Festival Kebangsaan Banyuwangi 2023 Angkat Budaya Warga Kampung Mandar

Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai daerah yang multikultur sehingga memiliki beragam budaya dan tradisi. Mengangkat kekayaan budaya dan tradisi dari berbagai suku dan etnis tersebut.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 19 Nov 2023, 23:59 WIB
Kesenian kahas masyarakat Keluarahan Mandar meramaikan festival Kebangsaan (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai daerah yang multikultur sehingga memiliki beragam budaya dan tradisi. Mengangkat kekayaan budaya dan tradisi dari berbagai suku dan etnis tersebut, digelarlah sebuah Festival Kebangsaan di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan, 16-19 November 2023. Tahun ini, temanya besarnya mengangkat budaya dan tradisi Suku Mandar.

Banyuwangi dihuni oleh warganya yang berasal dari beragam suku. Sebut saja suku Using, Mandar, Jawa, Bali, Madura, hingga etnis Tionghoa dan Arab.

“Banyak suku dan etnis yang ada di Banyuwangi ini justru menjadi modal sosial bagi kami.  Kerukunan yang selama ini terbentuk kami tampilkan dalam sebuah festival seni. Ini sebagai pesan bagaimana beragam suku dan etnis di Banyuwangi bisa hidup berdampingan, rukun, guyub untuk membangun daerah ini,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Sabtu (18/11/2023).

Pada tahun ini, festival mengusung tema Selametan Bumi, yang mengangkat tradisi adat Suku Mandar (Sulawesi Barat). Dikutip dari berbagai sumber, para pelaut Mandar mulai berdatangan ke Banyuwangi, yang dulu disebut Blambangan, mulai abad 18 hingga 19. Tujuan utamanya untuk berdagang.  

Awalnya mereka tinggal di Ulupampang, yang sekarang dikenal Muncar bersama para pedagang lain dari Bugis, Melayu, Tionghoa, dan Arab. Kebijakan kolonial Belanda yang mengharuskan pemukiman berdasarkan etnis, membuat mereka harus pindah. Mereka lalu mendiami pesisir Pantai Boom, yang kini dikenal sebagai Kampung Mandar.

Mereka dikenal memiliki tradisi Petik Laut. Sehingga mengawali festival ini, Petik Laut di Pantai Seranite, Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi. Ritual ungkapan rasa syukur kepada Tuhan serta memohon berkah rezeki dan keselamatan.

Festival dilanjutkan dengan pawai kebangsaan yang menampilkan parade busana daerah nusantara. Pawai ini mengambil start dari pantai Seranit Kampung Mandar menuju finis di Taman Blambangan. Selama pawai, mereka menampilkan atraksi seni dan budaya dari berbagai suku dan etnis.

“Sangat menghibur. Bukan sekadar pawai biasa, tapi ini menambah wawasan tentang budaya nusantara. Saya jadi tahu kalau di Banyuwangi ada banyak sekali suku dan etnis,” kata Sumiati, salah satu penonton. 


Pengunjung Juga Bisa Nikmati Kuliner Banyuwangi

Tari jejer gandrung ramaikan festival Kebangsaan tahun 2023 (Istimewa)

Di area Gesibu, pengunjung juga bisa mencicipi kuliner sedap di stand-stand kuliner yang disediakan. Stand-stand ini menyuguhkan ragam kuliner khas berbagai daerah.

Ada jajanan tradisional Banyuwangi, cakwe dan sate taichi khas Tionghoa, nasi kebuli khas timur tengah dan masih banyak lainnya.

Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, M. Lutfi, menjelaskan, Festival Kebangsaan digelar selama 4 hari di 2 lokasi, yakni areal Plengsengan Kampung Mandar dan Gedung Seni Budaya (Gesibu) di RTH Taman Blambangan.

“Festival Kebangsaan juga dimeriahkan dengan agenda yang sarat edukasi. Ada workshop tradisi budaya oleh seniman kondang Didik Nini Thowok,” jelas Lutfi.

 

Infografis Piala Dunia U-17 Indonesia 2023 Grup A-F (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya