Liputan6.com, Jakarta Pergelaran Jakarta World Cinema Week tahun ini atau JWCW 2023 ditutup dengan Shayda karya sineas Australia, Noora Niasari. Sejak tayang di Fesival Film Sundance, Shayda panen pujian para kritikus film dunia.
Shayda adalah karya perdana Noora Niasari yang jadi wakil Australia di ajang Oscar 2024. Ada banyak fakta menarik di balik tayangnya Shayda sebagai penutup JWCW 2023. Salah satunya, Cate Blanchett sebagai Produser Eksekutif film ini.
Advertisement
Cate Blanchett adalah aktris Australia yang telah 8 kali dinominasikan di ajang Academy Awards atau Oscar. Sejauh ini, ia menang Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (The Aviator) dan Pemeran Utama Wanita Terbaik (Blue Jasmine).
Laporan khas Showbiz Liputan6.com merangkum 6 fakta di balik film Shayda karya Noora Niasari yang menutup JWCW 2023 dan dapat sambutan hangat pencinta sinema di Ibu Kota. Sudahkah Anda menyaksikannya?
1. Berdasar Pengalaman Nyata Sutradara
Shayda mengisahkan ibu muda dari Iran bersama anaknya yang berusia sekitar 6 tahun mencari perlindungan di tempat penampungan di Australia. Suasana seketika mencekam kala sang suami datang. Shayda kisah nyata yang dialami Noora Niasari bersama ibundanya.
Terkait persentase unsur dramatisasi di Shayda, Noora Niasari mengatakan, “Saya berusia 5 tahun sebagai pengungsi dari Iran ke Australia. Jadi saya enggak bisa menakar seberapa banyak unsur fiksi atau dramatisasi dalam Shayda. Itu keputusan kreatif bersama tim.”
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
2. Privilase Bernama Cate Blanchett
Cate Blanchett menjabat Produser Eksekutif dalam Shayda. Produser Keiran Watson-Bonnice menjelaskan, kolaborasi dengan Cate Blanchett dalam Shayda dalam privilese tersendiri mengingat sang aktris adalah legenda hidup sekaligus kebanggaan masyarakat Australia.
“Cate Blanchett kebanggaan masyarakat Australia, karena dia orang sana. Punya aset sebesar Cate Blanchett sangat membantu dalam segala proses dari kasting, perekrutan kru, hingga pembuatan dan distribusi,” ujarnya di kantor Falcon Pictures Jakarta, Sabtu (18/11/2023).
3. Bertahan di Bioskop 8 Minggu
Selain faktor Cate Blanchett, Shayda sendiri bersinar berkat kualitas penyutradaraan, akting, dan naskah solid. Tak heran, film independen ini disambut hangat saat tayang di bioskop.
“Sebagai film independen, Shayda disambut hangat karena bisa bertahan hingga 7 atau 8 minggu di bioskop. Itu melegakan bagi saya,” ujar Noora Niasari dengan raut semringah.
Advertisement
4. Shayda dan Trilogi Wanita Iran
Noora Niasari membocorkan, Shayda adalah langkah awal dari triologi film bertema wanita Iran dan perjuangannya. Setelah Shayda, ia siap menggarap Raya yang diadaptasi dari novel.
“Awal tahun depan judulnya Raya, diangkat dari novel. Ini akan menjadi trologi tentang tiga perempuan Iran, pendekatannya adalah road movie dengan latar di Paris,” ia menjelaskan.
5. Dari Sundance ke Sony Pictures Classics
Berlaga di Festival Film Sundance dan meraih penghargaan Audience Award untuk World Cinema Dramatic, Shayda kemudian dipinang studio raksasa Sony Pictures Classics.
“Perjalanannya dimulai dari Festival Film Sundance, kemudian diakuisisi Sony Pictures Classics sebagai salah satu film jagoan mereka di awards season,” ungkap Noora Niasari.
Advertisement
6. Wakil Australia di Oscar 2024
Fakta bahwa Shayda menjadi film penutup di Jakarta World Cinema Week 2023 menjadi kebanggan tersendiri bagi Noora Niasari. Dalam kesempatan itu, ia mengabarkan Shayda resmi menjadi wakil Australia di kategori Best International Feature Film Oscar 2024.
“Di sisi lain, Australia punya semacam komite, bernama Screen Australia yang mengurasi film-film untuk dikirim sebagai wakil di kategori Film Berbahasa Asing Terbaik Oscar. Dipilih secara demokratis, Shayda menang untuk dikirim ke Oscar,” ia mengabarkan.