Liputan6.com, Jakarta Presiden Komisaris PTPP (Persero) Tbk. Andi Gani Nena Wea memastikan proyek pengerjaan Terminal Kalibaru Tahap 1B di Tanjung Priok, Jakarta Utara akan selesai tepat waktu.
"Kami pastikan proyek-proyek PTPP termasuk proyek Rancang Bangun Terminal Kalibaru Tahap 1B akan bisa diselesaikan tepat waktu dan dengan kualitas mutu yang sudah ditentukan, serta menjamin keselamatan semua pekerja yang melaksanakan tugas di proyek," kata Andi Gani dikutip Selasa (21/11/2023).
Advertisement
Andi Gani mengungkapkan, proyek ini sepenuhnya dikerjakan PTPP dengan nilai kontrak mencapai Rp 3,837 triliun dan ditargetkan selesai Agustus 2025.
Saat ini, kata Andi Gani, proyek Rancang Bangun Terminal Kalibaru Tahap 1B memiliki progress pengerjaan sebesar 11,64 persen dan merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memiliki sumber dana dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero).
Proyek ini nantinya akan bermanfaat dalam pengembangan Pelabuhan Kalibaru seluas 100 hektar (ha) dan akan digunakan sebagai tempat penumpukan peti kemas dan produk terminal dengan total kapasitas 1,5 juta teus per tahun.
Sementara itu, Direktur Operasional Bidang Infrastruktur PTPP Yul Ari Pramuraharjo mengatakan, saat ini kami memiliki proyek serupa yaitu, East Port Lamongan, Proyek Pelabuhan Patimban Paket 6, dan Jetty Smelter Megah Murni Perkasa (MMP).
Sebelumnya, PTPP juga mempunyai proyek serupa dan telah rampung dikerjakan diantaranya Makassar New Port (MNP), Dermaga Berlian di Tanjung Perak, serta Dermaga Gilimas.
"Dengan adanya proyek serupa ini diharapkan tim proyek dapat mengambil pengalaman dan dapat diimplementasikan. dengan baik sehingga Proyek Rancang Bangun Terminal Kalibaru Tahap 1B dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, dan zero accident," kata Yul Ari.
Dalam kunjungan kerjanya, Andi Gani didampingi Istiono selaku Komisaris Independen PTPP, Yul Ari Pramuraharjo selaku Direktur Operasi Bidang Infrastruktur PTPP, dan Pande Ketut Gede Karmawan selaku Senior Vice President Divisi Infrastrastruktur 2 beserta jajaran.
Terminal BBM Tercanggih dan Ramah Lingkungan Bakal Dibangun di Jakarta
PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menandatangi kerjasama pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) Kalibaru, yang akan menjadi terminal energi tercanggih dan ramah lingkungan di Indonesia.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh CEO PIS Yoki Firnandi dan Direktur Strategi Pelindo Prasetyo, disaksikan antara lain oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A. Salyadi, dan Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono.
“JIGT Kalibaru merupakan mega proyek infrastruktur yang menjadi bukti komitmen pemerintah terkait transisi energi, terminal ini tidak hanya untuk ketahanan energi nasional tapi juga untuk energi yang berkelanjutan ke depan,” ujar Wamen Kartika, Jumat (1/9).
JIGT, kata Kartika, juga diyakini bisa mendorong daya saing indeks logistik Indonesia di kancah global.
“Dengan teknologinya yang super modern dan terdigitalisasi, dengan segala keunggulannya JIGT bisa menjadi global benchmark dan katalis untuk Jakarta yang lebih ramah lingkungan,” jelasnya.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A. Salyadi memaparkan sebagai BUMN energi terbesar di Indonesia, Pertamina memiliki tanggung jawab menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan energi di Indonesia.
Tulang Punggung Ketahanan Energi
Salah satu tulang punggung ketahanan energi yang dikelola oleh Pertamina saat ini adalah Integrated Terminal Jakarta Plumpang, yang mengcover hingga 15% suplai BBM Nasional.
Terminal BBM Plumpang telah beroperasi selama hampir 50 tahun, yang artinya perlu ada peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk menjawab kebutuhan energi mendatang. “Kebutuhan energi yang semakin tinggi dan dinamis, membutuhkan kehadiran terminal energi baru untuk mendukung Plumpang. JIGT Kalibaru akan hadir untuk menjawab kebutuhan energi tersebut, sekaligus bukti komitmen transisi dan bauran energi,” ujar Salyadi.
Advertisement
Pengembangan JIGT
Pertamina mempercayakan pengembangan JIGT kepada Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) PIS yang telah terbukti dalam mengelola terminal energi strategis, di antaranya adalah terminal LPG Tanjung Sekong yang memasok 40% kebutuhan LPG nasional. Apalagi, SH IML PT Pertamina International Shipping (PIS), dengan kekuatan armada yang dimilikinya, juga berperan sebagai virtual pipelines dalam menyalurkan energi di Indonesia.
JIGT akan dibangun di lahan seluas 50 hektare milik Pelindo dengan pertimbangan lokasi yang cukup strategis untuk hub alur perdagangan di Asia. Dari sisi operasional, lokasi JGIT juga berada di area bebas penduduk yang berbatasan dengan tepi laut dan memiliki tambatan lepas pantai yang bisa menampung kapal-kapal besar.
“Kapasitas penampungan bisa mencapai hingga 6,3 juta barel untuk memenuhi kebutuhan energi area Jabodetabek dengan potensi peningkatan untuk ketersediaan bahan bakar di masa depan,” ujar CEO PIS Yoki Firnandi.
Kapasitas penampungan ini sekaligus 3 kali lebih besar dibanding Terminal Integrated Jakarta yang berada di Plumpang.
Terminal energi JIGT memiliki keunggulan dari sisi pengoperasian. “Seperti pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam kelistrikan, efisiensi energi, serta pengelolaan limbah untuk menjaga kelestarian lingkungan,” kata Yoki.