Liputan6.com, Jakarta - Salah satu beda antara sistem operasi iOS (Apple) dengan Android milik Google ada pada pendekatan mereka terhadap instalasi aplikasi.
Android selama ini mengizinkan pengguna untuk memasang aplikasi pihak ketiga dari sumber di luar toko resmi alias sideloading. Dengan begitu, pengguna bisa pasang aplikasi dari sumber di luar toko resmi Google Play.
Advertisement
Fleksibilitas ini menjadi keuntungan besar bagi pengembang dan pengguna, memberi platform untuk eksperimen dan akses ke aplikasi sideloading alias sideloading apps yang mungkin tak memenuhi pedoman ketat dari Play Store.
Sementara kebalikannya, Apple selalu mempertahankan pendekatan yang lebih ketat. Apple membatasi instalasi aplikasi, di mana hanya aplikasi dari toko resmi App Store yang bisa dipasang pengguna.
Strategi ini dikritik oleh beberapa pihak. Bahkan ada yang menyebutnya menghambat inovasi dan membatasi pilihan pengguna.
Namun Apple tetap kekeuh bahwa proses tinjauan aplikasi yang ketat sangat penting demi melindungi pengguna dari malware. Selain itu juga untuk memastikan aplikasi yang berkualitas tinggi.
Kebijakan Ini Paksa Apple Izinkan Pengguna iPhone Instal Aplikasi dari Sumber Tak Jelas
Namun, kehadiran aturan Digital Markets Act oleh Uni Eropa baru-baru ini bisa memaksa Apple mempertimbangkan kembali sikapnya melarang aplikasi dari sumber pihak ketiga.
DMA sendiri, sebagaimana dikutip dari Gizchina, Selasa (21/11/2023) bertujuan untuk mendorong persaingan pasar digital dan mencakup ketentuan yang bisa mengharuskan Apple mengizinkan pengguna instal aplikasi dari sumber lain.
Meski sejauh ini Apple menolak perubahan itu, dampak potensial dari DMA bagi Apple tak bisa diabaikan.
Sundar Pichai Bilang Aplikasi Pihak Ketiga Berbahaya
Menariknya, bos Google Sundar Pichai pun sebenarnya menunjukkan kehati-hatian terhadap aplikasi pihak ketiga.
Dalam testimoni terbarunya, Sundar Pichai "mengingatkan pengguna untuk tidak melakukan sideloading aplikasi."
Advertisement
Perlunya Kehati-hatian
Ia menyebutkan risiko infeksi malware merupakan dampak bahaya dari instalasi aplikasi pihak ketiga.
Sikap ini sejalan dengan kekhawatiran Apple dan memperlihatkan bahwa Google pun mengakui ada potensi bahaya yang timbul akibat instalasi aplikasi tanpa batasan.
Debat mengenai instalasi aplikasi pihak ketiga ini bukan terjadi baru-baru ini. Meski memberi banyak kontrol ke pengguna terhadap perangkat mereka, memang perlu mempertimbangkan konsekuensi potensial dari memberi akses ke aplikasi yang tak diverifikasi pembuat perangkat.
Berikut adalah bahaya dari instalasi aplikasi dari sumber pihak ketiga:
Risiko Instal Aplikasi Pihak Ketiga
Risiko potensial aplikasi jahat
Pendiri Apple Steve Jobs merupakan pendukung kuat dari App Store. Ia memercayai bahwa sangat penting memberikan pengalaman aplikasi yang aman dan terkurasi bagi pengguna iPhone.
Jobs menyadari ada risiko potensial dari instalasi aplikasi pihak ketiga dan meyakini, proses review Apple diperlukan guna melindungi pengguna dari aplikasi jahat.
Ancaman malware dalam ekosistem aplikasi modern
Sifat teknologi yang terus berkembang membuat semakin sulit mengidentifikasi dan mencegah serangan malware.
Bahkan aplikasi yang awalnya lolos dari tinjauan pun bisa terinfeksi malware melalui update, hal ini menyoroti kesulitan, memastikan keamanan aplikasi tanpa platform distribusi yang terkontrol.
Advertisement