Liputan6.com, Jakarta - Pandawara Group telah menjejakkan kaki mereka di Denmark untuk studi banding guna belajar lebih dalam mengenai lingkungan. Kelompok pemerhati lingkungan asal Bandung ini telah membagikan video kedatangan mereka pada Sabtu, 19 November 2023.
Rekaman singkat itu mengabadikan kelima anggota Pandawara, yakni Ikhsan, Gilang, Rifqi, Rafly, dan Agung keluar dari bandara sembari mendorong koper mereka masing-masing. Mereka juga naik kereta dan berjalan-jalan di sekitar ibu kota Denmark, Copenhagen.
Advertisement
"Kira-kira ada apa ya Pandawara ke negara terbersih di dunia?🇩🇰," bunyi keterangan singkat dalam unggahan video tersebut.
Pada Senin, 20 November 2023, mereka kembali membagikan unggahan kegiatan di hari pertama studi banding. "Day 1, belajar circular economy dan waste management di Denmark," bunyi keterangan klip.
Dalam video yang diunggah di Instagram Story, Pandawara tengah mendengar dengan saksama penjelasan dari staf terkait pengolahan sampah. Mereka juga mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika berada di dalam pabrik. Setelah berkeliling, mereka duduk bersama dan berdiskusi.
Kelompok yang dikenal dengan aksi bersih-bersih sampah di sungai hingga pantai ini diundang langsung oleh Kedutaan Besar Indonesia di Denmark. Kabar studi banding ini pertama diungkap mereka dalam bincang daring bersama TikTok, Rabu, 8 November 2023.
"Ada perjalanan baru dari Pandawara untuk melakukan suatu hal yang baru di tahun ini. Alhamdulillah kita menerima undangan untuk belajar lagi, studi banding mengenai bagaimana perjalanan Denmark menjaga lingkungan mereka hingga mengelola sampah," kata Ikhsan dalam bincang tersebut.
Perjalanan Baru
Ikhsan menambahkan bahwa ilmu yang mereka petik lewat belajar dari cara Denmark menjaga lingkungan nantinya akan diimplementasikan di Indonesia. Anggota lainnya, Gilang, mengungkap bahwa mereka berlima akan bertolak ke negara di semenanjung Jutlandia tersebut pada pekan kedua November 2023.
"Denmark (merupakan) salah satu negara yang pengelolaan sampahnya terbaik. Ini kesempatan besar bagi Pandawara untuk bisa terus belajar tata kelola lingkungan hidup Denmark, mulai dari sungai dan pantai. Kita juga akan mengunjungi beberapa tempat daur ulang sampah dan TPA di sana," terangnya.
Dikatakan Gilang, mereka ingin menerapkan segala ilmu yang didapatkan di Denmark nanti ke Indonesia. "Seiring berjalannya waktu, belajar dengan yang ahli, step by step mengubah dari skala kecil," ungkap Gilang.
"Kita dapat ilmu di negara orang tidak sesederhana apa yang kita pikirkan, karena kultur orangnya berbeda, kita harus sesuaikan dahulu," tambah Gilang.
Pandawara akan studi banding selama sekitar 18 hari di Denmark. Mereka rencananya menyambangi dua kota, yakni Copenhagen dan Odense.
Advertisement
Studi Banding ke Negara Paling Bersih di Dunia
"Persiapan kita menimba ilmu ke sana ... kita lebih ke apa saja yang nantinya bisa kita dapatkan, materi apa yang harus kita cari di sana. Seenggaknya kita menyiapkan pikiran dan mental karena pengalaman baru bagi kita mungkin ada beberapa hal yang tidak terduga. Minta doanya saja," ungkap Ikhsan.
Sementara, Denmark telah secara aktif berupaya jadi lebih sadar lingkungan. Dikutip dari World Population Review, para peneliti di Yale University dan Columbia University berkolaborasi dengan World Economic Forum (WEF) telah mengukur kebersihan dan keramahan lingkungan di 180 negara di dunia dengan menciptakan Indeks Kinerja Lingkungan (EPI).
Dengan total skor EPI 77,9, Denmark jadi negara paling bersih dan ramah lingkungan menurut Hasil EPI 2022. Denmark menonjol karena skornya yang tinggi dalam beberapa kategori, termasuk pengolahan air limbah (100), kawasan perlindungan laut (100), dan logam berat (100).
Negara ini juga mempunyai kebijakan paling komprehensif dan efektif di dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah perubahan iklim. Fokus Denmark pada keberlanjutan terlihat dari meningkatnya jumlah hotel ramah lingkungan, perahu bertenaga surya, dan makanan organik di negara tersebut.
Semangat Jaga Lingkungan
Selain akan berangkat ke Denmark, Pandawara juga berbagi kisah mengenai motivasi utama mereka dalam aksi memperjuangkan lingkungan yang lebih baik. "Main motivation melakukan kegiatan kita karena kita merasakan langsung efek kerugian masalah banjir," kata Gilang.
Ia menambahkan, "Selama diberi kesehatan, we never stop dan bakal terus melakukannya. Kerusakan di lingkungan sekarang memengaruhi di masa datang, makanya motivasi kita untuk terus bergerak."
Selama menjalankan aksi bersih-bersih, tak semua kegiatan mereka berjalan dengan mulus. Ikhsan menyebut salah satu tantangan yang mereka hadapi adalah faktor alam. "Lebih ke faktor alam, biasa di sungai dan harus terjun ke pantai rasanya panas atau faktor alam lainnya seperti bahaya ulat. Tantangan lainnya bisa diselesaikan secara baik-baik," terangnya.
Gilang menambahkan bahwa tak sedikit berhadapan dengan warga yang tersinggung akan aksi bersih-bersih mereka. "Masih banyak orang yang sedikit mempermasalahkan kita clean up di daerah mereka, ini tidak sekali dua kali," tambahnya.
Advertisement