Javier Milei Presiden Baru Argentina Pernah Janji Hapus Bank Sentral dan Batasi Impor

Javier Milei yang sering dibandingkan dengan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, berjanji untuk melaksanakan kebijakan ekonomi radikalnya segera setelah memenangkan pemilihan presiden Argentina.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Nov 2023, 13:23 WIB
Javier Milei (53) terpilih sebagai presiden Argentina untuk periode empat tahun ke depan. Sosoknya merupakan penganut konsep libertarianisme kanan. (Dok. AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Javier Milei memenangkan pemilihan Presiden Argentina pada Minggu, 19 November 2023. Kemenangan Javier Milei diikuti harapan merombak perekonomian nomor dua di Amerika Selatan dan menggantikan peso demi dolar Amerika Serikat.

Dikutip dari CNN Money, Selasa (21/11/2023), Koalisi La Libertad Avanza yang dipimpin Javier Milei memenangkan pemilu dengan perolehan hampir 56 persen suara, mengalahkan partai Peronist tengah berkuasa dan kandidatnya Menteri Ekonomi Sergio Massa yang menerima lebih dari 44 persen suara.

Dikutip dari CNBC, Javier Milei yang sering dibandingkan dengan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ini, berjanji untuk melaksanakan kebijakan ekonomi radikalnya segera setelah memenangkan pemilihan presiden Argentina.

Dampak yang mengejutkan ini membuat kondisi Argebtina belum terpetakan. Milei (53) seorang libertarian sebelumnya menggambarkan dirinya sebagai “anarcho capitalist”. Pada kampanyenya memakai “gergaji mesin” untuk melambangkan niatnya memotong pengeluaran negara.

Di antara beberapa kebijakan yang diusulkannya, Milei berjanji untuk melakukan dolarisasi, menghapuskan bank sentral dan privatisasi sistem pensiun.

"Kami memiliki tekad untuk mengendalikan anggaran fiskal. Kami bertekad memperbaiki masalah bank sentral. Kami mempunyai tekad untuk membuat Argentina bangkit dan maju," ujar Milei.

"Hari ini kita kembali ke jalur yang membuat negara ini hebat,” ia menambahkan.

"Kita hadapi masalah-masalah besar di depan kita, inflasi, stagnasi ekonomi, kurangnya lapangan kerja, ketidakamanan, dan kemiskinan,” ujar dia.

Peso Melemah

Pasar keuangan menyambut baik kemenangan Javier Milei  yang akan membawa perubahan besar dalam pembuatan kebijakan ekonomi. Dikutip dari CNN Money, obligasi dolar Argentina naik, sedangkan saham beberapa perusahaan Argentina yang tercatat di New York melonjak.

Perusahaan energi milik negara YPF melonjak 40 persen dan Banco Macro serta Grupo Financiero Galicia menguat 20 persen.

Pasar keuangan Argentina tutup pada Senin karena libur. Akan tetapi, peso sedikit melemah pada sebagian perdagangan dan berada di kisaran 353,58 terhadap dolar AS. Nilai mata uang tersebut telah anjlok 875 persen terhadap dolar AS selama lima tahun terakhir.


Tantangan Javier Milei

Javier Milei (53) terpilih sebagai presiden Argentina untuk periode empat tahun ke depan. Sosoknya merupakan penganut konsep libertarianisme kanan. (Dok. AP Photo)

Tantangan yang dihadapi Presiden Javier Milei cukup besar apalagi Argentina berada dalam cengkeraman krisis ekonomi yang parah.

Daya beli Argentina terpuruk akibat tingkat inflasi tahunan yang mencapai lebih dari 140 persen. Sementara itu, dua dari lima warga Argentina kini hidup dalam kemiskinan dan wilayah pertanian utama dilanda kekeringan. Selain itu, prospek resesi yang menyakitkan dan kekurangan cadangan mata uang asing.

Milei telah berjanji untuk hilangkah kontrol mata uang dan pembatasan impor, yang menurut analis akan akibatkan tekanan lebih besar terhadap peso.

"Tata kelola akan sangat sulit baginya. Kita mungkin akan hadapi roller coaster pada masa depan,” ujar Direktur Pelaksana Teneo, Nicholas Watson.

Ia menambahkan, jika Milei benar-benar menjalani terapi kejut, seperti yang dia bicarakan, akan melihat minat masyarakat terhadap hal tersebut yang mulai berkurang dengan cepat.

"Dolarisasi? Saya pikir mereka akan menendangnya. Reformasi bank sentral? Maksud saya, dia berbicara tentang meledakkan bank sentral tindakannya adalah dengan “gergaji mesin”, maksud saya beberapa di antaranya sudah tidak realistis lagi,” ia menambahkan.

Saat ditanya apakah investor dapat perkirakan inflasi yang sangat tinggi akan mulai turun setelah pemungutan suara, Watson menuturkan, inflasi mungkin akan naik karena distorsi dan ketidak seimbangan perekonomian begitu kuat dan meluas sehingga atasi satu hal mungkin berarti menciptakan masalah di tempat lain.


Rencana Dolarisasi

Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jika dipratikkan, rencana dolarisasi AS oleh Milei akan membuat Argentina melepaskan peso sebagai mata uangnya dan memakai dolar AS. Ekuador dan Panama adalah dua contoh penting negara-negara yang sebelumnya melakukan dolarisasi perekonomiannya. Akan tetapi tidak ada negara sebesar Argentina yang pernah beralih ke dolar AS.

Para pendukung proposal tersebut mengatakan,peralihan ini dapat membantu negara tersebut mengendalikan inflasi yang tidak terkendali dan akhiri siklus naik turunnya perekonomian.

Namun, kritikus mengatakan langkah itu akan hilangkan kedaulatan nasional dan melemahkan kemampuan Argentina untuk mempengaruhi perekonomian melalui langkah-langkah seperti perubahan suku bunga.

"Masalah utama di Argentina sejak 1876 adalah peso,” ujar Profesor Ekonomi Terapan Universitas Johns Hopkins Steve Hanke.

"Krisis mata uang satu demi satu. Resesi satu setelah resesi lainnya. Gagal bayar utang, satu demi satu. Mereka telah mengalami tiga kali gagal bayar utang negara sejak 2000. Tingkat inflasi saat ini saya baru menghitungnya di Argentina 220 persen,” ia menambahkan.

“Semuanya terkait dengan bank sentral dan peso. Jadi, Milei punya ide yang tepat. Anda harus melakukan dolarisasi dan banyak dari argument yang menentang dolarisasi ini adalah omong kosong belaka. Gagasan mereka tidak mempunyai cukup dolar AS untuk melakukan dolarisasi adalah hal konyol,” tutur dia.

 


Dolarisasi Diprediksi Tidak Dilakukan dalam Waktu Dekat

Teller menghitung lembaran mata uang dolar AS di penukaran mata uang, Jakarta, Kamis (13/4). Bank Dunia memandang nilai tukar rupiah menjadi salah satu mata uang yang cukup stabil dibandingkan dengan mata uang lain. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hanke menuturkan,kalau tidak menjadi bagian formal dari kampanye Milei. Akan tetapi melakukan kontak dekat dengan tim teknisnya dan menggambarkan dirinya sebagai “penasihat informal” dalam isu seperti dolarisasi.

Hanke menuturkan, dolarisasi dapat dilakukan dan diinginkan.

Sementara itu, Head of Americas Verisk Maplecroft, Jimena Blanco menuturkan, dolarisasi terjadi dalam waktu dekat masih kecil. Milei dinilai perlu melakukan reformasi struktursal yang signifikan jika ingin menepati janjinya termasuk dolarisasi dan membatalkan bank sentral.

“Namun, yang pertama membutuhkan dolar yang saat ini tidak dimiliki bank sentral, dan oleh karena itu, kemungkinan dolarisasi dalam waktu dekat masih kecil,” tutur dia.

Ia menuturkan, dalam jangka waktu dekat, pihaknya prediksi Milei akan mengumumkan kebijakan fiskal, moneter dan valuta asing yang ketat untuk stabilkan perekonomian dan kurangi inflasi dengan tujuan transisi menuju dolarisasi.

Dolarisasi Bakal Hilangkan Kemampuan Bank Sentral

Dolarisasi berarti Argentina akan melepaskan peso dan memakai dolar AS sebagai mata uang sehingga secara efektif merebut kendali kebijakan moneter dari bank sentral Argentina dan menyerahkannya kepada the Federal Reserve.

Langkah ini juga akan hilangkan kemampuan bank sentral Argentina untuk cetak uang, sebuah taktik yang sering digunakan untuk membantu pemerintah yang boros di negara tersebut menghindari gagal bayar utangnya. Hal ini pada gilirannya memicu kenaikan harga yang merajalela.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya