Javier Milei Menang Pilpres Argentina, Donald Trump hingga Elon Musk Bersukacita

Pendukung Javier Milei menggambarkan sosoknya sebagai seorang visioner ekonomi yang siap memimpin Argentina keluar dari salah satu krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Nov 2023, 12:00 WIB
Javier Milei (53) terpilih sebagai presiden Argentina untuk periode empat tahun ke depan. Sosoknya merupakan penganut konsep libertarianisme kanan. (Dok. AP Photo/Tomas F. Cuesta, Pool via AP)

Liputan6.com, Buenos Aires - Javier Milei (53), seorang libertarian kanan terpilih sebagai presiden Argentina. Kemenangannya dinilai dapat membawa perekonomian terbesar kedua di Amerika Selatan itu ke masa depan yang tidak dapat diprediksi dan berpotensi bergejolak.

Dengan lebih dari 99 persen suara dihitung, Milei memperoleh 55,69 persen suara dibandingkan dengan 44,3 persen yang diraih rivalnya Sergio Massa.

"Hari ini rekonstruksi Argentina dimulai. Hari ini adalah malam bersejarah bagi Argentina," kata Milei kepada pendukungnya yang bergembira di markas kampanyenya di Buenos Aires, seraya menyebut kemenangannya sebagai keajaiban, seperti dilansir The Guardian, Senin (20/11/2023).

Milei menjanjikan perubahan drastis untuk mengatasi realitas tragis Argentina, yaitu melonjaknya inflasi dan meluasnya kemiskinan. Dia juga mengirimkan pesan kepada komunitas internasional, "Argentina akan kembali ke tempat di dunia yang tidak boleh hilang."

Pendukung Milei menggambarkan sosoknya sebagai seorang visioner ekonomi yang siap memimpin Argentina keluar dari salah satu krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Adapun Massa, yang berhaluan kiri-tengah dan menjabat sebagai menteri keuangan telah mengakui kekalahannya.

"Rakyat Argentina telah memilih jalan lain," ungkap Massa, yang mengatakan bahwa dia telah menelepon Milei untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dan akan pensiun dari politik garis depan.

"Jelas ini bukan hasil yang kami harapkan dan saya telah berbicara dengan Javier Milei untuk mengucapkan selamat kepadanya karena dia adalah presiden yang dipilih mayoritas rakyat Argentina untuk empat tahun ke depan."

Gerakan Peronis telah memerintah Argentina selama 16 tahun dalam 20 tahun terakhir.


Sayap Kanan Bersorak

Javier Milei (53) terpilih sebagai presiden Argentina untuk periode empat tahun ke depan. Sosoknya merupakan penganut konsep libertarianisme kanan. (Dok. AP Photo)

Selama kampanyenya, Milei – yang akan menjabat pada 10 Desember – berjanji menghapuskan bank sentral dan men-dolarisasi (menggunakan dolar) perekonomian untuk mengatasi bencana keuangan yang telah menyebabkan 40 persen dari 45 juta warga Argentina berada dalam kemiskinan dan mendorong inflasi hingga lebih dari 140 persen.

"Saya tahu bagaimana cara memberantas kanker inflasi," kata Milei dalam debat presiden terakhir.

Kemenangan Milei dirayakan pula oleh kelompok sayap kanan global lainnya termasuk mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang telah memperjuangkan kampanyenya dan berjanji untuk menghadiri pelantikannya.

"Harapan kembali bersinar di Amerika Selatan," tulis Bolsonaro di X alias Twitter, memuji apa yang disebutnya sebagai kemenangan atas 'kejujuran, kemajuan, dan kebebasan'.

Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump menulis, "Seluruh dunia menyaksikan! Saya sangat bangga pada Anda. Anda akan mengubah keadaan negara Anda dan benar-benar menjadikan Argentina Hebat Lagi."

Kemenangan Milei turut disambut baik pemilik X, Elon Musk, yang menulis, "Kemakmuran menanti Argentina".


Respons Sayap Kiri Beragam

Javier Milei (53) terpilih sebagai presiden Argentina untuk periode empat tahun ke depan. Sosoknya merupakan penganut konsep libertarianisme kanan. (Dok. AP Photo/Tomas F. Cuesta, Pool via AP)

Sementara itu, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang berhaluan sayap kiri dan berulang kali dihina Milei sebagai "komunis" yang korup, mengakui kemenangan Milei.

"Demokrasi adalah suara rakyat dan harus selalu dihormati," tulis Lula da Silva tanpa menyebut nama Milei. "Saya doakan semoga pemerintahan selanjutnya beruntung dan sukses. Argentina adalah negara yang hebat dan patut kami hormati sepenuhnya."

Presiden Kolombia yang juga berhaluan kiri, Gustavo Petro, merespons kemenangan Milei dengan mengatakan, "Kelompok sayap kanan ekstrim telah menang di Argentina… (Sungguh) menyedihkan bagi Amerika Latin."

Lawan-lawan Milei yang berasal dari sayap kiri bereaksi dengan terkejut dan kecewa terhadap terpilihnya tokoh yang terkenal tidak menentu ini, yang ide-ide radikalnya termasuk melegalkan penjualan organ; memutuskan hubungan dengan dua mitra dagang terbesar Argentina, yaitu Brasil dan China; serta menutup lebih dari selusin kementerian.

Milei – seorang populis penolak perubahan iklim yang dikenal dengan julukan El Loco atau Si Gila – juga telah membuat marah jutaan warga Argentina karena mempertanyakan konsensus empat dekade mengenai kejahatan di bawah kediktatoran negara tersebut pada tahun 1976-83, yang diperkirakan menyebabkan 30.000 orang menjadi korban.

Pasangan wakil presiden Milei adalah Victoria Villarruel, seorang anggota Kongres ultra-konservatif, yang juga meremehkan dosa-dosa kediktatoran.

"Dia jauh lebih berlebihan dan tidak stabil dibandingkan Bolsonaro dan Trump. Jadi, sangat tidak dapat diprediksi apa yang akan dilakukan orang ini (saat berkuasa)," kata sejarawan Argentina Federico Finchelstein.


Didorong Keputusasaan

Ilustrasi Agentina (dok.Freepik)

Benjamin Gedan, kepala Proyek Argentina di Wilson Centre, mengatakan dia yakin ada satu kata yang bisa menjelaskan skala kemenangan Milei: keputusasaan.

"Pemungutan suara ini hanya menunjukkan keputusasaan. Banyak warga Argentina yang secara sadar memilih menentang kepentingan ekonomi mereka karena mereka menyadari bahwa status quo adalah sebuah bencana besar. Dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa menteri keuangan saat ini bisa menjadi jawabannya," tutur Gedan. "Ini pertaruhan besar, tapi bukan pertaruhan yang sepenuhnya tidak rasional."

Gedan menilai bahwa terpilihnya sosok radikal dan tidak berpengalaman dalam bidang politik akan membawa Argentina ke situasi yang belum dipetakan.

"Risiko sebenarnya adalah Argentina gagal dalam upayanya mengubah perekonomian secara radikal ... Kerusuhan sosial besar-besaran, aksi mogok nasional yang dilakukan oleh serikat pekerja, potensi kekerasan politik dan tekanan terhadap lembaga-lembaga demokrasi adalah hal yang mungkin terjadi. Ada skenario yang cukup gelap jika dia secara agresif mengejar visi maksimalisnya untuk Argentina," imbuhnya.

Infografis Lionel Messi Bawa Argentina Juara Piala Dunia 2022 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya