Jokowi Tantang Pengusaha Muda Gali Peluang di Tengah Ketidakpastian Global

Di tengah perang dagang dan ketidakpastian global saat ini, negara-negara di dunia pasti berlomba untuk mengambil dan memanfaatkan ceruk pasar yang ada di negara lain.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Nov 2023, 17:30 WIB
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Akbar Himawan Buchari mendapat kesempatan mengikuti kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo di dua negara.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Akbar Himawan Buchari mendapat kesempatan mengikuti kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di dua negara.

Agenda Akbar diawali dengan mendampingi Presiden dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Extraordinary Islamic Summit of the Organisation of Islamic Cooperation (OIC), Sabtu pekan lalu di Riyadh, Arab Saudi.

Dalam KTT Luar Biasa ini, Jokowi menyuarakan perlunya gencatan senjata untuk menghindari timbulnya korban yang lebih banyak. Jokowi juga mengatakan bantuan kemanusiaan perlu dipercepat. Ia juga menegaskan, Israel harus bertanggung jawab atas kekejaman yang mereka lakukan.

Usai menghadiri KTT Luar Biasa OKI, Akbar bersama rombongan terbang ke Amerika Serikat, Minggu (12/11/2023). Sebagai simbol pengusaha muda, Akbar kembali ikut mendampingi Presiden dalam memenuhi undangan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington DC, Amerika, Senin.

Di Negeri Paman Sam, para Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Hipmi se-Indonesia telah lebih dulu tiba. Mereka menyambut Presiden dan rombongan di salah satu hotel di Washington. Kemudian dilanjuti audiensi untuk membahas berbagai potensi kerja sama antara pengusaha Indonesia dan pengusaha Amerika.

"Di era sekarang ini, banyak sekali peluang dan kemudahan yang dapat diperoleh oleh para pengusaha. Kalian harus bisa meraih peluang-peluang itu," pesan Jokowi kepada para Ketum HIPMI saat audiens dan sharing di Waldorf Astoria, Washington DC.

Ketidakpastian Global

Di tengah perang dagang dan ketidakpastian global saat ini, negara-negara di dunia pasti berlomba untuk mengambil dan memanfaatkan ceruk pasar yang ada di negara lain. Presiden berharap para pelaku usaha menyadari hal tersebut dan segera mengambil peluang yang muncul.

Kata Jokowi, yang namanya pengusaha harus pandai memanfaatkan peluang sekecil apapun. Sebab itu, dirinya menaruh harapan besar bagi para pelaku usaha muda, utamanya yang tergabung di Hipmi untuk tumbuh menjadi inovator yang mampu bersaing dan menggerakkan ekonomi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang produktif dan aktif berinovasi.

“Kita harus siap menjadi bangsa produsen, menjadi bangsa yang produktif, bangsa yang terus aktif berinovasi sehingga kita menjadi pemenang dalam perebutan pasar global,” kata dia.

 


Car Mitra Bisnis

Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Akbar Himawan Buchari (dok: Arief)

Presiden mengajak para kader Hipmi dapat mencari rekan dan mitra bisnis di berbagai negara untuk dapat masuk berinvestasi di Indonesia.

 "Baik itu bisnis skala besar, termasuk juga skala kecil. Era sekarang ini banyak peluang yang dapat diambil, jangan sampai peluang-peluang itu hilang," ajaknya.

Mendapati pesan tersebut, Akbar berjanji akan memaksimalkan perannya untuk kemajuan bangsa dan negara. Bagi Akbar, pesan itu akan lebih mudah direalisasikan jika Presiden memberikan akses seluruh atase perdagangan kepada Hipmi.

Dengan akses ini, pengusaha muda bisa menjalin komunikasi dan bisnis dengan pengusaha di berbagai dunia. "Relasi bisnis yang melibatkan para kader Hipmi ini akan semakin menguatkan hubungan dagang antara Indonesia dengan negara-negara di dunia, termasuk Amerika," kata Akbar.

Selain itu, ia mengapresiasi keberhasilan Jokowi membawa kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai 25,85 miliar dolar AS atau Rp 400 triliun saat berkunjung ke Negeri Paman Sam. Karena bagaimanapun juga, pengusaha dan rakyat Indonesia yang merasakan hasilnya.

"Contohnya, dengan rencana peningkatan status hubungan bilateral dari strategic partnership menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP). Itu akan membuat kerja sama kedua negara semakin kuat, dan nantinya pertumbuhan ekonomi kita akan meningkat," kata Akbar.

Kemudian, rencana pembentukan Critical Mineral Agreement (CMA). Jika perjanjian ini sudah terbentuk, Indonesia akan menjadi pemasok kebutuhan baterai di Amerika. Sehingga, tidak menutup kemungkinan, Indonesia akan menjadi produsen baterai terbesar di dunia.

 


Just Energy Transition Partnership

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (13/11) waktu setempat. Salah satu yang dibahas mengenai gencatan senjata di jalur Gaza Palestina (dok: IG @jokowi)

Baik Jokowi dan Biden juga memandang pentingnya Just Energy Transition Partnership (JETP). Kata Akbar, Indonesia juga terpilih sebagai salah satu mitra International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund milik Amerika. Dengan begitu, penguatan rantai pasok semikonduktor terbuka lebar.

Yang menarik lagi, ketika Jokowi mengingatkan Biden akan pentingnya perpanjangan generalized system of preferences (GSP) demi meningkatkan perdagangan Indonesia. GSP adalah pembebasan tarif bea masuk yang diberlakukan AS untuk barang dari negara-negara berkembang.

Amerika juga komitmen memberikan dukungan terhadap Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

"Bayangkan jika semuanya terealisasi. Perekonomian kita akan semakin kuat lagi. Kerja sama pengusaha akan banyak terjalin, lapangan pekerjaan akan semakin bertambah, dan akhirnya akan mensejahterakan rakyat," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya