Liputan6.com, Jakarta - Seperti peribahasa, kasih ibu sepanjang masa kasih anak sepanjang galah, seorang anak tak akan bisa membalas kasih sayang orangtua-nya.
Bagaimana tidak, orangtua menyayangi dan merawat anak-anaknya ketika baru lahir, mengganti popoknya, mendidik dan membimbingnya hingga dewasa.
Baca Juga
Advertisement
Maka, salah satu doa anak untuk orangtuanya adalah memohon agar Allah menyayangi orangtua sebagaimana mereka mengasihi kita sewaktu kecil. Benar-benar doa yang menyentuh.
Namun, sebaliknya ada anak-anak durhaka. Mereka menyakiti hati orangtua dan tak mempedulikannya. Na'udzubillahi min dzalik.
Sebagai anak, tentu kita pernah berbuat salah kepada orangtua. Saat orangtua masih ada, rasa-rasanya kesalahan itu biasa saja.
Makanya, banyak di antara kita yang enggan atau merasa tak perlu meminta maaf. Namun, saat orangtua sudah tiada, baru kita merasakan betapa inginnya bersimpuh dan meminta maaf kepada orangtua.
Lantas, bagaimana cara meminta maaf kepada orangtua yang telah meninggal? bisakah?
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Meminta Maaf kepada Orangtua yang Telah Meninggal
Melansir ulasan Tim Layanan Syariah, Ditjen Bimas Islam Kemanag, ajaran Islam menjelaskan, meminta maaf kepada orang tua yang telah meninggal adalah tindakan yang mulia dan dianjurkan. Meskipun tidak mungkin berinteraksi langsung dengan mereka, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk memohon ampunan dan meminta maaf kepada orang tua yang telah tiada.
Berikut ini ada beberapa tata cara meminta maaf kepada orang tua yang telah meninggal, dikutip dari laman kemenag.go.id.
Pertama, mendoakan kedua orang tua. Doa memiliki kekuatan yang besar dalam agama Islam. Untuk itu, kiranya perlu meluangkan waktu untuk berdoa bagi kebaikan dan keselamatan orang tua yang telah meninggal.
Sampaikan permohonan maaf kita kepada Allah dalam doa kita dan mohonkan ampunan bagi orang tua yang sudah di alam barzakh. Berdoa adalah cara untuk menunjukkan ketulusan hati dan penyesalan kita atas kesalahan yang telah kita lakukan.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat bahwa ada seorang anak yang telah wafat orang tuanya, lalu ia mengadu pada Rasulullah, kemudian Nabi mewasiatkan untuk mendoakan orang tuanya;
وَرُوِيَ إنَّ الرَّجُلَ لَيَمُوتُ وَالِدَاهُ وَهُوَ عَاقٌّ لَهُمَا فَيَدْعُو اللَّهَ لَهُمَا مِنْ بَعْدِهِمَا فَيَكْتُبُهُ اللَّهُ مِنْ الْبَارِّينَ
“Diriwayatkan bahwa seorang anak yang kedua orang tuanya wafat sementara ia pernah berdurhaka terhadap keduanya, lalu ia berdoa kepada Allah sepeninggal keduanya, niscaya Allah mencatatnya sebagai anak yang berbakti,” (Al-Bujairimi, Tuhfatul Habib alal Khatib, juz II, halaman 573).
Advertisement
Sedekah dan Amal Jariyah
Kedua, bersedekah dan melakukan amal jariyah. Salah satu cara terbaik untuk meminta maaf kepada orang tua yang telah meninggal adalah dengan melakukan sedekah dan amal jariyah atas nama mereka. Amal jariyah adalah tindakan yang terus memberikan manfaat setelah seseorang meninggal dunia.
Misalnya, membangun sumur air, mendirikan lembaga pendidikan, atau menyumbangkan kitab suci Al-Qur’an. Dengan melakukan amal jariyah atas nama orang tua, kita dapat berharap agar mereka mendapatkan kebaikan dan pahala dari amal baik tersebut, dan diharapkan bahwa ini juga menjadi bentuk permohonan maaf kita kepada mereka yang telah meninggal dunia.
Menyedekahkan pahala pada orang tua yang sudah wafat dan masih hidup, dalam Islam hukumnya diperbolehkan dan pahalanya sampai kepada mereka. Penjelasan ini diterangkan oleh Syekh Zainuddin Al Malibari dalam kitab Irsyadul ‘Ibad, bahwa Ibnu Umar telah berkata sebagai berikut;
ما على أحدكم إذا أراد أن يتصدق لله صدقة تطوع أن يجعلها عن والديه إذا كانا مسلمين فيكون أجرها لهما و له مثل أجورهما بغير أن ينقص من أجورهما شيأ
"Tidak ada masalah bagi kalian jika hendak bersedekah karena Allah dengan sedekah sunah untuk membagikan pahala sedekah tersebut pada kedua orang tuanya jika keduanya muslim. Maka pahala sedekah tersebut milik kedua orang tuanya, dan dia mendapatkan pahala seperti kedua orang tuanya tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala kedua orang tuanya."
Ziarah Kubur
Ketiga, ziarah kubur. Seorang anak yang orang tuanya telah wafat, kemudian ingin meminta maaf kepada keduanya, bisa melakukan ziarah ke kuburan keduanya. Dalam sebuah hadis dijelaskan sebagai berikut;
فقد روى الحاكم عن أبي هريرة رضي الله عنه “من زار قبر أبويه أو أحدهما في كل جمعة مرة غفر الله له وكان بارا بوالديه
"Imam Al-Hakim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya sekali setiap Jumat, niscaya Allah hapus dosanya. Ia pun dinilai sebagai anak berbakti kepada orang tuanya.”
Keempat, meningkatkan kebaikan dan ibadah. Salah satu cara paling efektif untuk memohon maaf kepada orang tua yang telah meninggal adalah dengan meningkatkan kebaikan dan ibadah kita.
Melalui amalan-amalan yang diperintahkan dalam Islam, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya, kita dapat memperbaiki hubungan spiritual kita dengan Allah SWT dan pada gilirannya, membantu memohon maaf kepada orang tua kita. Dengan menjadi pribadi yang lebih baik, kita juga menghormati jasa-jasa mereka dan memuliakan nama baik keluarga.
Advertisement