Liputan6.com, Aceh - Usai merenggut satu nyawa bocah berumur dua tahun, banjir bandang di Aceh Tenggara akibat luapan sungai kembali memakan korban jiwa. Otoritas melaporkan bahwa satu orang warga berinisial DR (46) meninggal dunia.
Korban adalah warga Desa Rikit Bur, Kecamatan Bukit Tusam, yang sebelumnya hilang terseret arus dalam banjir bandang susulan pada Senin malam (20/11/2023). Banjir bandang saat itu menerjang rumah warga.
Advertisement
Luapan air sungai turut membawa material batu dan gelondongan kayu, permukiman penuh oleh air bercampur lumpur hingga Selasa siang (21/11/2023). Sejumlah fasilitas umum seperti jembatan dan jalan mengalami kerusakan, dengan total 15 kecamatan berisi 67 desa.
Enam orang, dua warga Desa Pasir Puntung, Kecamatan Semadam, empat warga Rikit Bur, Kecamatan Bambel, kabarnya mengalami luka-luka. Sejumlah warga terpaksa mengungsi akibat banjir bandang Aceh ini.
Sebelumnya, seorang bocah berumur 2 tahun meninggal dunia akibat terseret arus banjir di Aceh Tenggara, Selasa siang (14/11/2023). Kini korban banjir bandang itu bertambah. Anak kecil yang terseret arus adalah M Abbas, anak Mahkamah Maulid, warga Desa Pasir Puntung, Kecamatan Semadam.
Selain itu, sejumlah wilayah di kawasan barat selatan Aceh juga kebanjiran akibat hujan deras selama beberapa hari terakhir. Otoritas di Aceh menyatakan bahwa banjir yang merendam seratusan desa itu masih banyak yang belum surut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Aceh (BPBA), Ilyas mengatakan, hujan deras sejak Kamis (16/11/2023) telah menyebabkan debit air di Sungai Krueng Tripa, Nagan Raya, meluap dan memicu terjadinya banjir.
Fasilitas umum dan sebagian besar rumah warga di delapan kecamatan tergenang air dengan ketinggian rata-rata 30 sentimeter di sana. Delapan kecamatan yakni, Tripa Makmur, Darul Makmur, Tadu Raya, Kuala, Kuala Pesisir, Seunagan, Seunagan Timur, dan Beutong.
“Informasi terakhir dari Pusdalops BPBA menyebut bahwa banjir belum surut dan BPBD Nagan Raya masih mendata korban terdampak dan mengevakuasi masyarakat yang terjebak arus sungai,” ungkap Ilyas dalam siaran pers kepada yang Liputan6.com terima Selasa (21/11/2023).
Sementara itu, banjir yang pada Senin malam menyentak warga di Kecamatan Pante Ceureumen. Banjir bandang yang kali ini membuat banyak warga mengungsi merupakan banjir yang baru pertama kali terjadi sejak kejadian banjir lebih 40 tahun silam.
Sejumlah fasilitas umum mengalami rusak berat termasuk jalan dan jembatan yang membuat aktivitas di sana lumpuh. Selain Pante Ceureumen, banjir bandang di Aceh ini ikut melamun tujuh kecamatan lain.
Sementara itu, Aceh Jaya yang juga merupakan daerah di kawasan barat selatan, ikut mengalami banjir di enam kecamatannya kendati air perlahan surut. Salah satu desa di Kecamatan Setia Bakti, yakni Sawang bahkan mengalami longsor.