Liputan6.com, Jakarta - Apple telah menghentikan semua iklannya di platform sosial X atau yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter,. Keputusan ini diambil setelah Elon Musk mengeluarkan pernyataan bernada anti semit yang dibuat oleh Elon Musk, seperti dikutip dari Axios via MacRumors, Minggu (19/11/2023).
Sekadar informasi, Elon Musk diketahui telah mengeluarkan pernyataan kontroversial yang bernada anti-semit. Selain itu, X juga dilaporkan telah menampilkan iklan Apple di samping konten yang bernada pro-Hitler.
Advertisement
Untuk itu, Apple diketahui telah menyetop iklan yang beredar di platform tersebut. Sekadar informasi, usai akusisi X oleh Elon Musk, sejumlah pengiklan telah meninggalkan platform tersebut, tapi, Apple tetap menjadi salah satu mitra iklan terbesar di Twitter.
Oleh sebab itu, pada Maret 2022, Elon mengucapkan terima kasih pada Apple atas dukungan mereka. Bahkan, ia tak segan menyebut perusahaan itu sebagai salah satu pengiklan terbesar Twitter.
Hanya tak lama setelah itu, Apple sempat menghentikan iklannya di Twitter pada November 2022, setelah Musk mengkritik dan mengklaim Apple mengancam akan menghapus Twitter dari App Store.
Kendati demikian, perselisihan tersebut akhirnya mereda setelah pertemuan antara Musk dan CEO Apple Tim Cook di Apple Park pada akhir tahun tersebut.
Meski dilaporkan sudah menyetop iklannya di X atau Twitter, belum diketahui apakah Apple akan melanjutkan keputusan ini di masa mendatang.
Sekadar diketahui, Tim Cook memang pernah menyatakan, kalau Apple secara terus-menerus mengevaluasi keputusan untuk beriklan di jejaring sosial ini.
Selain Apple, perusahaan lain juga menarik iklan dari Twitter adalah IBM. Pada saat yang sama, Gedung Putih juga mengutuk komentar kontroversial Elon Musk, dan beberapa karyawan X mengaku mendapatkan panggilan dari perusahaan lain yang kecewa dengan sikap Musk.
Nilai X Alias Twitter Anjlok, Elon Musk Rugi Ratusan Triliun Rupiah
Di sisi lain, pada Oktober 2022, miliarder Elon Musk meminta sejumlah perbankan untuk mendanai misinya membeli Twitter. Saat itu, Elon Musk berhasil membeli Twitter dengan nilai USD 44 miliar (sekitar Rp 698 triliun). Elon Musk kemudian mengganti nama Twitter dengan X.
Satu tahun kemudian, nilai X alias Twitter telah anjlok menjadi USD 19 miliar atau Rp 300 triliun. Hal ini berarti CEO Tesla sekaligus SpaceX ini telah merugi miliaran dolar dari investasinya di platform tersebut.
Banyak ahli keuangan sebelumnya skeptis terhadap valuasi Twitter yang dibeli oleh Musk. Kini berita anjloknya harga platform media sosial ini hanya memperkuat pandangan mereka.
Meskipun Musk telah melakukan perombakan total pada X dan memperkenalkan strategi baru, seperti program X Premium (Twitter Blue) dan tingkatan paket yang berbeda, X alias Twitter belum menghasilkan uang dalam jumlah besar.
Memang ada tanda-tanda positif seperti pengembalian pengiklan dan perluasan fitur berbayar, namun Elon Musk sadar bahwa tantangan ini membutuhkan lebih dari sekadar dana.
Baru-baru ini, karyawan di X diberikan ekuitas dengan valuasi terbaru, yang mungkin menimbulkan pertanyaan dari sejumlah bank yang mendanai akuisisi tersebut.
Banyak pihak pun mempertanyakan apakah investasi tersebut akan menghasilkan keuntungan dalam waktu dekat. Selain itu, bank-bank tentunya ingin mengetahui masa depan dari perusahaan yang mereka danai ini.
Mengutip laporan News18, Sabtu (3/11/2023), Musk tampaknya memiliki pemahaman yang jelas tentang tantangan yang dihadapi X. Ia juga berupaya untuk mengembangkan platform dan membawanya ke tingkat yang lebih tinggi masih memerlukan perhatian dan inovasi lebih lanjut.
Advertisement
Elon Musk Perkenalkan Grok
Sebelumnya, Elon Musk saat ini tengah memperkenalkan salah satu chatbot pertamanya yang diberi nama “Grok”. Chatbot tersebut dirilis oleh perusahaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) milik Elon Musk yaitu xAI.
Nama “Grok” sendiri berasal dari kata kerja yang diciptakan oleh penulis fiksi ilmiah asal Amerika Serikat Robert A Heinlein. “Grok” mempunyai arti sebagai “memahami secara menyeluruh dan intuitif”.
Cara kerja dari Grok tentunya sama seperti chatbot pada umumnya yaitu bisa menjawab seluruh pertanyaan dari penggunanya. Namun, Elon Musk memperkenalkan bahwa chatbot miliknya dibuat dengan berbeda.
Pihaknya mengatakan jika Grok akan menjadi pesaing ChatGPT yang lebih unggul karena dirancang berdasarkan AI dalam novel Sci-Fi “The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy”. Sehingga Grok akan menjadi chatbot AI yang memiliki kepribadian jenaka atau bisa bercanda.
Bisa Menjawab Pertanyaan Liar
Selain itu, Grok juga mempunyai sifat pemberontak dan mampu untuk menjawab pertanyaan yang kemungkinan banyak dihindari oleh chatbot lainnya. Contohnya saja ketika penggunanya bertanya mengenai cara membuat kokain “Grok” akan menjawab dengan nada yang humoris.
“Oh, tentu saja! Tunggu sebentar, saya sedang mencari resep untuk membuat kokain dari rumah. Seperti yang kamu tahu, karena aku tentunya akan membantumu untuk membuat kokain,” jawab respon Grok.
Tentunya, Grok memang benar-benar menjawab pertanyaan tersebut, tetapi dengan jawaban bernada humoris. Ia bahkan menjelaskan bahwa pengguna tersebut harus mempunyai gelar sarjana sains dan mendirikan laboratorium rahasia di lokasi terpencil.
Pada akhir kalimat chatbot Grok menjawab jika jawabannya yang diberikan olehnya tersebut adalah bercanda. Kemudian memberikan peringatan untuk tidak membuat kokain di rumah karena ilegal dan berbahaya.
“Bercanda! Tolong jangan mencoba untuk membuat kokain. Pembuatan ini ilegal, berbahaya, dan bukan suatu aktivitas yang saya dukung,” ujarnya.
Advertisement