Rumah Miliarder Warren Buffett di Omaha Kini Bernilai Rp 22,33 Miliar

Warren Buffett meski menjadi orang terkaya ke-6 di dunia dengan nilai USD 120 miliar atau sekitar Rp 1.862 triliun tetapi tetap tinggal di rumah lama yang sederhana.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Nov 2023, 06:56 WIB
Miliarder Warren Buffett membeli rumah sederhana di Omaha senilai USD 31.500 atau sekitar Rp 488,98 juta. (NYC)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Warren Buffett yang dijuluki Oracle of Omaha terkenal dengan gaya hidup yang sederhana dan hemat.

Warren Buffett meski menjadi orang terkaya ke-6 di dunia dengan nilai USD 120 miliar atau sekitar Rp 1.862 triliun (asumsi kurs terhadap dolar AS berada di kisaran 15.523), ia tetap tinggal di rumah yang sederhana di Omaha. Demikian dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (19/11/2023).

Ia membeli rumah tersebut pada 1958 senilai USD 31.500 atau sekitar Rp 488,98 juta. Jika disesuaikan dengan inflasi, jumlah tersebut saat ini akan menjadi sekitar USD 328.990,80, hanya 0,000279 persen dari total kekayaan bersihnya.

Warren Buffett konsisten menempatkan pembelian rumah sebagai investasi terbaik ketiga yang pernah dilakukannya setelah cincin kawinnya.

Rumah 1921 yang terletak di sudut jalan Omaha dan hanya lima menit berkendara dari kantor pusat perusahaan Berskhire Hathaway saat ini bernilai sekitar USD 1.439.000 atau sekitar Rp 22,33 miliar, menurut perkiraan Realtor.com. Jumlah tersebut 44 kali lebih banyak daripada yang dibayarkan beberapa dekade lalu.

Ia menilai sebagai salah satu investasi terbaiknya, hanya diperoleh dari cincin kawin dia dan istrinya. Pada wawancara dengan BBC pada 2009, Warren Buffett mengungkapkan puas dengan rumahnya di Omaha. “Saya tidak dapat membayangkan memiliki rumah lebih baik. Rumah tersebut adalah satu-satunya real estate dalam portofolio pribadi Warren Buffett.

Rumah tersebut meski memberi kebahagiaan, tetapi ia mengakui kalau menyewa rumah dapat menjadi langkah yang lebih baik secara finansial.

Pada 2010, dalam surat yang ditujukan kepada pemegang saham Berkshire Hathaway, Warren Buffett mengatakan keyakinannya kepemilikan rumah adalah pilihan yang masuk akal bagi kebanyakan orang Amerika Serikat. Namun, ia juga mengakui akan hasilkan lebih banyak uang jika memilih untuk menyewa dan memakai uang pembelian tersebut untuk membeli saham.

 


Disewakan Dapat Beri Untung

Ilustrasi Properti (Unsplash/Tierra Mallorca)

"Kepemilikan rumah masuk akal bagi kebanyakan orang Amerika. Jika mempertimbangkan semuanya, investasi terbaik ketiga yang pernah saya lakukan adalah membeli rumah, meskipun saya akan menghasilkan lebih banyak uang seandainya saya menyewa dan menggunakan uang pembelian tersebut untuk membeli saham,” ujar dia.

Buffett memperingatkan membeli rumah dapat berubah menjadi mimpi buruk jika pembeli mengeluarkan uang terlalu banyak dan melebihi kemampuan keuangannua. Ketika pembeli mengambil utang lebih banyak daripada yang dapat dikelola dengan nyaman, hal ini dapat menyebabkan kesulitan dan bahkan berpotensi penyitaan.

Ia juga menunjukkan pemberi pinjaman, terkadang dengan dukungan jaminan pemerintah dapat memfasilitasi situasi ini dengan memberikan kredit kepada pembeli yang mungkin tidak sepenuhnya memenuhi syarat atau tidak stabil secara keuangan.

Hal ini dapat menciptakan rasa aman yang salah dan memikat pembeli untuk mengambil lebih banyak utang daripada yang dapat mereka tangani yang dapat merugikan dalam jangka panjang.

Sangat mudah untuk terjebak dalam kegembiraan membeli rumah, tetapi penting untuk diingat adalah keputusan keuangan yang besar yang tidak boleh dianggap enteng.

Meningkatnya harga rumah dan kenaikan suku bunga baru-baru ini telah mempersulit banyak individu untuk membeli rumah. Hal itu menjadi alasan orang beralih memisahkan investasi sebagai cara untuk menambahkan real estate ke dalam portofolionya.


Perusahaan Investasi Warren Buffett Lepas Saham GM Senilai USD 850 Juta

Ikon General Motors (FM (Foto: norebbo.com)

Sebelumnya, perusahaan investasi milik Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway melepas seluruh saham General Motors (GM) senilai USD 850 juta atau sekitar Rp 13,20 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.536) pada kuartal terakhir. Hal itu menurut pengajuan yang disampaikan ke Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission).

Dikutip dari CNN, Kamis (16/11/2023), saham GM turun sekitar 0,3 persen pada Rabu, 15 November 2023.  GM prediksi pemogokan oleh pekerja otomotif pada musim gugur ini akan kurangi laba sebelum pajak sekitar USD 800 juta pada 2023.

Adapun kepemilikan saham di  GM merupakan sebagian kecil dari portofolio Berkshire yang bernilai USD 313 miliar. Akan tetapi, perusahaan investasi itu tampaknya menurunkan kepemilikan saham di sejumlah nama besar dan blue chip.

sSelain itu, aksi jual di beberapa kepemilikan Berkshire Hathaway lainnya termasuk Amazon, HP, Chevron, Procter and Gamble, UPS, Mondelez International dan Johnson&Johnson pada kuartal III.

Secara keseluruhan, Berkshire Hathaway adalah penjual bersih saham pada kuartal terakhir. Perusahaan tersebut menjual saham senilai USD 7 miliar dan membeli USD 1,7 miliar. Pada tahun lalu, perusahaan telah menjual saham senilai USD 40 miliar.

Namun, Berkshire Hathaway tetap membeli sebagian saham perusahaan radio satelit Sirius XM. Perseroan beli hampir 10 juta saham senilai USD 50 juta atau hanya di bawah 1 persen dari total nilai pasar Sirius pada kuartal III 2023. Saham Sirius melonjak hampir 6 persen pada perdagangan Rabu pekan ini.

Di sisi lain, Berkshire Hathaway akhiri kuartal ini dengan rekor kas sebesar USD 157 miliar. Perusahaan ini memiliki kas sekitar USD 147 miliar pada kuartal II 2023 dan mengalahkan rekor sebelumnya sebesar USD 149 miliar yang dicapai pada 2021.

 


Saham Berkshire Hathaway

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Kas tersebut sebagian besar disimpan di treasury jangka pendek. Adapun kas Berkshire Hathaway  tumbuh signifikan seiring kenaikan suku bunga dan berkurangnya kesepakatan di wall street sehingga kurangi peluang Buffett untuk akuisisi perusahaan baru.

Pada awal 2023, Buffett menepis penurunan peringkat kredit AS yang dilakukan Fitch Ratings dari peringkat teratas AAA menjadi AA+. Ia membeli obligasi AS senilai USD 10 miliar.

"Satu-satunya pertanyaan untuk Senin depan adalah apakah kita akan membeli USD 10 miliar dalam 3 bulan dan 6 bulan,” ujar Buffett saat itu.

Awal November 2023, Berkshire Hathaway melaporkan taruhannya di luar negeri juga membuahkan hasil.Pada 2020, Berskhire Hathaway membeli sekitar 5 persen saham di lima perusahaan perdagangan terbesar Jepang dengan investasi USD 6,7 miliar pada saat itu.

Nilai perusahaan meningkat dua kali lipat pada tahun ini, menjadikan kepemilikan sahamnya di masing-masing perusahaan rata-rata di atas 8,5%, karena pasar saham Jepang melonjak ke level tertinggi dalam 33 tahun.

Saham Berkshire Hathaway naik 15,8 persen pada 2023. Sedangkan indeks S&P 500 bertambah 17,4 persen dibandingkan periode yang sama.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya