Liputan6.com, Jakarta Dalam KTT Luar Biasa (OKI) 2023, Iran mengusulkan embargo minyak ke Israel sebagai sanksi atas agresi oleh militer negara itu di Gaza, Palestina.
Beberapa negara kawasan Arab lainnya termasuk Aljazair dan Lebanon, mengusulkan untuk menanggapi krisis di Gaza dengan mengembargo pasokan minyak ke Israel serta memutuskan hubungan ekonomi dan diplomatik yang dimiliki beberapa negara Liga Arab dengan negara itu, sepeti dikutip dari Le Monde, Kamis (16/11/2023).
Advertisement
Namun, setidaknya tiga negara – termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 menolak proposal tersebut, menurut sejumlah diplomat yang enggan mengungkap identitasnya.
Sejumlah laporan yang beredar juga menyebutkan bahwa Arab Saudi, Yordania, Mesir, Sudan, Maroko, Mauritania dan Djibouti menolak usulan embargo minyak terhadap Israel.
KTT Luar Biasa OKI pada hari Sabtu menyerukan diakhirinya segera kejahatan perang di Gaza, dan menyatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan yang dialami masyarakat Palestina, di mana serangan misil telah menewaskan puluhan ribu jiwa.
Dalam keterangan terpisah, Menteri Investasi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menggunakan produksi minyak sebagai pengaruh dalam konflik Gaza, dan menekankan komitmen terhadap perdamaian melalui diskusi diplomatik.
Berbicara di Bloomberg New Economy Forum di Singapura, Al-Falih memastikan bahwa negaranya tidak berniat menggunakan minyak sebagai senjata untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.
"Hal itu tidak dibahas saat ini. Arab Saudi sedang berusaha menemukan perdamaian melalui diskusi damai,” ujarnya, mengutip dari The New Arab.
Sebelumnya, pada Oktober 2023, empat sumber dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memproduksi sepertiga minyak dunia mengatakan bahwa tidak ada tindakan segera atau pertemuan darurat yang direncanakan oleh kelompok tersebut sehubungan dengan usulan embargo minyak terhadap Israel.
"Kami bukan organisasi politik," kata salah satu sumber OPEC, dikutip dari US News.
Didampingi Mendag, Presiden Jokowi Bahas Konflik Israel-Hamas di KTT Luar Biasa OKI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) di Riyadh, Arab Saudi. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan ikut serta mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT Luar OKI ini.
Zulkifli Hasan menjelaskan, tujuan diadakannya KTT Luar Biasa OKI ini adalah untuk membahas konflik antara Israel dan Hamas di Gaza. Negara-negara OKI ingin kedua belah pihak menyelesaikan pertikaian dengan perdamaian.
"Alhamdullilah baru sampai Riyadh (untuk) menemani bapak presiden [dalam] menghadiri KTT darurat OKI,” kata Mendag kepada Liputan6.com, Sabtu (11/11/2023).
Ia menegaskan, perdamaian menjadi tujuan KTT ini karena konflik antara Hamas dan Israel telah memakan banyak korban jiwa, yang sebagian besar merupakan anak-anak. Selain itu, fasilitas kesehatan dan tempat ibadah di jalur Gaza juga dilaporkan mengalami kerusakan parah.
Selain Zulkifli Hasan, Presiden Jokowi juga didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI di Riyadh.
Agenda kunjungan mencakup pertemuan dengan pemimpin negara Muslim seperti Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, untuk membahas upaya penyelesaian konflik dan solidaritas di tingkat internasional.
Advertisement
Di KTT OKI, Jokowi akan Serukan Gencatan Senjata Israel-Hamas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi untuk menyerukan penghentian serangan Israel di Palestina.
Di KTT OKI, Jokowi juga akan menyerukan agar gencatan senjata Israel-Hamas dapat segera dilakukan.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam konferensi pers sebelum bertolak ke Riyadh, Arab Saudi untuk menghadiri KTT OKI. Jokowi beragkat ke Riyadh melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jumat (10/11/2023).
"KTT ini sangat penting artinya sebagai upaya tambahan untuk menghentikan serangan Israel atas bangsa Palestina. Saya akan pertegas serukan agar gencatan senjata dapat segera dilakukan dan bantuan kemanusiaan dapat diperbesar," ujar Jokowi sebagaimana dilihat di Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (11/11/2023).