LSI Denny JA Sebut Elektabilitas Ganjar-Mahfud 28,6 Persen Usai Penetapan Calon, Ini Alasannya

Elektabilitas Ganjar-Mahfud 36,9 persen pada September 2023, lalu turun di angka 35,3 persen pada Oktober 2023, dan kembali turun usai penetapan pasangan calon di angka 28,6 persen.

oleh Winda Nelfira diperbarui 21 Nov 2023, 08:00 WIB
Bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD menyapa awak media sesaat sebelum menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (22/10/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil yang memperlihatkan jarak elektabilitas antara tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di 90 hari menuju Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Hasilnya, di antara tiga pasangan capres dan cawapres, elektabilitas pasangan nomor urut tiga Ganjar-Mahfud merosot tajam dari September 2023.

Rinciannya, 36,9 persen pada September 2023, lalu menurun di angka 35,3 persen pada Oktober 2023, dan kembali turun usai penetapan pasangan calon di angka 28,6 persen.

"Ada empat alasan mengapa pasangan ini mengalami penurunan. Ini adalah temuan survei kita," kata Peneliti LSI Denny JA Adjie Al Faraby secara daring, Senin (20/11/2023).

Alasan pertama, kata Adjie, karena adanya blunder kubu Ganjar atau PDI Perjuangan (PDIP) yang menyerang Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Pasalnya, semakin Jokowi diserang, justru pendukungnya banyak yang pergi dari pasangan Ganjar dan Mahfud.

"Ini alasan pertama yang bisa kita lihat karena ketika kita coba buat breakdown ya, dari simulasi tiga pasangan calon ya," jelas Adjie.

Adjie menyampaikan, dari Oktober ke November 2023, total ada 7,5 persen pendukung Jokowi yang beralih dukungan dari Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.

"Di Oktober waktu itu dia 39,4 persen, di November 2023 turun di angka 31,9 persen. Jadi ada blunder yang dilakukan oleh kubu Ganjar karena semakin menyerang Jokowi ternyata justru dukungannya di pemilih yang puas terhadap Jokowi justru mengalami penurunan," ujar dia.

 

2 dari 3 halaman

Alasan Kedua

Alasan kedua, kata dia ditemukan bahwa basis pendukung Ganjar di Jawa Tengah semakin direbut Gibran. Khususnya dari rentang Oktober ke November 2023.

"Jadi basis Pak Ganjar di Jawa Tengah ini semakin direbut oleh Gibran. Jadi datanya tadi ya kita lihat di Prabowo-Gibran di Oktober 2023 itu angkanya 10,7 persen di pemilih di Jawa Tengah. Kemudian mengalami kenaikan di angka 24,6 persen," kata dia.

Sementara itu, basis pendukung Ganjar-Mahfud di Oktober 2023 berad di angka 70,1 persen, mengalami penurunan di angka 61,8 persen pada November 2023. Meski begitu, Ganjar masih menang di Jawa Tengah, namun dengan selisih yang makin kecil dengan pasangan Prabowo-Gibran.

Alasan ketiga, berkaitan dengan jejak Ganjar soal kemiskinan di Jateng yang kembali menjadi perbincangan.

3 dari 3 halaman

Alasan Selanjutnya

Provinsi Jateng menjadi provinsi termiskin nomor dua di Jawa di bawah 10 tahun kepemimpinan Ganjar.

Alasan terakhir, menguatnya isu Ganjar hanya petugas partai. Adji menyebut, isu ini melemahkan persepsi kepemimpinan Ganjar.

"(Sedangkan) mayoritas pemilih ingin presiden yang punya leadership atau kepemimpinan yang kuat," ujar dia.

Adjie menuturkan, survei menggunakan metode penelitian multi stage random sampling dengan teknik pengumpulan data wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Adapun margin of error survei sebesar ± 2.9 persen. Survei dilakukan pada periode 6-13 November 2023 dengan melibatkan 1.200 responden.

Infografis Ragam Tanggapan Mahfud MD Diumumkan Jadi Cawapres Ganjar. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya