Cuaca Indonesia Hari Ini Selasa 21 November 2023: Cerah Berawan Langit Pagi Bumi Pertiwi

Pada hari ini, Selasa (21/11/2023), langit pagi Indonesia diprakirakan sebagian besar cerah, berawan, dan cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca Indonesia hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Nov 2023, 23:04 WIB
Pada hari ini, Selasa (21/11/2023), langit pagi Indonesia diprakirakan sebagian besar cerah, berawan, dan cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca Indonesia hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, Selasa (21/11/2023), langit pagi Indonesia diprakirakan sebagian besar cerah, berawan, dan cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca Indonesia hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca berawan tebal pagi hari ini diprakirakan ada di langit Samarinda, serta hujan dengan intensitas ringan di Banda Aceh, Jambi, dan Manokwari.

Berbeda di siang nanti, cuaca Indonesia diprediksi sebagiannya cerah, berawan, cerah berawan, hujan ringan, dan hujan petir.

Hujan dengan intensitas ringan diprakirakan guyur Banda Aceh, Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Bandung, Banjarmasin, Ambon, Mataram, Pekanbaru, dan Medan pada siang hari nanti.

Begitu pula pada malam hari nanti diprediksi langitnya beragam yaitu cerah, berawan, cerah berawan, hujan ringan, hujan lebat, dan hujan petir. Wilayah Bengkulu, Jambi, Semarang, Pontianak, Palangkaraya, Mataram, Kota Jayapura, Pekanbaru, dan Medan malam nanti diprakirakan turun hujan ringan malam nanti.

Hujan lebat diprediksi BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id bakal guyur Mamuju dan waspada hujan petir di Bandung malam hari nanti.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Bengkulu  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Gorontalo   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jambi   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Bandung   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Petir
 Semarang   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Surabaya   Cerah  Cerah   Cerah Berawan
 Pontianak   Berawan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Banjarmasin   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Palangkaraya  Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Samarinda  Berawan Tebal  Berawan  Cerah Berawan
 Tarakan   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Pangkal Pinang  Berawan  Hujan Petir  Cerah Berawan
 Tanjung Pinang   Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Bandar Lampung  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Ambon   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Ternate   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Mataram   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Kupang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Manokwari   Hujan Ringan  Berawan  Cerah Berawan
 Pekanbaru   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Mamuju   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Lebat
 Makassar   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kendari   Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Manado    Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Padang   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Palembang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Medan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan

Atasi Perubahan Iklim, BMKG Berkolaborasi dengan Badan Cuaca Seluruh Negara

Warga beraktivitas menggunakan payung saat suhu udara mencapai 35 derajat Celcius di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) Event

Sementara itu, dampak perubahan iklim di Indonesia dirasakan di berbagai daerah. Salah satu fenomena perubahan iklim adalah el nino yang menjadi penyebab kekeringan dan cuaca panas di sejumlah wilayah di Tanah Air. 

Plt Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan perubahan iklim membuat temperatur di seluruh wilayah Indonesia naik. Namun, perubahan iklim di Indonesia terkait dengan kondisi global. 

"Jadi, karena ini perubahan iklim sifatnya global, maka di seluruh wilayah Indonesia juga terdapat tren kenaikan temperatur ya. Kira-kira sekitar 0,1 sampai 0,3 per 10 tahun trennya," kata Ardhasena kepada Liputan6.com, Jumat 3 November 2023.

Oleh karena itu, BMKG mengajak seluruh negara untuk berkolaborasi dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem tersebut. BMKG juga bergabung ke badan cuaca untuk PBB untuk mewujudkan kolaborasi tersebut. 

"Ada, kita tergabung dalam badan cuaca untuk PBB, jadi seluruh BMKG, seluruh negara itu bekerja sama," kata Ardhasena. 


Mitigasi untuk Hadapi El Nino

Gedung-gedung bertingkat dengan latar belakang awan cumulonimbus terlihat di perairan Teluk Jakarta, Minggu (10/1/2021). Sejak beberapa hari terakhir, perairan Teluk Jakarta diselimuti cuaca ekstrem yang berbahaya bagi pelayaran dan penerbangan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menurut Ardhasena, perubahan iklim telah mempengaruhi arus lintas yang berada di Indonesia. 

"Jadi mempengaruhi kondisi laut di Indonesia dan juga iklimnya di Indonesia, dan kemudian terus dibawa ke Samudera Hindia," tambah Ardhasena. 

Dia mengatakan La Nina terakhir terjadi di Indonesia pada 2022. Namun, untuk 2023, Indonesia sedang dilanda oleh fenomena el nino yang berkepanjangan. Berdasarkan prediksi, El Nino akan berakhir pada Maret-April 2024.   

"Terakhir la nina terjadi di Indonesia itu 2020, 2021 dan 2022" tutur Ardhasena. 

"Saat ini masih el nino.... El nino prediksi kami berakhirnya Maret-April 2024," tambah dia. 

Ardhasena mengungkap BMKG telah melakukan mitigasi jika Indonesia dilanda fenomena el nino dan la nina. BMKG pun membagi tugas kepada instansi terkait. 

"Ya, sekarang sebenarnya kan dampak el nino-nya sudah mulai berakhir ya, karena kita sebentar lagi musim hujan, jadi yang memitigasi itu bukan BMKG. BMKG memberikan informasi kepada sektor-sektor, kepada kementerian lembaga untuk melakukan mitigasinya pada sektor sumber daya air, sektor pangan, dan lain sebagainya," jelas Ardhasena.


Tidak Bisa Sendiri

Seorang pria menyeka wajahnya saat berjalan selama gelombang panas melanda Tokyo, Jepang (1/8/2019). Cuaca panas ekstrem yang melanda Jepang telah menewaskan puluhan orang tewas dan menyebabkan ribuan orang masuk rumah sakit dengan gejala dehidrasi. (AFP Photo/Charly Triballeau)

Menurut dia, BMKG telah memberikan informasi dan prediksi untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim. 

"Kita memberikan informasi dan prediksi, karena nanti yang meminimalisir itu kita bekerja sama dengan sektor-sektor terkait sumber daya air, sektor pangan. Sektor kesehatan dan lain sebagainya" ungkap Ardhasena. 

Dia mengungkapkan, BMKG tidak dapat melakukan pekerjaannya sendiri, begitupun dengan negara lainnya yang tidak dapat melakukan sendiri.

Hal tersebut harus dilakukan secara bersama - sama oleh seluruh negara di dunia, karena bersifat global.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya