Liputan6.com, Jakarta Di era perkembangan teknologi dan kesadaran akan dampak lingkungan, pemakaman tidak terkecuali mengalami inovasi yang mengejutkan. Sebuah perusahaan rintisan Belanda, Loop Biotech, telah menciptakan terobosan luar biasa dengan memperkenalkan peti mati hidup pertama di dunia.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya sekadar sebuah wadah terbaring, peti mati ini mengubah paradigma kematian dengan memanfaatkan kekuatan alamiah dari jamur. Dengan menggunakan bahan bernama miselium, peti mati ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berkontribusi positif pada keberlanjutan ekosistem.
Inovasi Loop Biotech ini tidak hanya menarik perhatian para ahli lingkungan, tetapi juga mendapat sambutan positif dari masyarakat luas. Peti mati yang terbuat dari jamur ini memiliki potensi untuk menciptakan siklus kehidupan baru, di mana sisa-sisa manusia dapat bertransformasi menjadi sumber makanan bagi bumi.
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pada Selasa (21/11/2023).
Pengenalan Tentang Peti Mati Hidup Pertama di Dunia
Pada awal tahun ini, terjadi revolusi mengejutkan dalam industri pemakaman. Sebuah perusahaan rintisan Belanda bernama Loop Biotech telah memperkenalkan "peti mati hidup pertama di dunia" yang mengubah pandangan tradisional terhadap kematian. Keunikan dari peti mati ini bukan hanya terletak pada desainnya yang inovatif, tetapi juga pada bahan utama pembuatannya yang unik, yaitu jamur.
Dengan menggunakan model guci, Loop Biotech berhasil menciptakan peti mati yang tidak hanya dapat terbiodegradasi, tetapi juga memberikan kontribusi positif pada lingkungan. Melalui peti mati ini, sisa-sisa manusia diubah menjadi sumber makanan bagi bumi, menciptakan siklus kehidupan baru yang mengagumkan.
Advertisement
Teknologi di Balik Peti Mati Hidup Pertama di Dunia
Peti mati ini, dikembangkan oleh pendiri Loop Biotech, Lonneke Westhoff dan Bob Hendrikx, terbuat dari bahan bernama miselium. Miselium merupakan bagian dari jamur yang dikenal sebagai "pendaur ulang alam," karena kemampuannya mengubah limbah menjadi nutrisi bagi lingkungan. Proses pembuatan peti mati melibatkan penanaman jamur dan penggabungannya dengan serat rami. Serat rami daur ulang kemudian dicampur dengan miselium, dan keduanya tumbuh di dalam cetakan selama tujuh hari.
Dalam wawancara, Hendrikx menjelaskan bahwa miselium, saat dimasukkan ke dalam tanah, berfungsi sebagai pembenah tanah yang meningkatkan keanekaragaman hayati. Peti mati ini menjadi semacam "kepompong hidup," memberikan kontribusi pada proses pengomposan yang lebih cepat daripada peti mati tradisional. Dengan memanfaatkan tubuh manusia untuk membuat kompos, Loop Biotech berharap dapat menciptakan lingkungan yang subur untuk pertumbuhan tanaman dan pohon baru.
Respon Masyarakat Terhadap Inovasi Peti Mati Hidup
Berita mengenai peti mati hidup pertama di dunia ini telah menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia. Forum online seperti Reddit dan TikTok menjadi tempat diskusi yang ramai, di mana banyak orang mengungkapkan kekaguman dan minat mereka terhadap konsep ini.
Beberapa Redditor menyuarakan aspirasi mereka terkait keberlanjutan dan keindahan yang dapat diciptakan oleh peti mati ini. Ide memiliki kuburan yang berubah menjadi hutan rimbun penuh pepohonan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sementara itu, ada juga yang menyoroti potensi penggunaan lebih luas dari penguburan alami sebagai cara untuk mengurangi dampak lingkungan.
Sebagai pemimpin dalam inovasi berkelanjutan, Loop Biotech telah mengambil langkah besar menuju solusi pemakaman yang lebih ramah lingkungan. Kolaborasinya dengan rumah duka besar seperti CUVO dan De Laatste Eer menunjukkan bahwa peti mati hidup ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat umum, tetapi juga mendapatkan dukungan dari sektor pemakaman. Sebagai hasilnya, inovasi ini semakin mendekati implementasi dalam praktik pemakaman sehari-hari.
Advertisement