Bank Santander Private Bakal Tawarkan Perdagangan Bitcoin hingga Ethereum di Swiss

Santander mengatakan aset kripto akan disimpan dalam model penyimpanan yang diatur, dengan bank menyimpan kunci pribadi di lingkungan yang aman.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Nov 2023, 06:00 WIB
Santander Private Banking International telah mengumumkan sekarang akan menawarkan kepada klien tingkat tinggi di Swiss kemampuan untuk berdagang dan berinvestasi di bitcoin dan ethereum. (Dok: Traxer/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Santander Private Banking International telah mengumumkan sekarang akan menawarkan kepada klien tingkat tinggi di Swiss kemampuan untuk berdagang dan berinvestasi dalam Bitcoin dan Ethereum.

Raksasa jasa keuangan yang berbasis di Spanyol, yang melayani lebih dari 210.000 klien kaya di seluruh dunia, mengungkapkan dalam memo internal layanan perdagangan dan penyimpanan kripto baru disediakan berdasarkan permintaan kepada klien dengan akun di Swiss melalui manajer hubungan mereka.

Santander mengatakan aset kripto akan disimpan dalam model penyimpanan yang diatur, dengan bank menyimpan kunci pribadi di lingkungan yang aman. Selama beberapa bulan ke depan, mata uang digital tambahan yang memenuhi kriteria penyaringan Santander akan ditambahkan.

Kepala Aset Kripto di Santander, John Whelan mengatakan seiring dengan semakin meluasnya kepemilikan kripto sebagai kelas aset alternatif bank melihat peluang ini. 

“Kami berharap klien kami lebih memilih untuk mengandalkan lembaga keuangan yang ada untuk bertanggung jawab atas aset mereka,” kata Whelan, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (21/11/2023). 

Dia juga mencatat peraturan kripto Swiss termasuk yang paling maju secara global, sehingga memberikan kejelasan bagi klien.

Santander, yang telah menjalankan bisnisnya selama lebih dari 160 tahun dan memiliki 166 juta pelanggan, telah mengambil sikap proaktif terhadap kripto. Meskipun terdapat risiko, bank tampaknya menyadari semakin pentingnya aset digital dalam perbankan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Harga Bitcoin Ditargetkan Naik ke Level Tertinggi Rp 591 Juta

Bitcoin - Image by MichaelWuensch from Pixabay

Sebelumnya diberitakan, harga Bitcoin (BTC) kembali naik Rabu, 15 November 2023 rebound dari koreksi sejak dua hari lalu yang capai kisaran USD 34.500. BTC kini menargetkan harga untuk menutup minggu ini dengan target menembus level USD 38.000 atau sekitar Rp 591 juta.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan meskipun ada hambatan makro, harga Bitcoin diprediksi akan terus melonjak lebih tinggi.Terlebih, data inflasi dan penjualan ritel AS yang dirilis minggu ini sangat mendukung narasi siklus pengetatan the Fed telah berakhir dan siklus penurunan suku bunga akan segera terjadi.

Indeks harga konsumen (CPI) AS hanya 3,2 persen (YoY) pada  Oktober, turun dari 3,7 persen di bulan September. Sementara, indeks harga produsen (PPI) untuk bulan Oktober hanya 1,3 persen (YoY), turun dari 2,2 persen pada bulan sebelumnya dan jauh di bawah perkiraan 1,9 persen. PPI Inti atau inflasi turun ke tingkat tahunan sebesar 2,4 persen dari 2,7 persen.

"Mendinginnya inflasi dapat mendukung Bitcoin dalam jangka pendek karena beberapa pelaku pasar mungkin bersedia mengambil lebih banyak risiko. Ketika inflasi turun, mata uang tradisional cenderung lebih stabil nilainya, yang dapat mengurangi daya tarik investasi dalam aset-aset seperti obligasi dan tabungan. Dalam situasi ini, beberapa investor mungkin mencari alternatif yang lebih potensial untuk pertumbuhan modal, dan Bitcoin dapat menjadi salah satu pilihan mereka," kata Fyqieh dalam keterangan resminya, Kamis (16/11/2023).

 

 


Ketidakpastian Ekonomi

Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Selain itu, dengan adanya ketidakpastian ekonomi yang sering terkait dengan inflasi yang tinggi, beberapa orang mungkin melihat Bitcoin sebagai bentuk "perlindungan" terhadap potensi depresiasi mata uang tradisional. 

Bitcoin dikenal karena sifatnya yang terdesentralisasi dan terbatas dalam pasokan, sehingga dianggap sebagai alat lindung nilai potensial terhadap fluktuasi nilai mata uang fiat.

Sementara itu, harapan akan persetujuan ETF Bitcoin spot di AS masih tetap tinggi, menjadi salah satu faktor yang menjaga semangat investor untuk terus mengakumulasi aset ini meskipun terjadi penurunan harga jangka pendek pada Bitcoin. Sampai saat ini, SEC masih belum memberikan persetujuan untuk ETF Bitcoin spot tersebut.

Respons Investor

Jendela waktu untuk persetujuan ini masih berlangsung hingga 17 November, dan jika SEC memutuskan untuk melanjutkan kebijakan penundaan persetujuan ETF, jendela waktu tersebut akan diperpanjang hingga tanggal 10 Januari.

"Para investor merespons dengan melakukan entry secara bertahap ke dalam Bitcoin, didukung oleh kepercayaan pasar yang kuat dan minim koreksi. Harga Bitcoin berhasil meningkat dari USD 34.000 (Rp 527 juta) menjadi USD 38.000 (Rp 589 juta) dalam waktu singkat. Kepercayaan investor terhadap sentimen positif terkait ETF masih cenderung bullish," imbuhnya.

Dia bilang, beberapa investor mungkin bertanya apakah pembelian Bitcoin pada level harga saat ini terlalu mahal. Harga Bitcoin telah mengalami volatilitas yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, dan saat ini berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada awal 2023.

Namun, penting untuk diingat harga Bitcoin dapat sangat fluktuatif, dan pergerakannya tidak selalu mengikuti pola yang dapat diprediksi. 

"Pastikan tujuan investasi. Jika ingin berinvestasi jangka panjang, maka membeli Bitcoin di level sekarang tidak terlalu mahal. BTC memiliki potensi untuk tumbuh secara signifikan dalam jangka panjang, sehingga masih bisa mendapatkan keuntungan yang besar," kata Fyqieh.

 


Investasi Jangka Panjang

Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Untuk investasi jangka panjang pada Bitcoin dengan mempertimbangkan harga saat ini mungkin masuk akal, terutama jika dilihat sebagai peluang masuk pada level yang relatif rendah.

Proyeksi potensial kenaikan hingga mencapai All-Time High (ATH) sekitar USD 120.000-USD 150.000 atau sekitar Rp 1,8 miliar-Rp 2,3 miliar dalam siklus Bitcoin halving selanjutnya bisa menjadi faktor pendorong keputusan investasi.

Namun, penting untuk dicatat siklus halving bukan jaminan pasti Bitcoin akan mencapai rekor ATH baru. Faktor-faktor seperti adopsi institusional, regulasi, perkembangan teknologi, dan sentimen pasar juga dapat memengaruhi pergerakan harga Bitcoin.

"Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan investasi, disarankan untuk melakukan analisis menyeluruh dan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi pasar kripto," ujar dia.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya