Melindungi UMKM dari Kejahatan Siber Lewat Peningkatan Literasi Digital

Ada lima ancaman umum siber yang sering kali menyerang pelaku UMKM antara lain ransomware, phising, software vulnevability exploit, inside threat, serta kombinasi antara social engineering dan malware.

oleh Rida Rasidi diperbarui 19 Nov 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, menegaskan perlunya para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki kemampuan dan kesadaran mengenai keamanan siber agar bisnis yang tengah dirintis di ruang digital dapat berkelanjutan.

"Agar memiliki bisnis berkelanjutan, digitalisasi UMKM perlu diiringi dengan peningkatan kemampuan dan kesadaran keamanan siber yang mumpuni," ujar Hinsa dikutip dari Antara, Sabtu (18/11/2023).

Hinsa menyebut, lima ancaman umum siber yang sering kali menyerang pelaku UMKM antara lain ransomware, phising, software vulnevability exploit, inside threat, serta kombinasi antara social engineering dan malware.

Serangan siber terhadap UMKM memiliki dampak yang dapat membahayakan perekonomian negara, sebab UMKM menyumbang sebesar 60,5 persen terhadap produk domestik bruto Indonesia.

Tidak hanya itu, ia menjelaskan, sebanyak 87 persen UMKM di Indonesia telah menggunakan internet dalam bisnisnya dan sebanyak 73 persen UMKM telah memiliki akun marketplace untuk menjual produknya.

Di sisi lain, sekitar 48 persen dari lebih kurang 278,8 juta penduduk Indonesia telah melakukan pencarian barang dan jasa secara daring. Bahkan, 46 persen di antaranya telah mengunjungi sekaligus bertransaksi dalam toko daring tersebut.

Untuk itu, Hinsa berpendapat, dibutuhkan kesadaran keamanan siber para pelaku UMKM serta kesatuan tindakan yang merujuk pada strategi keamanan siber nasional untuk melindungi UMKM dari serangan siber.

"Para pelaku UMKM ini kadang merasa kecil sehingga tidak memprioritaskan soal keamanan data. Mereka memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran, sementara teknologi keamanan ini memang tidak murah," jelasnya.

Selanjutnya, Kepala BSSN tersebut berharap perguruan tinggi di Indonesia, seperti UGM, dapat berperan sebagai katalisator yang mendukung pemenuhan kemampuan dan peningkatan kesadaran keamanan siber bagi UMKM melalui literasi keamanan siber.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

 

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya