USD Loyo 21 November 2023, Rupiah Diramal Menguat ke 15.490 Rabu Besok

Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali melemah pada Selasa, 21 November 2023. Pelemahan USD terjadi ketika sentimen risiko membaik dan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Nov 2023, 19:30 WIB
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali melemah pada Selasa, 21 November 2023. Pelemahan USD terjadi ketika sentimen risiko membaik dan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga.

"Hal ini terjadi ketika imbal hasil obligasi Amerika Serikat telah jatuh ke level terendah dalam dua bulan, yang mengindikasikan potensi pergeseran arah kebijakan moneter," kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis pada Selasa (21/11/2023).

"Analis pasar menunjukkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tren ini. Pada hari Senin, pejabat Bank Sentral Eropa (ECB), termasuk Presiden Bundesbank Joachim Nagel dan anggota Dewan Pengurus ECB Robert Holzmann, mengambil sikap hawkish, memperingatkan terhadap pelonggaran moneter yang prematur," lanjutnya, Ibrahim melihat, ECB kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga meskipun beberapa perkiraan mengantisipasi penurunan suku bunga.

Namun di Amerika Serikat, data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang lebih lemah dari perkiraan telah menyebabkan pasar mengantisipasi kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada awal bulan Maret.

"Rilis risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) sebelum Thanksgiving diperkirakan akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai pendekatan bank sentral menyusul laporan terbaru yang menunjukkan penurunan tekanan inflas" bebernya.

Antisipasi seputar kehadiran Presiden ECB Christine Lagarde di Berlin juga membuat para pedagang tetap waspada, karena mereka mencari panduan tambahan mengenai jalur kebijakan moneter Eropa di masa depan.

Adapun optimisme terhadap Tiongkok yang membantu sentimen.

Laporan media Tiongkok menyebutkan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan lebih banyak dukungan kebijakan untuk pemulihan sektor properti, di mana penurunannya menjadi pemicu melambatnya pertumbuhan ekonomi negara ekonomi terbesar kedua di dunia.

Rupiah Menguat Lagi pada Selasa, 21 November 2023

Rupiah ditutup menguat 5 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat menguat 85 point dilevel Rp. 15.440 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.445.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.410- Rp. 15.490," Ibrahim memperkirakan.


Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia

Ilustrasi Neraca Keuangan atau Laba Rugi. Freepik

Ibrahim menyoroti Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal III 2023 yang membaik di tengah meningkatnya ketidakpastian di perekonomian global.

Data resmi menunjukkan, NPI pada kuartal III 2023 menunjukkan perbaikan signifikan dengan defisit sebesar USD 1,5 miliar.

Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar USD 7,4 miliar.

Kondisi tersebut ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik. 

"Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September tercatat tetap tinggi sebesar USD 134,9, atau setara dengan pembiayaan 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," papar Ibrahim.


Neraca Transaksi Berjalan

Teller menghitung lembaran mata uang dolar AS di penukaran mata uang, Jakarta, Kamis (13/4). Bank Dunia memandang nilai tukar rupiah menjadi salah satu mata uang yang cukup stabil dibandingkan dengan mata uang lain. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun neraca transaksi berkalan yang belerja baik ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa yang tetap solid.

Pada kuartal III 2023, transaksi berjalan mencatat defisit US$ 0,9 miliar (0,2% dari PDB), jauh menurun dibandingkan dengan defisit US$ 2,2 miliar (0,6% dari PDB) pada kuartal sebelumnya.

"Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat didukung oleh perbaikan permintaan beberapa komoditas ekspor, terutama besi dan baja, di tengah tren harga komoditas yang masih turun. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia," kata Ibrahim.

"Bank Indonesia menilai kinerja NPI kuartal III 2023 yang baik mampu terus menopang ketahanan eksternal Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," tambahnya.

Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya