WhatsApp Rilis Fitur Pintasan untuk Buka Obrolan AI

WhatsApp dilaporkan merilis fitur pintasan untuk membuka obrolan bertenaga AI (kecerdasan buatan) dari tab Obrolan, pengguna dapat mengakses obrolan yang didukung AI langsung dari Tab Obrolan tanpa membuka daftar kontak.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 20 Nov 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi logo aplikasi WhatsApp dalam 3D. (unsplash/Mariia Shalabaieva)

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp dilaporkan merilis fitur pintasan untuk membuka obrolan bertenaga AI (kecerdasan buatan) dari tab Obrolan.

“Setelah menginstal pembaruan WhatsApp beta terbaru untuk Android 2.23.24.26, yang tersedia di Google Play Store, kami menemukan bahwa WhatsApp meluncurkan pintasan baru untuk membuka obrolan AI,” lapor WABetaInfo.

Menurut laporan tersebut, tombol baru terletak di tab Obrolan, tepatnya di atas ikon untuk memulai obrolan baru. Dengan tombol ini, obrolan bertenaga AI dapat dibuka dengan cepat, dikutip dari News18, Senin (20/11/2023).

Dengan memperkenalkan pintasan khusus, pengguna dapat dengan cepat mengakses obrolan yang didukung AI langsung dari Tab Obrolan tanpa membuka daftar kontak.

“Kami percaya bahwa proses ini secara signifikan mengurangi waktu dan upaya yang diperlukan untuk memulai percakapan khusus ini. Selain itu, menempatkan pintasan secara mencolok di tab Obrolan memastikan pengguna mengetahui fitur ini dan memasukkan interaksi yang dibantu AI ke dalam penggunaan rutin aplikasi chatting mereka,” sebut WABetaInfo.

Fitur baru ini, sekarang baru tersedia untuk beberapa penguji beta yang menginstal pembaruan WhatsApp beta terbaru untuk Android dari Google Play Store. Dikabarkan bakal diluncurkan kepada pengguna global dalam beberapa minggu mendatang.

Sementara itu, WhatsApp juga telah merencanakan hadirnya fitur-fitur baru lain di platform. Misalnya, rencana WhatsApp untuk menghadirkan iklan. 

Adapula fitur verifikasi email untuk menambah keamanan pengguna.


WhatsApp Akan Tampilkan Iklan dan Sistem Berlangganan di Channel

Ilustrasi tampilan WhatsApp. (Sumber foto: Pexels.com)

Di samping itu, wacana iklan di WhatsApp kembali mencuat ke permukaan setelah media Brasil mewawancarai Head of WhatsApp Will Cathcart.

Mengutip Folha De S. Paulo via Android Police, Jumat (10/11/2023), WhatsApp masih belum ada niat akan memunculkan iklan di inbox dan menghambat pengalaman pengguna saat chatting.

Akan tetapi, Cathcart menyebut ada cara lain untuk memunculkan iklan di aplikasi pesan milik Meta tersebut. Salah satunya di Channel atau status.

"Misalnya Channel, di mana admin dapat membebankan biaya berlangganan atau pemilik akun ingin mempromosikan channel. Tapi, tidak, kami tidak akan pasang iklan di inbox," kata Cathcart.

Terlepas dari hal itu, Meta disebut-sebut akan menambahkan fitur baru WhatsApp di mana pengguna dapat menggunakan email untuk memverifikasi akun mereka.

Hal ini bertujuan untuk menambah keamanan pada akun pengguna, mengutip dari GSM Arena. Untuk saat ini, pembaruan ini baru tersedia untuk pengguna WhatsApp Beta.

Pembaruan WhatsApp Beta baru untuk iOS (23.23.1.77) baru-baru ini diluncurkan melalui program beta TestFlight dan versi serupa untuk Android (2.23.24.10).

Fitur standar yang sudah banyak diterapkan pada aplikasi-aplikasi lainnya ini akhirnya hadir secara besar-besaran untuk WhatsApp di Android dan iOS.


Akun WhatsApp Semakin Aman dengan Fitur Verifikasi Email

Warga mencoba mengakses aplikasi Whatsapp di Jakarta, Selasa (25/10). Platform pesan instan WhatsApp dilaporkan error, Selasa (25/10/2022) siang. Tak hanya di Indonesia, WhatsApp juga dilaporkan down di sejumlah negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dilansir Beebom, halaman alamat email pada WhatsApp cukup sederhana, hanya terdapat opsi untuk menambahkan alamat email.

Setelah menambahkan email, pengguna perlu memverifikasi melakukan verifikasi email. Dengan begitu, pengguna dapat mengakses akun mereka dan memulihkannya.

Sekadar diketahui, pengguna juga bisa memilih apakah akan menggunakan fitur ini atau tidak. Namun, perlu diperhatikan bahwa verifikasi email ini tidak menggantikan nomor telepon. Nomor telepon akan selalu dibutuhkan untuk mengakses akun WhatsApp di perangkat pengguna.

Selain menghadirkan verifikasi email, sebelumnya WhatsApp juga telah menghadirkan fitur verifikasi perangkat. Mengutip dari Inferse, verifikasi perangkat dirancang untuk mencegah serangan pengambilalihan akun (ATO).

Di samping itu, dengan fitur baru WhatsApp ini pengguna akan mendapat peringatan apabila terdapat upaya pemindahan akun WhatsApp ke perangkat lain.

Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk mencegah penyerang menggunakan malware untuk mencuri kunci otentikasi WhatsApp dan membajak akun korban.

WhatsApp mengatakan, verifikasi perangkat telah diluncurkan ke semua pengguna Android dan sedang dalam proses diluncurkan ke pengguna iOS.


Menkominfo Ajak Pengguna WhatsApp Hati-Hati Sebar Informasi Terkait Pemilu 2024

Menkominfo Budi Arie Setiadi. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Terlepas dari itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mewanti-wanti pengguna WhatsApp, apabila lebih bijak dan berhati-hati apabila ingin meneruskan informasi yang terkait dengan Pemilu 2024.

Hal ini disampaikan Menkominfo dalam Keynote Speech Seminar dan Workshop Lawan Misinformasi untuk Pemilu Sehat Kota Bandung, secara virtual dari Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2023).

"Saya ingin menyampaikan imbauan kepada para pengguna WhatsApp di seluruh penjuru tanah air. Saya mohon kepada saudara-saudaraku, bapak-bapak, ibu-ibu, dan semua pengguna WhatsApp tolong kendalikan jempolnya," ujarnya.

Menurut Budi, masyarakat harus selalu melakukan cek dan recheck, atau mencari kebenaran informasi yang diterima, sebelum meneruskannya melalui kanal lain. Hal ini demi mencegah penyebaran informasi yang keliru atau misinformasi.

"Sebelum mempercayai dan forward pesan-pesan WA ke orang lain, cek dulu kebenaran informasinya," kata Menkominfo, seperti dikutip dari siaran pers. "Jika pesan atau konten meragukan, tidak jelas sumbernya, provokatif dan manipulatif maka sebaiknya tidak usah ikut disebar."

Menurut Budi, masyarakat juga bisa menjadi agen yang dapat meluruskan berbagai informasi hoaks atau menyesatkan.

"Misalnya dengan mengirimkan stempel hoaks dari Kominfo atau lembaga pengecek fakta lainnya untuk mengcounter disinfomasi yang beredar. Karena kolaborasi multistakeholder adalah kunci perwujudan pemilu yang damai," kata Budi.

Sementara, untuk platform digital seperti WhatsApp dan platform lain milik Meta, Menkominfo juga meminta agar penyelenggara dapat ikut mengawal pelaksanaan Pemilu 2024, dengan membuka posko untuk menangani konten-konten hoaks dan negatif.

Infografis Waspada WhatsApp Rentan Dibobol Hacker. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya