Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris dengan Aliran Berbeda di Sulteng dan Jateng

Aswin mengatakan, kedua teroris itu ditangkap di tempat yang berbeda, yaitu satu orang di Sulawesi Tengah yang merupakan teroris dari Anshor Daulah. Sementara satu orang di Jawa Tengah yaitu dari Jamaah Islamiah.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 16 Nov 2023, 10:37 WIB
Tangan terduga teroris diborgol saat digiring anggota Densus 88 Antiteror setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (18/3/2021). Polri memindahkan 22 terduga teroris jaringan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dari Jawa Timur ke Jakarta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Detasmen Khusus (Densus) 88 antiteror Mabes Polri menangkap dua terduga teroris di Sulawesi Tengah dan Jawa Tengah.

"Benar (menangkap teroris). Penyidik Densus 88 masih bekerja intensif," kata Juru Bicara Densus 88 antiteror Mabes Polri, Kombes Aswin Siregar saat dihubungi, Kamis (16/11/2023).

Aswin mengatakan, kedua teroris itu ditangkap di tempat yang berbeda, yaitu satu orang di Sulawesi Tengah yang merupakan teroris dari Anshor Daulah. Sementara satu orang di Jawa Tengah yaitu dari Jamaah Islamiah. 

"Penangkapan tersangka tindak pidana terorisme 1 orang Sulteng (Anshor Daulah) dan 1 orang di Jawa Tengah (JI)," pungkasnya.

Sebelumnya, Densus 88 telah menangkap dua tersangka kasus terorisme kelompok Jamaah Anshor Daulah (JAD), pimpinan Abu Oemar (AO). Para teroris ini diduga berencana menggagalkan Pemilu 2024.

"Ada tambahan dua orang lagi yang baru kita lakukan penangkapan terkait dengan jaringan AO yang berencana menggagalkan atau mengganggu jalannya pesta demokrasi tersebut," kata Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar saat jumpa pers, Jumat (3/11).

Keduanya yakni, inisial AH alias AM dan DAM yang ditangkap pada 1 November di wilayah Jawa Barat. Dengan kini total anggota AO yang sudah ditangkap selama Oktober mencapai 42 tersangka.

"Mereka masing-masing juga ada di dalam suatu grup, misalnya di dalam grup Whatsapp yang mereka namakan kelompok Muslim United atau Ummatan Wasathan ada beberapa grup seperti ini yang isi dari grup tersebut adalah membicarakan mengenai giro yah," kata dia.

"Semangat atau membangkitkan semangat untuk kegiatan kegiatan yang sebenarnya sangat bersinggungan dengan aksi atau melanggar tindak pidana terorisme. Seperti share to share atau saling membagi materi-materi yang berasal dari kelompok ISIS," tambah Aswin.

Selain membahas soal doktrin, ungkap Aswin, mereka juga kerap melakukan penggalangan donasi untuk disalurkan ke satu tempat atau dipergunakan oleh kelompok ini.

"Kemudian juga aktif melakukan pembahasan atau diskusi tentang bagaimana melakukan perencanaan penggagalan pesta demokrasi atau pemilu tersebut," ujarnya.


Coba Gagalkan Pemilu 2024

Gaya Densus 88 Antiteror Mabes Polri saat penangkapan terduga teroris di Jalan Gempol Raya, Kunciran Indah, Tangerang, Banten, Rabu (16/5). Petugas tampak menenteng senjata laras panjang dan menggunakan penutup wajah. (Merdeka.com/Istimewa)

Aswin menggambarkan tindakan kelompok tersebut untuk menggagalkan Pemilu 2024 yang dimulai sejak Agustus 2023. Di mana, AH alias AM dan DAM turut mengikuti suatu acara kajian dipimpin oleh saudara UR, seorang tersangka teroris yang sudah ditangkap.


Densus Terus Pantau Situasi Pemilu 2024

Dalam kajiannya tersebut, UR turut menyampaikan doktrin agar para pengikutnya mau untuk menggagalkan pemilu. Lewat upaya persiapan maupun teror yang kerap disebut amaliyah oleh para kelompok teroris.

"Bisa saja berupa penyerangan misalnya, dengan menggunakan senjata tajam, atau senjata api, dan yang paling kita sangat tidak inginkan adalah biasanya bom bunuh diri. Dengan cara amaliyah dan semampunya masing-masing," kata dia.

"Jadi ini memang keterangan yang atau pernyataan yang didiskusikan oleh mereka di dalam kelompoknya. Sehingga kami ingin menekankan sekali lagi bahwa kasus ini akan terus diselidiki dan dikembangkan oleh Densus 88," tambah Aswin

Oleh sebab itu, Aswin memperingati kepada siapapun agar tidak mencoba mengganggu keamanan dan ketertiban terlebih, jelang Pemilu 2024. Agar bisa mencegah sedini mungkin aksi terorisme yang mungkin terjadi.

"Jadi kita tidak terpengaruh oleh situasi maupun kondisi yang lain. Densus 88 memantau terus naik turunnya eskalasi ancaman dari kelompok-kelompok teror ini. Di mana eskalasi kita rasakan meningkat atau ada perubahan, tentu Densus harus merespon," jelasnya.

 

Reporter: Nur Habibie/Merdeka

Infografis Anggota MUI Jadi Terduga Teroris Bekasi (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya