DNET Gadaikan Saham FAST, ROTI hingga Indomarco untuk Pinjaman

PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) gadaikan saham di PT Indomarco Prismatama (IDM) pengelola Indomaret, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Nov 2023, 21:48 WIB
PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) telah menjaminkan secara joint collateral atau jaminan bersama atas saham yang dimiliki perseroan di tiga perusahaan.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) telah menjaminkan secara joint collateral atau jaminan bersama atas saham yang dimiliki perseroan di tiga perusahaan. Jaminan saham itu atas seluruh pinjaman ke Bank Mandiri.

PT Indoritel Makmur Internasional Tbk telah menandatangani perjanjian gadai atas saham yang dimiliki dalam masing-masing PT Indomarco Prismatama (IDM) pengelola Indomaret, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) pada Rabu, 15 November 2023.

Sebelumnya Indoritel Makmur Internasional menandatangani perjanjian pinjaman transaksi khusus (PTK) pada 20 Desember 2017 dengan nilai Rp 2 triliun. Selanjutnya perseroan menandatangani perjanjian pinjaman term loan 2 sebesar Rp 4 triliun pada 22 Agustus 2023 dari  Bank Mandiri.

“Untuk menjamin pemenuhan kewajiban perseroan kepada Bank Mandiri tersebut, perseroan menggadaikan seluruh saham yang dimiliki oleh perseroan dalam masing-masing FAST, ROTI, dan IDM,” tulis Sekretaris Perusahaan Indoritel Makmur Internasional Kiki Yanto Gunawan dalam keterbukaan informasi BEI.

Rincian jumlah saham yang digadaikan Indoritel Makmur Internasional antara lain 1.430.115.492 atau 1,43 miliar saham FAST, saham ROTI sebanyak 1.594.467.000 atau 1,59 miliar, dan saham IDM sebanyak 738.720.000 saham atau 738,72 juta saham.

Manajemen Indoritel menyatakan, transaksi pemberian jaminan kepada Bank Mandiri tersebut bukan merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam POJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan benturan kepentingan (POJK Nomor 42/2020).

“Transaksi pemberian jaminan kepada Bank Mandiri tersebut merupakan transaksi material di atas 20 persen dari ekuitas perseroan namun tidak lebih dari 50 persen dari ekuitas Perseroan berdasarkan laporan keuangan tahunan perseroan yang diaudit per 31 Desember 2022,” tulis perseroan.

 


Tak Mengandung Benturan Kepentingan

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Namun demikian, perseroan tidak wajib menggunakan penilai dan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam hal transaksi material tersebut merupakan transaksi pemberian jaminan kepada bank sesuai dengan ketentuan Pasal 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 Tahun 2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.

Perseroan juga menyatakan transaksi pemberian jaminan kepada Bank Mandiri tersebut tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK Nomor 42/2020.

Untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat 4 Anggaran Dasar Perseroan, pada 26 Oktober 2023 telah diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan telah disetujui penjaminan atas saham-saham tersebut.

Manajemen Indoritel Makmur Internasional menyatakan tidak ada dampak material dari kejadian, informasi atau fakta material terhadap kondisi keuangan perseroan. “Tidak ada dampak material dari kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap hukum dan kelangsungan usaha perseroan,”

 


Megah Eraraharja Lepas Saham DNET Rp 2,62 Triliun

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) menyampaikan perubahan kepemilikan saham DNET. Pemegang saham DNET yaitu PT Megah Eraraharja menjual saham DNET pada 17 Oktober 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI),  Rabu (19/10/2022), PT Megah Eraraharja menjual 709.260.564 saham DNET dengan harga Rp 3.700 per saham. Dengan demikian total nilai penjualan saham DNET sekitar Rp 2,62 triliun

Setelah melakukan transaksi itu, Megah Eraraharja menggenggam 2.854.633.305 lembar saham DNET dari sebelumnya 3.563.893.869.

"Tujuan dari transaksi untuk penjualan saham dengan status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan Kiki Yanto Gunawan, dikutip Rabu (19/10/2022).

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 19 Oktober 2022, saham DNET turun 0,27 persen ke posisi Rp 3.700 per saham. Saham DNET dibuka stagnan di posisi Rp 3.710 per saham.

Saham DNET berada di level tertinggi Rp 3.710 dan terendah Rp 3.660 per saham. Total frekuensi perdagangan 27 kali dengan volume perdagangan 106 saham. Nilai transaksi Rp 39 juta.

Sebelumnya, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), pengelola gerai Indomaret membukukan kinerja positif sepanjang enam bulan pertama 2022. PT Indoritel Makmur Internasional Tbk meraih pertumbuhan pendapatan dan laba pada semester I 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis, 1 September 2022, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk meraih pendapatan dari kontrak dengan pelanggan Rp 469,73 miliar pada semester I 2022. Pendapatan tersebut tumbuh 46,68 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 320,23 miliar.

Perseroan meraih laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama naik 139,76 persen menjadi Rp 491,07 miliar pada semester I 2022. Jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 204,81 miliar.

Indoritel Makmur Internasional mencatat kenaikan beban penjualan menjadi Rp 249,03 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 164,59 miliar.

 


Aset Perseroan

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp 73,92 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 59 miliar. Pendapatan lainnya naik menjadi Rp 14,87 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,18 miliar.

Dengan melihat kinerja itu, perseroan meraih laba usaha Rp 651,18 miliar pada semester I 2022. Laba usaha itu tumbuh 112,58 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 306,31 miliar.

PT Indoritel Makmur Internasional Tbk pun membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 614,60 miliar pada semester I 2022.

Laba tersebut tumbuh 120,74 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 278,42 miliar. Perseroan membukukan laba per saham dasar Rp 43,33 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,63.

Total ekuitas naik menjadi Rp 11,73 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 11,22 triliun. Total liabilitas susut menjadi Rp 6,57 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,82 triliun.

Aset perseroan naik menjadi Rp 18,30 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 18,04 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 530,25 miliar pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 440,05 miliar.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya