Liputan6.com, Jakarta Beberapa idol KPop yang merekomendasikan serial Manga yang kemudian diangkat menjadi anime populer Made in Abyss membuat mereka tersandung kontroversi terkait anime tersebut. Pengguna media sosial menyayangkan Idol-Idol KPop yang dianggap kurang berhati-hati.
Idol-Idol Kpop seperti, Soobin TXT, Mingi dari ATEEZ, Woozi- dari SEVENTEEN, Taeyong NCT, bahkan Sakura LESSERAFIM membuat marah para penggemar karena merekomendasikan Made in Abyss karya Akihito Tsukushi.
Advertisement
Serial anime Made in Abyss dianggap sebagai acara kontroversial di kalangan penggemar anime garis keras karena menggambarkan adegan horor yang berkaitan dengan pelecehan anak, penyiksaan, penyerangan, dan pemerkosaan.
Meskipun Made in Abyss karya penulis Akihito Tsukushi memuji basis penggemar setia yang menganggap ceritanya menggugah pikiran dan menggugah, banyak sekali penggemar anime yang mengkritik acara tersebut karena tema mendasar dan berulang yaitu pelecehan dan penyerangan terhadap anak.
Sinopsis Made in Abyss
Melansir dari Sportskeeda, serial ini yang memulai debutnya pada musim panas 2017, adalah fantasi distopia kelam, menampilkan seorang gadis yatim piatu, Riko, yang menemukan dan berteman dengan seorang anak robot, Reg, yang sangat mirip dengan manusia.
Duo ini berangkat mencari ibu Riko, yang diduga tersesat di Jurang misterius yang dikenal sebagai Abyss, membentang hingga ke kedalaman bumi yang dikelilingi oleh makhluk menarik dan berbahaya serta peninggalan magis. Riko juga bercita-cita menjadi penjarah gua seperti ibunya.
Meskipun Made in Abyss tampak menakjubkan secara visual dan berisi narasi yang sangat berlapis, hal ini dianggap bermasalah atas perlakuan moral yang tidak dapat dipertahankan terhadap anak-anak oleh tokoh antagonis Bondrewd, seorang peneliti terobsesi yang bersedia tenggelam ke kedalaman bejat untuk mengungkap rahasia Abyss.
Hoaks pencipta Made in Abyss adalah pedofil
Manga yang diangkat menjadi anime itu telah mendapatkan pujian kritis, memenangkan penghargaan seperti Anime of the Year. Namun, acara ini juga menuai banyak kontroversi mengenai unsur-unsur mengganggu yang digambarkan dalam acara tersebut sehubungan dengan pelecehan dan penyerangan terhadap anak, yang sering kali bersifat gamblang.
Pencipta cerita juga dituduh menyembunyikan fetish pedofilik yang menurut pemirsa sering kali digambarkan secara halus dalam acara tersebut. Hiruk pikuk wacana di media sosial juga memicu klaim bahwa penulis serial tersebut, Akihito Tsukushi, ditangkap atas tuduhan pedofilia.
Namun tuduhan yang beredar di Reddit tidak benar. Akihito Tsukushi tidak pernah ditangkap atau didakwa. Klaim tersebut tampaknya berasal dari netizen yang salah mengartikan penangkapan penulis Manga lain dan menyamakannya dengan kontroversi seputar seri Abyss dengan elemen yang menggambarkan pelecehan terhadap anak.
Kenya Suzuki, penulis Please Tell Me! Galko-chan, adalah penulis Manga yang ditangkap atas tuduhan pornografi pada tahun 2021.
Advertisement
Netizen bereaksi terhadap idol KPop yang merekomendasikan Made in Abyss
Sementara itu, rekomendasi Made in Abyss dari idola K-pop itu membuat netizen berang. Idola K-pop yang tampaknya mendukung acara dengan tema pelecehan anak yang berulang telah memicu gelombang reaksi balik dari netizen yang menuduh bintang pop tersebut diduga menyebarkan pelecehan terhadap anak.
Namun, beberapa netizen juga menunjukkan bahwa ada beberapa acara dan film dengan tema pelecehan yang mengerikan, namun menontonnya tidak secara tidak sengaja membuat penontonnya memenuhi syarat sebagai pelaku kekerasan.
Sementara itu, seorang pengguna media sosial mempermasalahkan Soobin TXT yang tampaknya merekomendasikan acara tersebut sambil menyatakan bahwa dia “menikmati” serial tersebut. Seorang netizen mengatakan bahwa seseorang yang “menikmati” serial yang menggambarkan perlakuan tercela terhadap anak-anak sangatlah meresahkan.
Namun, pernyataan Soobin di luar konteks karena ia hanya mengatakan bahwa ia menikmati alur cerita Musim 2 yang berisi narasi kompleks dan eksplorasi isu-isu dunia nyata yang menggambarkan para penindas yang merasionalisasi tindakan mereka yang tercela dan tidak dapat dipertahankan yang mengklaim kemajuan umat manusia.