Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi menyebut bahwa RI adalah mitra penting negaranya. Hal ini berdasarkan kerja sama kedua negara yang telah terbangun.
"Tentu saja hubungan antara kedua negara semakin baik, terutama hubungan dagang pada tahun 2011 melampaui USD 2 miliar," kata Dubes Boroujerdi dalam wawancara khusus bersama Liputan6.com, Kamis (16/11/2023).
Advertisement
"Ini memperlihatkan bahwa ada potensi yang besar antara kedua negara dan diperlukan tekad besar dari para pejabat tinggi dari kedua negara untuk memajukan hubungan ini."
Dubes Iran mencatat di tahun 2011, Indonesia menjadi mitra ke-7 Republik Islam Iran di Asia dan bahkan negara pertama di kawasan Asia Tenggara.
"Saya berharap setelah kunjungan Presiden Republik Islam Iran ke Indonesia, dengan adanya keputusan penting yang diambil oleh para pejabat tinggi kedua negara kita bisa meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara."
Dubes Boroujerdi turut menggambarkan bahwa potensi dagang kedua negara didukung oleh sejumlah komoditas.
"Saya dapat menyebut beberapa potensi komoditas antara kedua negara di sektor industri khususnya di bidang mesin, baja, aspal, turbin, dan berbagai jenis alat kesehatan yang diimpor Indonesia dari Republik Islam Iran."
"Dan sebaliknya kami juga melakukan impor terhadap beberapa komoditas seperti kertas, karet, detergen, teh, kopi, mesin-mesin perindustrian dan lain sebagainya."
Dubes Boroujerdi mencatat bahwa angka ekonomi Indonesia beberapa tahun belakangan ini selalu di atas 5% dan ini memperlihatkan tekad besar Indonesia.
Selain itu, ia juga menyinggung soal keunggulan Iran di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi canggih.
"Antara lain Teknologi Nano, Teknologi Bio, Teknologi Nuklir untuk tujuan damai, alat kesehatan, dan lain sebagainya. Yang mana di bidang teknologi canggih ini Iran menduduki peringkat 1 hingga 4 di dunia."
Iran Setelah Dijatuhi Sanksi
Setelah Iran dijatuhi sanksi sepihak oleh Amerika Serikat, Dubes Mohammad Boroujerdi menyebut ada banyak negara-negara yang melanjutkan hubungannya dengan Iran dan kini meraih keuntungan yang besar.
"Harapan kami karena sifat kedua negara (Indonesia-Iran) yang saling melengkapi, jadi semoga kedua negara bisa melanjutkan hubungannya."
"Saya sebagai pejabat yang memiliki tanggungjawab dari Republik Islam Iran dan Indonesia untuk melanjutkan hubungan bilateral ini dan berharap dapat menyaksikan perluasan hubungan bilateral ini."
Setelah kedatangan Presiden Iran Ebrahim Raisi, ke Indonesia beberapa MOU dan nota kesepakatan dan kerjasama telah ditandatangani.
"Sebelum saya ditugaskan ke Indonesia, saya bertemu dan berhadapan dengan Presiden Republik Islam Iran, dan menekankan terhadap pelaksanaan berbagai kesepakatan yang telah diraih."
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebutkan kunjungan Presiden Raisi ke Indonesia tergolong kunjungan yang sukses.
"Presiden Jokowi mendoakan kesuksesan dalam hal melaksanakan dan mengeksekusi berbagai MOU dan kesepakatan yang telah disepakati."
"Ini memperlihatkan bahwa terdapat tekad yang besar dari para petinggi dan pemimpin kedua negara untuk memperluaskan hubungan ekonomi dan memanfaatkan peluang yang terdapat untuk peningkatan hubungan bilateral."
Advertisement
Peluang Kemitraan Ekonomi komprehensif (CEPA) Iran-RI
Saat disinggung soal peluang Kemitraan Ekonomi komprehensif (CEPA), Dubes Boroujerdi menyebut, dalam kerja sama strategi dan juga ekonomi antar kedua negara membutuhkan serangkaian dari persiapan.
"Satu di antaranya adalah tekad dari pejabat kedua negara yang saya rasa dalam kunjungan presiden Iran, Presiden Raisi ke Indonesia saat menemui Presiden Joko Widodo, tekad ini sudah terlihat dan sudah ada."
Selain itu, diperlukan juga berbagai kesepakatan yang menjadi landasan bagi kerjasama yang komprehensif.
"Pada kunjungan Mei 2023, 11 kesepakatan di bidang ekonomi maupun di luar bidang ekonomi telah disepakati oleh kedua negara."
"Sekarang untuk meningkatkan hubungan kedua negara ke sektor strategis dan juga ekonomi yang komprehensif terdapat beberapa tantangan yang mana perlu kerjasama antar kedua negara untuk mengatasi tantangan tersebut. Dan kami berada dalam tahap ini."