Penumpang KA Melonjak

Calon penumpang bersiap menaiki kereta api di Stasiun Gambir, Jakarta, Jumat (22/4/2022). Adapun Volume penumpang berangkat sebanyak 6.300 atau 41 persen dari total Tempat Duduk yang tersedia sebanyak 15.506. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat, terjadi peningkatan volume penumpang KA Jarak Jauh di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, menjelang diselenggarakannya konser grup band Coldplay di Jakarta pada Rabu (15/11).

Tercatat, pada periode 14 - 15 November 2023 terdapat 15.687 penumpang kereta api Jarak Jauh yang tiba di Stasiun Gambir. Angka ini meningkat 30 persen dibanding periode pekan lalu pada 7 - 8 November 2023 sebanyak 12.033 penumpang.

"Kami berkomitmen untuk terus melayani pelanggan yang menggunakan kereta api untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk menyaksikan konser Coldplay tersebut," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (15/11).

Pengunjung konser tersebut juga dapat menggunakan commuter line untuk menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno (tempat berlangsungnya konser). Setidaknya ada 3 stasiun commuter line terdekat, yakni Stasiun Palmerah, Stasiun Karet, dan Stasiun Sudirman.

"Diharapkan masyarakat terus menggunakan kereta api sebagai transportasi massal yang aman, nyaman, dan bebas macet serta tepat waktu," ujar Joni.

 


Tiket Kereta Api

Calon penumpang Kereta Api Jarak Jauh mencetak tiket di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (16/12/2020). 47 KA jarak jauh yang dioperasikan selama masa Nataru 2020/2021 terdiri dari, 22 KA dari Stasiun Gambir, 23 dari Stasiun Pasar Senen, dan dua dari Jakarta Kota. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Per Rabu (15/11), KAI mencatat bahwa tiket kereta api untuk libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada 21 Desember 2023 sampai 7 Januari 2024 masih tersedia. Sebanyak 232.574 tiket kereta api yang sudah terjual, dari 1.182.968 tiket yang disediakan untuk periode 21 sampai 30 Desember 2023.

"Jumlah tersebut masih akan terus bertambah karena penjualan masih berlangsung. Masyarakat dapat segera memesan tiket karena tiket KA masa Nataru masih cukup banyak tersedia," ucap Joni.

Kereta api yang menjadi favorit untuk Angkutan Nataru sejauh ini masih di dominasi kota tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di antaranya KA Bengawan relasi Pasarsenen -- Purwosari pp, KA Airlangga relasi Pasarsenen -- Surabaya Pasarturi pp, KA Kahuripan relasi Kiaracondong -- Blitar pp, KA Serayu relasi Pasarsenen -- Purwokerto pp, dan lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya