Harga Saham BREN Melonjak, Begini Tanggapan BEI

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang menuturkan, BEI terus memantau pergerakan saham BREN.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Nov 2023, 14:29 WIB
Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi pergerakan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang terus melonjak.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi pergerakan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang terus melonjak. Bahkan lonjakan harga saham BREN membawa kapitalisasi pasar saham BREN tembus Rp 900 triliun.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang menuturkan, BEI terus memantau pergerakan saham BREN. BEI telah melakukan tindakan pengawasan unsusual market activity (UMA) dan penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham.

“Sejauh ini sudah dilakukan tindakan pengawasan UMA dan suspensi cooling down (dua sesi). Tindakan pengawasan selanjutnya akan dilakukan apabila dari hasil pemantauan bursa diperlukan tindakan tersebut,” kata dia.

Pada perdagangan saham Selasa, 21 November 2023 pukul 14.11 WIB, saham BREN anjlok 5,15 persen ke posisi Rp 6.450 per saham. Harga saham BREN dibuka naik 25 poin ke posisi Rp6.825 per saham.

Harga saham BREN sempat sentuh level tertinggi Rp 6.950 dan terendah Rp 6.200 per saham. Total kapitalisasi pasar saham BREN 34.272 kali dengan volume perdagangan 685.789 saham. Nilai transaksi Rp 448,8 miliar.

Berdasarkan data RTI, harga saham BREN naik 7,51 persen menjadi Rp 6.800 per saham pada Senin, 20 November 2023. Harga saham BREN dibuka naik 75 poin ke posisi Rp 6.400 per saham. Harga saham BREN berada di level tertinggi Rp 6.900 dan terendah Rp  6.350 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 25.895 kali dengan volume perdagangan 531.425 saham. Nilai transaksi Rp 358,5 miliar.

Dengan demikian, kapitalisasi pasar saham Barito Renewables Energymencapai Rp 910 triliun pada 20 November 2023. Kapitalisasi pasar saham BREN berada di bawah kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk dan berada di posisi kedua. Kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih memimpin sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai Rp 1.083 triliun.

Sedangkan posisi ketiga dipegang PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Kapitalisasi pasar saham BBRI tercatat Rp 788 triliun. Posisi keempat dipegang PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dengan kapitalisasi pasar tercatat Rp 648 triliun. Disusul PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatat kapitalisasi pasar Rp 543 triliun.

Adapun sejak pencatatan perdana saham di BEI, saham BREN sudah melonjak 81,82 persen. Saham BREN tercatat di BEI pada 9 Oktober 2023 dengan harga perdana Rp 780 per saham dengan nilai nominal Rp 150 per saham. Sedangkan selama sepekan terakhir, saham BREN sudah naik 28,30 persen.

 


Kucurkan Dividen Interim

Pekerja melintasi layar pergerakan saham Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/5/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 50,58 poin atau 0,74 persen ke 6.812,72 pada akhir perdagangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) akan membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (14/11/2023), Barito Renewables Energy akan membagikan dividen interim sebesar Rp 523,41 miliar atau Rp 3,91 per saham. Pembagian dividen tersebut sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 10 November 2023.

Sementara itu, hingga 30 Juni 2023, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak USD 84,47 juta, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 491,83 juta serta total ekuitas senilai USD 460,28 juta. 

Berikut ini merupakan jadwal pembagian dividen interim PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): 

  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 22 November 2023
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 23 November 2023
  • Cum dividen di pasar tunai: 24 November 2023
  • Ex dividen di pasar tunai: 27 November 2023
  • Recording date: 24 November 2023
  • Pembayaran dividen: 8 Desember 2023

Pada perdagangan saham Selasa, 14 November 2023, saham BREN menguat 1,42 persen ke posisi Rp 5.375 per saham. Saham BREN dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 5.325 per saham. Saham BREN berada di level tertinggi Rp 5.425 dan terendah Rp 5.250 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.497 kali dengan volume perdagangan 246.728 saham. Nilai transaksi Rp 131,9 miliar.

 


Perkembangan Proyek Salak Binary Milik Barito Renewables Energy

Pencatatan saham perdana PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS), Senin (9/10/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya diberitakan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya, Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR) berkomitmen untuk mengembangkan usaha yakni Proyek Salak Binary.

Mengutip keterbukaan informasi, dikutip Rabu (18/10/2023), Perseroan menargetkan commercial operation date pada akhir 2023. 

Direktur dan Corporate Secretary Barito Renewables Energy Merly menuturkan, Proyek Salak Binary dengan penambahan kapasitas sebesar 15MW (gross) sudah mencapai milestone penting yaitu mechanical completion pada 3 Oktober 2023 dengan total kemajuan mencapai 95,26 persen. 

"Tahap penyelesalan berikutnya untuk mencapai COD adalah koneksi ke jaringan dan Komisioning yang ditargetkan di sekitar akhir tahun 2023," kata dia dalam keterbukaan informasi.

Menurut ia, terdapat penambahan kapasitas atas unit pembangkit yang sudah beroperasi saat ini dengan melakukan proyek retrofit menggunakan teknologi mutakhir dan menambah kapasitas peralatan penunjang. 

"Saat ini STAR telah memulai proyek retrofit di lapangan Salak yang akan menambah kapasitas sebesar 7,2MW dan direncanakan akan mulai beroperasi di akhir tahun 2025," imbuhnya. 

Perseroan melalui STAR tetap berkomitmen untukmelakukan eksplorasi panas bumi di dua area di Indonesia yaitu, di Hamiding (Maluku Utara) dan Sekincau Selatan (Lampung). Saat ini, STAR sedang melakukan Penugasan Survei Pendahuluan dan Esplorasi Panas Bumi (PSPE) di dua area esplorasi tersebut.

Selain itu, Barito Renewables Energy melalui STAR juga tetap aktif mencari prospek pengembangan usaha melalui akuisisi atas perusahaan energi baru dan terbarukan baik di dalam negeri dan di luar negeri.

 


Harga Terus Meroket, Apakah Saham BREN Masih Layak Dibeli?

Pencatatan saham perdana PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS), Senin (9/10/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya diberitakan, saham emiten pendatang baru, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terus mengalami lonjakan harga hari demi hari semenjak resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023. 

Pada penutupan perdagangan Selasa, 17 Oktober 2023, saham BREN berada di level Rp 3.430 per saham dan sudah memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 458,89 triliun. Berkaca pada posisi harga terkini, bagaimana prospek saham BREN pada sisa tahun ini?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, valuasi BREN saat ini sudah tergolong premium dibandingkan dengan emiten pengembang panas bumi lainnya yang juga baru menggelar public offering (IPO) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). 

Meski begitu, secara umum BREN memiliki prospek bisnis yang menjanjikan mengingat kebutuhan pembangkit berbasis energi terbarukan bakal terus meningkat pada masa depan.

"Industri energi terbarukan punya prospek positif ke depannya seiring dengan pengurangan energi fosil dan emisi karbon," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (18/10/2023).

 

 


Strategi Saham

Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lantaran BREN bergerak di bidang panas bumi, penjualan listrik dan uap panas bumi serta pendapatan sewa pembangkit akan menjadi andalan bagi emiten tersebut dalam menggenjot kinerja keuangannya.

Kendati demikian, para investor tetap harus hati-hati ketika hendak berinvestasi saham BREN di tengah tren lonjakan harga saham emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu tersebut. 

"Mungkin strategi menunggu diskon atau koreksi bisa menjadi pilihan untuk investor," ujar dia.

Senada, Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menilai, valuasi saham BREN kini sudah terlalu mahal. Alhasil, investor mesti mewaspadai potensi koreksi harga saham BREN yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

"Sebab, investor yang sudah punya saham BREN bisa saja melakukan profit taking," ujar dia.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya