Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini beredar informasi yang menyebut inovasi nyamuk wolbachia untuk penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai senjata pembunuh atau pemusnah manusia. Informasi yang marak di media sosial pun mengkaitkan penyebaran wolbachia tersebut merupakan misi Bill Gates.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril menegaskan, teknologi wolbachia yang menggunakan nyamuk Aedes aegypti bukanlah senjata pembunuh dan misi Bill Gates.
Advertisement
Bahkan ada pula narasi yang menyatakan, gigitan nyamuk ber-wolbachia dapat mengakibatkan kerusakan otak. Seluruh informasi di atas adalah tidak benar alias hoaks.
"Itu hoax, sudah banyak negara yang menggunakan metode ini dan hasil implementasi program di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menunjukkan, penurunan kasus DBD yang signifikan dan sudah ada jurnal internasional," tegas Syahril saat dihubungi Health Liputan6.com pada Kamis, 16 November 2023.
"Jadi, secara scientific sudah terbukti (penerapan wolbachia)."
Di Indonesia, riset mengenai wolbachia dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Efektivitas wolbachia ini diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta dengan dukungan filantropi Yayasan Tahija.
Sudah Direkomendasikan WHO
Menurut Syahril, penerapan wolbachia telah mendapat rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Wolbachia masuk sebagai salah satu strategi pengendalian vektor.
"WHO sudah merekomendasikan teknologi pengendalian vektor dengan penggunaan Aedes aegypti ber-wolbachia," terangnya.
Soal Wolbachia Ancam Kesehatan Manusia
Beberapa narasi nyamuk wolbachia yang beredar di platform Twitter X, di antaranya diunggah akun @AGENDA21_EXPOSE pada 15 November.
Unggahan juga menyertakan sebuah foto dengan keterangan bertuliskan, 'Senjata Serang Baru."
Waspada penyebaran jutaan nyamuk WOLBACHIA yg mengancam kesehatan manusia. Proyek ini digagas oleh bill gate atas restu WHO.
Berikut pembahasan dari Bossman berupa flyer:
demikian unggahan akun @AGENDA21_EXPOSE tersebut.
Advertisement
Rakyat Jadi Bahan Eksperimen
Ada pula unggahan dari akun platform X @Been4Q59 pada 16 November 2023. Ia menggunggah cuplikan video seorang profesor bernama Prof Richard Claproth.
Narasi bertuliskan soal rakyat Indonesia akan dijadikan bahan eksperimen dari penyebaran nyamuk wolbachia.
*_GILAAA !!...RAKYAT INDONESIA HENDAK DIJADIKAN BAHAN EKSPERIMEN_*
Prof Richard Claproth "Kondisi Negara Sdg Genting, Kita Punya Waktu Hingga 1 Des"
Simak di 👇Sebarkan Agar Rakyat Menolak Nyamuk² Import di Sebarkan Di Negri Kita.
demikian keterangan @Been4Q59
Wolbachia Bentuk Gen LGBT
Beredar di media sosial postingan yang menyebut penyebaran nyamuk Wolbachia untuk membentuk genetik LGBT di masyarakat. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 15 November 2023.
Berikut isi postingannya:
Penyebaran nyamuk wolbachia adalah misi bill gates sebagai bapak LGBT sedunia, utk membentuk genetik LGBT melalui nyamuk tsb, yg mana Wolbachia berasal dari lalat drosophila, manusia akan jd vektor mekanik penyebar kerusakan genetik laki2 feminim. Mereka itu antek dajjal, kalau mereka bilang baik, padahal itu adalah buruk. Jngan mau di bodohi dengan mereka... emang mereka pikir siapa mereka.
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menghubungi Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi. Ia menyebut klaim dalam postingan itu tidak benar.
"Klaim dalam postingan itu hoaks. Tidak ada hubungan antara nyamuk Wolbachia dengan LGBT," ujar dr Nadia saat dihubungi Kamis (16/11/2023).
"Saat ini program penyebaran nyamuk wolbachia terus dijalankan sesuai tahapan yakni di Bontang, Semarang, Kupang, Jakarta Barat, dan Bandung. Sementara di Bali masih dalam tahap sosialisasi, di sana kerjasama antara Pemda Bali dan World Mosquito Program," ujarnya menambahkan.
Wolbachia sendiri adalah bakteri yang dapat tumbuh alami di serangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk Aedes aegypti. Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue, sehingga apabila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resisten sehingga tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia.
Advertisement