4 Kata Ini Bisa Mempengaruhi Lawan Bicara

Ingin memenangkan lebih banyak argumen? Gunakan “hack” sederhana yang terdiri dari empat kata berikut ini supaya penjelasan yang kamu berikan tetap singkat.

oleh Amira Fatimatuz Zahra diperbarui 25 Nov 2023, 08:44 WIB
Ilustrasi presentasi. (Photo created by rawpixel.com on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ingin memenangkan lebih banyak argumen? Gunakan “hack” sederhana yang terdiri dari empat kata berikut ini, supaya penjelasan yang kamu berikan tetap singkat.

Menurut Niro Sivanathan, profesor perilaku organisasi di London Business School, semakin banyak poin yang ditambahkan pada argumenmu, semakin tidak persuasif argumen tersebut.

“Kebanyakan orang membuat perkiraan yang salah untuk memenangkan hati seseorang, kamu perlu memberi mereka banyak data,” kata Sivanathan kepada CNBC Make It. “Seringkali, kegagalan bukan terjadi pada kontennya, melainkan pada penyampaiannya.”

“Ini disebut dilution effect, klaim yang paling kuat akan mempermudah klaim yang lebih lemah. Orang-orang yang mendengarkan akan mengingat kata-kata persuasif dari poin yang disampaikan, bukan argumen yang paling meyakinkan,” jelas Sivanathan melansir CNBC, Sabtu (24/11/2023).

Misalnya, jika kamu mencoba meyakinkan temanmu bahwa New York adalah kota terbaik di dunia, kamu dapat menyebutkan pizza, pertunjukan Broadway, angkutan umum, dan Times Square. Tergantung pada audiens yang kamu hadapi. Beberapa poin tersebut akan lebih persuasif dibandingkan poin lainnya. Sebaiknya kamu hanya menggunakan poin yang paling mungkin memenangkan hati teman Anda.

“Lebih sedikit lebih baik,” kata Sivanthan. “Jika kamu hanya punya satu argumen utama, percayalah dan utarakan argumen tersebut, daripada merasa perlu menyebutkan banyak argumen lainnya.”

Kebalikan dari strategi ini juga berhasil, menurut penelitian Sivanthan pada tahun 2017, setelah menonton iklan obat-obatan, konsumen lebih cenderung memandang suatu obat dengan baik ketika perusahaan tersebut mencantumkan efek samping sedang setelah efek samping yang parah.


Mudah Memperbaikinya, Hanya Perlu Disiplin

(Foto:Ilustrasi)

“Menggunakan dilution effect untuk membuat argumen lebih persuasif bisa memperbaiki segala hal dengan mudah,” kata Sivanthan. Ini dapat membantu mendapatkan pekerjaan, mempersingkat presentasi, dan membuat debat meja makan lebih ramah.

Memang diperlukan pengendalian diri. Setelah mengutarakan argumen inti, kamu harus merasa nyaman membiarkannya diam sampai orang lain siap merespons. Jika tidak, kamu akan secara tidak sengaja melompat lagi dengan poin tambahan yang lebih lemah.

“Orang-orang kesulitan dengan keheningan. Saat ada ruang kosong, kamu merasa perlu mengisinya dengan kata-kata,” kata Sivanthan.

Ini adalah kesalahan umum, bahkan ketika orang-orang yang berdebat tentang mencari nafkah, mereka menambahkan kalimat seperti “kamu akan melihat ini dalam kampanye dan debat politik,” (Mereka) seharusnya berhenti setelah (poin) No. 2, tetapi mereka akan melanjutkan ke tiga atau empat.”

Menurut penelitian, diam adalah alat negosiasi yang ampuh dan seringkali menghasilkan hasil yang lebih baik bagi kedua belah pihak. Mark Cuban, seorang investor miliarder di “Shark Tank” ABC, sering menggunakan strategi ini. Setelah seorang kontestan melakukan promosi, ia cenderung diam sementara panelis lain berdebat dan membahas detailnya.

Jika ia memutuskan untuk membuat tawaran investasi, akan terjadi setelah ia punya waktu untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan dari setiap potensi kesepakatan, katanya dalam percakapan di Fireside pada bulan Juni.

“Semakin memperhatikan dan sadar, semakin besar juga peluang untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan,” katanya.

“Banyak pengaruh yang butuh waktu untuk memikirkan (argumen),” katanya. “Mereka yang sangat pandai dalam rapat dan berkomunikasi dengan orang telah banyak memikirkannya. Ini bukan suatu kebetulan.”

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya