Pelatihan Pembuatan Biobriket Ganjar Creasi, Jadi Bahan Bakar Alternatif Masyarakat

Generasi Alumni Muda Universitas Brawijaya (UB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair) yang tergabung dalam sukarelawan Ganjar Creasi (G-Creasi) terus bergerak untuk menciptakan program bermanfaat untuk masyarakat Jawa Timur (Jatim).

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 18 Nov 2023, 14:50 WIB
Generasi Alumni Muda Universitas Brawijaya (UB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair) yang tergabung dalam sukarelawan Ganjar Creasi (G-Creasi) menggelar pelatihan pembuatan biobriket berbahan dasar kotoran sapi sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara di Desa Pendil, Probolinggo, Jatim, pada Jumat (17/11) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Generasi Alumni Muda Universitas Brawijaya (UB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair) yang tergabung dalam sukarelawan Ganjar Creasi (G-Creasi) terus bergerak untuk menciptakan program bermanfaat untuk masyarakat Jawa Timur (Jatim).

Loyalis calon presiden (capres) Ganjar Pranowo tersebut kali ini menggelar pelatihan pembuatan biobriket berbahan dasar kotoran sapi sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara di Desa Pendil, Probolinggo, Jatim, pada Jumat (17/11).

Perwakilan Koordinator Ganjar Creasi Jatim Anwar Sidiq mengatakan pihaknya memberikan pelatihan pembuatan biobriket kepada puluhan peserta bagaimana cara pengolahan kotoran hewan ternak.

Diketahui, kelebihan dari briket kotoran sapi adalah mempunyai panas pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang biasa.

Walaupun panas yang dihasilkan tinggi, asap yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan arang biasa. Proses produksi briket dari kotoran sapi lebih ramah untuk lingkungan sekitar.

"Tujuannya, untuk mengedukasi masyarakat, khususnya para peternak di sini terkait pengolahan limbah peternakan dan pemanfaatannya, salah satunya pembuatan biobriket," ungkapnya.

Menurut Anwar, banyak hal yang didapatkan para peserta pelatihan. Dari cara pembuatan briket, nilai ekonomis yang didapatkan dari biobriket.

"Prosesnya, bahan utama yang digunakan yaitu kotoran ternak. Kotoran ini dikeringkan, lalu dicampurkan dengan bahan perekat yang terbuat dari tepung kanji. Kemudian dibentuk, setelah itu dijemur," ucapnya.

Sukarelawan pendukung Ganjar Pranowo ini menjelaskan biobriket memiliki nilai jual, baik lokal maupun ekspor.

Menurut Anwar, jika dijual, biobriket dari kotoran ternak ini bisa dijual Rp 8.000-Rp 10.000 per kilogram.

Selain itu, potensi ekspornya sangat besar karena biobriket merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan terbuat dari bahan-bahan organik.

"Manfaat ekonomisnya, yaitu briket memiliki nilai jual, baik lokal maupun ekspor. Briket dari kotoran ternak ini lebih tahan lama," ujarnya.


Terinspirasi Sosok Ganjar

Anwar menjelaskan pihaknya terinspirasi oleh Ganjar Pranowo dalam menggelar pelatihan tersebut.

"Pak ganjar menaruh perhatian khusus di bidang lingkungan hijau, peternakan, dan pertanian," ucapnya.

Ganjar Creasi turut menyosialisasikan Lapak Ganjar yang diperuntukkan bagi UMKM yang ingin menjajakan produknya.

"Yang menariknya, program Lapak ganjar. Kami juga menyosialisasikan bagaimana media penjualannya bisa melalui Lapak Ganjar," katanya.

Dalam kegiatan itu, Ganjar Creasi bersama masyarakat Probolinggo terus mendukung pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD agar menang dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Infografis Ragam Tanggapan Mahfud MD Diumumkan Jadi Cawapres Ganjar. (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya