Anies Baswedan Tak Khawatir Hasil Surveinya Rendah, Singgung Pilgub DKI Jakarta 2017

Calon presiden Anies Baswedan tidak khawatir mengeneai elektabilitasnya yang selalu berada di urutan terbawah di antara capres lain yang berlaga di Pemilu 2024.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Nov 2023, 14:22 WIB
Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan bersiap mendaftar Pilpres 2024 di KPU. (Winda Nelfira).

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden Anies Baswedan tidak khawatir mengeneai elektabilitasnya yang selalu berada di urutan terbawah di antara capres lain yang berlaga di Pemilu 2024.

Menurutnya, survei yang menempatkan dirinya di urutan paling akhir sudah pernah dialaminya saat Pilgub DKI Jakarta 2017.

Anies Baswedan menjawab ini ketika ditanya mengenai Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang sering memikirkan surveinya rendah saat sebelum tidur. Padahal di lapangan masyarakat membeludak ketika ia berkunjung ke daerah.

"Dari dulu waktu kita Pilkada, betul kan? Insya Allah ini semua atas izin Allah, kita berikhtiar, kita berusaha, tapi kita berusaha untuk apa? Untuk menjelaskan pada masyarakat," kata Anies di Jalan Diponegoro No 10 Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023).

"Saya kan dari dulu selalu bilang, bagi saya yang penting sensus 14 Februari. Itu yang paling penting," sambungnya.

Melihat situasi sekarang, mantan Gubernur DKI ini menawarkan kepada masyarakat perubahan. Menurutnya, akhir-akhir ini semakin banyak masyarakat yang ingin adanya perubahan.

"Apakah kondisi sekarang mau diteruskan atau kondisi sekarang mau perubahan? Kalau mau perubahan, ini yang kami tawarkan perubahan. Jadi menurut saya hari-hari ini makin banyak masyarakat yang menyadari memang kita perlu perubahan," pungkas Anies.

 


Anies: Ambil Sikap, Tentukan Masa Depan Bangsa

Sebelumnya, Anies Baswedan meminta masyarakat tidak golput di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pasalnya, kata Anies, kemenangan pemilu ditentukan oleh suara mereka yang memilih.

Hal ini disampaikan Anies Baswedan dalam acara "13 Tahun Mata Najwa: Bergerak, Bergerak, Berdampak" di Graha Bakti, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu (19/11/2023).

"Ketika kita memutuskan untuk melakukan pemilu, maka yang diuntungkan adalah suara yang memilih. Mereka yang tidak datang tidak diperhitungkan suaranya," kata Anies.

Anies mencontohkan, ketika sebuah pemilu yang datang memilih hanya 40 persen dan 60 persen sisanya tidak memilih atau golput. Maka, kata dia, mereka yang tidak datang untuk memilih tidak diperhitungkan suaranya.

"Jadi kalau sebuah pemilu yang datang hanya 40 persen, yang 60 persennya tidak memilih, tidak kemudian pemilunya batal. Keputusannya ditentukan oleh yang 40 persen," ucap dia.

 


Punya Peran Penting

Oleh sebab itu, Anies meminta masyarakat punya peran penting dalam menentukan masa depan bangsa. Dia pun mengajak agar masyarakat tidak hanya menjadi seorang penonton.

"Menurut saya pilih yang menentukan. Kalau golput itu dihitung, baru golput itu menjadi perhatian. Misalnya 60 persen tidak ikut, yang datang hanya 40 persen, kemudian pemilunya batal, golput baru menjadi pilihan itu," terang dia.

Terutama, kata Anies pilihan golput tidak disarankan bagi anak muda. Sebab, menurut Anies, anak muda punya berbagai tantangan di era saat ini.

"Kalau (golput) itu tidak menjadi pilihan (menentukan pemilu) mengapa kita menjadi penonton. Apalagi anak muda, apalagi ada soal pengangguran, ada soal biaya sekolah yang mahal, biaya pendidikan yang tinggi kenapa kita diamkan," ujar dia.

Anies menyarankan, agar masyarakat melihat pemimpin berdasarkan ide-ide yang dibawa. Pilihan, kata dia, lebih mudah diambil apabila para calon telah dikenal lewat ide dan aspirasinya.

"Jadi, untuk itu saya katakan, daripada menonton, ambil sikap. Datang, memilih, dan menentukan masa depan," kata Anies.

 

Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya