Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko) Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan kondisi terbaru saat menjalani pemulihan kesehatan di Singapura.
Dikutip dari instagram resminya @luhut.pandjaitan, ia mengunggah video yang menunjukkan aktivitasnya, cerita mengenai kunjungan Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) John Kerry dan topik lainnya.
Advertisement
Ia menyampaikan, kalau tiga hari lalu sudah diperbolehkan keluar dari General Hospital Singapore. Akan tetapi, Menko Luhut belum dapat pulang ke Indonesia karena masih menjalani rawat jalan guna memastikan kondisi yang pulih sepenuhnya. Menko Luhut mengucap syukur, kalau saat ini sudah mulai berolahraga secara intens.
"Saya sudah tiap jalan sekarang ya bertahap. 1,5 kilometer (km), 2 km. Saya tadi sudah mulai angkat beban sedikit. Sedikit plank walaupun baru 15 detik,” ujar dia dalam video yang diunggah di akun instagramnya.
Ia mengatakan, kalau tidak banyak perbedaan dari kondisi sebelum dan setelah sakit. Namun, hal yang jadi perbedaan yaitu warna rambut yang memutih.
"Yang beda hanya warna rambut saja perlu di semir ulang. Warna rambut yang berbeda ini barang kali sebuah isyarat bahwa sudah serindu itu saya dengan suasana di Indonesia,” ujar dia.
Menko Luhut menuturkan, kalau dokter juga memberikan program yang perlu diikutinya. Selain itu, ia juga menceritakan telah bebas dari jarum. "Tangan saya sudah tidak diapa-apain lagi. Tidak ada lagi jarum-jarum. Sudah bebas semua,” ujar dia.
Ketika ditanya mengenai kapan kembali ke Indonesia, Menko Luhut menuturkan, hal itu bergantung kepada dokter.
Pertemuan dengan John Kerry
Terkait pertemuan dengan Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk urusan iklim John Kerry, Menko Luhut juga mengaku terkejut karena John Kerry ingin bertemu.
"John Kerry datang jenguk saya ke Singapura. Saya juga terus terang jujur nanya nih saya siapa sampai John Kerry minta betul ketemu saya,” ujar dia.
Menko Luhut menyampaikan kalau ia dan John Kerry berbincang mengenai beberapa hal terkait potensi besar Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.
“Dan kita juga jelaskan. Saya juga jelaskan kepada John Kerry, lihat sekarang rumput laut. Kita juga bikin bikin bagian dari pada masalah penanganan climate exchange. Kita punya alam ini memberikan depleted reservoir, kita punya saline aquifer jumlahnya hampir lebih dari 400 giga ton. Itu bisa diinject CO2 ke dalamnya,” kata dia.
Melihat hal itu, Menko Luhut menuturkan, kalau hubungan Indonesia ke China dan Amerika Serikat juga baik. “Sepanjang national interest kita terlindungi as simple as that,” kata dia.
Advertisement
Dana Pertamina yang Tertahan di Venezuela Dikembalikan
Menko Luhut juga mengungkapkan mengenai cerita menarik saat bertemu dengan John Kerry terkait dana Pertamina di Venezuela. Ia menuturkan, dana Pertamina yang mengendap di Venezuela dan tak kunjung kembali, nominalnya cukup besar sekitar USD 300 juta atau sekitar Rp 4,65 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.526).
Menko Luhut menuturkan, kalau saat itu juga John Kerry langsung menelpon Amos Hochstein, tangan kanan Presiden AS John Kerry untuk membantu persoalan ini. Dari telepon yang singkat, Menko Luhut menuturkan, kalau dana Pertamina yang tertahan selama hampir lima tahun akhirnya dapat segera dikembalikan.
"Anda bisa bayangi USD 300 juta duit pertamina ditahan di Venezuela dilepaskan oleh Amerika Serikat sehingga dapat kembali ke Pertamina tanpa keluar satu sepeser pun, dan kita bicara sama mereka jelas, kalau teman sama kami, buktikan perkawanan, tak pernah against, hanya bela kepentingan nasional Indonesia dan mereka hargai sikap itu,” ujar dia.
Menko Luhut Tetap Kerja di Tengah Masa Pemulihan, Bertemu John Kerry hingga Telepon Menlu China
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan masih terus menjalankan pemulihan kesehatannya di Singapura.Namun di sela-sela masa pemulihan tersebut, Menko Luhut masih tetap bekerja.
Menko Luhut telah melakukan serangkaian pertemuan dan dialog penting. Terbaru, Menko Luhut bertemu dengan Special US Presidential Envoy for Climate, John Kerry yang menjenguknya di Singapura hingga berkomunikasi via telepon dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dan juga dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.
Dalam pertemuan dengan John Kerry, Menko Luhut membahas potensi besar Indonesia dalam pemanfaatan Carbon Capture Storage di depleted reservoir dan saline aquifer, yang memiliki potensi hingga 400 giga ton dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi di sektor migas dan sektor lainnya.
Menko Luhut juga menyampaikan harapannya untuk diskusi lebih lanjut dan meminta John Kerry agar dapat menghubungi White House Senior Advisor to the President for Energy and Investment, Amos Hochstein, guna membahas kerja sama di bidang critical minerals.
Advertisement
Menandakan Hubungan Baik
“Inisiatif ini dapat menghasilkan dana miliaran dolar yang akan sangat bermanfaat bagi rakyat Indonesia, serta membantu memacu perkembangan teknologi negara kita, sejalan dengan komitmen kita terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Menko Luhut dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/11/2023).
Pada kesempatan yang sama, Menko Luhut juga menyampaikan rasa terima kasih kepada AS atas pembebasan dana Pertamina sebesar 300 juta dolar AS yang sempat mengendap di Venezuela.
“Kita sebelumnya mengalami kendala karena permasalahan antara Amerika dan Venezuela, yang menyebabkan dana Pertamina tertahan selama hampir 3-4 tahun, dan Amerika telah membantu menyelesaikan hal tersebut,” ungkap Menko Luhut.
Menko Luhut menambahkan, bantuan ini menandakan hubungan baik dan kepercayaan yang kuat antara Indonesia dan Amerika, yang membuka jalan untuk kerja sama lebih lanjut di masa depan.
Kereta Cepat
Berikutnya, Menko Luhut juga menerima telepon dari Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dimana dirinya menyampaikan rasa apresiasi dan kebahagiaan Presiden Xi atas peresemian Kereta Cepat Jakarta Bandung yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo secara langsung beberapa waktu yang lalu. Selain itu juga Menko Luhut menyampaikan kegembiraannya atas peresmian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) yang saat ini begitu ramai digandrungi masyarakat.
"Rata-rata penumpang harian Kereta Cepat Whoosh saat ini mencapai hingga 18 ribu, dengan peningkatan jadwal perjalanan sejalan dengan bertambahnya minat masyarakat menggunakan kereta cepat." terang Menko Luhut
Dukungan yang diterima Menko Luhut dari Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, selama pemulihannya juga semakin memperkuat hubungan Indonesia-Singapura. PM Lee membuka peluang kerja sama di bidang kesehatan antarkedua negara, termasuk rencana pembangunan ekosistem kesehatan di Bali yang serupa dengan Singapura