Liputan6.com, Jakarta - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China diketahui memanas dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu pemicunya ketika China memutuskan kontak antar militer dengan AS setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat saat itu Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada Agustus 2022. Hubungan keduanya semakin dingin setelah Biden memerintahkan penembakan pada bulan Februari terhadap balon mata-mata China yang terbang di atas AS.
Maka dari itu, pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dengan Presiden China Xi Jinping menandai tonggak sejarah penting dalam hubungan kedua negara. Pertemuan yang dilakukan keduanya di San Fransisco, Rabu (15/11/2023), menjadi tempat bagi kedua pemimpin untuk saling menyampaikan isu yang menjadi perhatian bersama.
Advertisement
Terlebih bagi Biden. Ia cukup blak-blakan dalam menyampaikan kekhawatiran AS terkait kebijakan China di kawasan maupun global.
"Presiden dan Xi Jinping sudah saling kenal cukup lama. Mereka memiliki hubungan dan pembicaraan yang terus terang. Diskusi keduanya mencakup berbagai isu penting termasuk banyak isu kompleks, yang mana Amerika Serikat dan China mempunyai pandangan yang berbeda," ujar Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk Urusan China dan Taiwan Sarah Beran dalam pernyataan pers, Jumat (17/11).
Sarah mengatakan bahwa Biden mengutarakan pandangan AS terhadap berbagai isu mulai dari perdamaian Taiwan hingga isu Laut China Selatan kepada Xi Jinping.
"Presiden Biden menyampaikan kekhawatirannya mengenai tindakan RRT yang berbahaya dan melanggar hukum Laut China Selatan dan Laut China Timur. Dukungan China terhadap perang brutal Rusia di Ukraina, praktik perdagangan dan ekonominya, serta tindakannya terhadap warga AS termasuk penahanan dan larangan keluar," ungkapnya.
"Presiden Biden menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Ia menyampaikan keprihatinan mengenai program balistik dan nuklir terlarang Korea Utara dan meninjau situasi di Timur Tengah," sambung Sarah.
Banyak Pandangan yang Berbeda
Sarah mengakui bahwa keduanya memiliki banyak pandangan berbeda dalam berbagai isu, namun pertemuan tersebut menjaga agar persaingan antara AS dan China tidak berujung pada konflik.
"Ada banyak hal yang tidak kami setujui. Kami menemukan bahwa diplomasi langsung dari pemimpin ke pemimpin sangat penting untuk menjaga saluran komunikasi dan mengelola persaingan secara bertanggung jawab," tuturnya.
"Ada juga bidang-bidang di mana kami memiliki kepentingan yang tumpang tindih dan kami bekerja keras untuk memastikan bahwa kami memiliki beberapa hasil penting untuk diumumkan."
Advertisement
Sambut Xi Jinping di Filoli Estate
Biden menyambut pemimpin China tersebut di Filoli estate, sebuah rumah pedesaan dan taman sekitar 48 km selatan San Francisco, tempat mereka menghadiri pertemuan puncak forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik atau KTT APEC.
Pada kesempatan tersebut, Joe Biden mengatakan AS dan China harus memastikan bahwa persaingan di antara mereka "tidak berubah menjadi konflik" dan mengelola hubungan mereka "secara bertanggung jawab". Ia mengatakan isu-isu seperti perubahan iklim, pemberantasan narkotika dan AI menuntut perhatian bersama.
Xi Jinping menanggapinya dengan mengatakan bahwa "Planet Bumi cukup besar bagi kedua negara untuk berhasil".
Setelah sesi pembicaraan pagi hari dan sebelum makan siang bersama Xi, Biden mengatakan di platform media sosial X, sangat penting bagi mereka untuk memahami satu sama lain secara "leader to leader".
"Ada tantangan global penting yang menuntut kepemimpinan bersama kita. Dan hari ini, kita mencapai kemajuan nyata," ujar Joe Biden tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Setelah makan siang, para pemimpin berjalan-jalan singkat bersama di taman mansion yang terawat setelah interaksi yang berlangsung sekitar empat jam. Biden melambai kepada wartawan dan mengacungkan dua jempol ketika ditanya bagaimana jalannya perundingan.
"Yah," katanya.
Pernyataan Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin tersebut "mengadakan diskusi yang jujur dan konstruktif mengenai berbagai isu bilateral dan global dan bertukar pandangan mengenai perbedaan pendapat".
Setahun Berlalu dari Pertemuan di Bali, Ini Kata Xi Jinping
Xi memberi tahu Biden saat mereka memulai pembicaraan, banyak hal telah terjadi sejak pertemuan terakhir mereka setahun lalu di Bali. "Dunia telah keluar dari pandemi COVID-19, tapi masih terkena dampak yang luar biasa. Perekonomian global mulai pulih, namun momentumnya masih lamban."
Dia menyebut hubungan AS-Tiongkok sebagai "hubungan bilateral paling penting di dunia," dan mengatakan dia dan Biden "memikul tanggung jawab yang berat bagi kedua bangsa, bagi dunia, dan bagi sejarah".
"Bagi dua negara besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, saling berpaling dari satu sama lain bukanlah suatu pilihan," katanya. "Tidak realistis bagi satu pihak untuk merombak pihak lain, dan konflik serta konfrontasi memiliki konsekuensi yang tidak tertahankan bagi kedua belah pihak."
Para pemimpin berupaya mengurangi perselisihan, namun kemajuan besar dalam mengatasi perbedaan besar yang memisahkan mereka mungkin harus menunggu beberapa hari lagi.
Advertisement