Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia tertahan di atas angka USD 2.000 pada hari Selasa, didukung oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve telah mencapai puncak suku bunga. Pergerakan harga emas ini imbas risalah pertemuan terbaru bank sentral AS menekankan pendekatan hati-hati terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Dikutip dari CNBC, Rabu (22/11/2023), harga emas terakhir naik 1,07% menjadi USD 1,998.356 per ounce, setelah sebelumnya mencapai puncak tiga minggu di USD 2,007.29. Sementara harga emas berjangka AS ditutup 1,1% lebih tinggi pada USD 2,001,60.
“Pembeli (bulls) melahap emas menjelang liburan Thanksgiving,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.
Advertisement
Para pejabat Fed sepakat pada pertemuan terakhir mereka, risalah rapat menunjukkan bahwa suku bunga hanya perlu dinaikkan jika informasi yang masuk tidak menunjukkan kemajuan yang cukup dalam menurunkan inflasi.
“Risalah rapat menunjukkan bahwa pembeli obligasi dan emas tidak boleh terlalu berlebihan,” tambah Wong.
Pelemahan Dolar AS
Dolar mencapai titik terendah dalam lebih dari 2,5 bulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga berada di dekat posisi terendah dua bulan yang dicapai minggu lalu.
“Sepertinya tidak akan ada lagi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, sehingga hal ini menjadi bullish bagi emas,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Tanda-tanda melambatnya inflasi di AS telah meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan membatasi kenaikan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost memegang emas.
“Sekarang kekhawatiran mengenai konflik di Timur Tengah telah mereda, prospek suku bunga AS kembali menguntungkan emas,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Ada Libur Thanksgiving di AS, Harga Emas Dunia Diprediksi Mendatar
Harga emas dunia terus menguat pada perdagangan pekan kemarin. Harga emas melonjak setelah rilis sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS). Pergerakan harga emas dunia pada pekan lalu lebih teratur dan tidak terlalu dramatis.
Bagaimana dengan gerak harga emas dunia pada pekan ini?
Survei Mingguan Kitco News mengenai harga emas terbaru memperlihatkan investor ritel tetap mempertahankan prediksi bullish pada minggu ini. Sementara sebagian besar analis Wall Street memperkirakan netral untuk prospek harga dalam jangka pendek.
Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day memperkirakan harga emas akan sedikit berubah selama minggu ini. “Setelah penguatan baru-baru ini, emas rentan terhadap berita buruk,” katanya.
“Fundamental jangka menengah sangat kuat: pada titik tertentu, The Fed dan bank sentral lainnya akan melonggarkan pengetatan sebelum inflasi dapat diatasi dan hal ini akan menjadi senjata ampuh bagi emas. Tapi itu belum.” tambah dia.
Broker Senior RJO Futures, Daniel Pavilonis melihat periode konsolidasi berkepanjangan untuk emas saat ini karena tawaran risiko geopolitik telah mereda.
“Prediksi kami masih sama di kisaran perdagangan yang telah kami prediksi selama beberapa minggu ini,” kata Pavilonis.
“Kemungkinan besar kita tidak akan melihat kenaikan suku bunga lagi. Kita mungkin bisa melihat beberapa penurunan suku bunga pada bulan Mei tahun depan, tapi saya ragu hal itu akan terjadi.” tambah dia.
Pavilonis mengatakan meskipun harga emas terus bereaksi terhadap indikator ekonomi, hal tersebut tidak memberikan arah yang jelas. “Saya pikir pasar hanya memperdagangkan data inflasi yang beragam,” katanya.
“Data perumahan membaik, masih ada permintaan. Laporan ketenagakerjaan masih terlihat relatif kuat. Angka CPI, penurunan terbesarnya adalah layanan kesehatan. Saya tidak melihat apa pun yang akan membalikkan keadaan ini," jelas Pavilonis.
Advertisement
Survei
Minggu ini, 12 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Seperti minggu lalu, tiga pakar, atau 25% memperkirakan harga emas akan lebih tinggi pada minggu ini. Namun minggu ini hanya satu analis yang mewakili 8% yang memperkirakan penurunan harga.
Mayoritas atau 67% bersikap netral terhadap harga emas untuk minggu ini.
Sementara itu, 595 suara diberikan dalam jajak pendapat online Kitco. Pelaku pasar bahkan lebih optimistis dibandingkan survei minggu lalu.
Sebanyak 394 investor ritel atau 66% memperkirakan emas akan naik minggu ini. Sebanyak 125 responden atau 21% memperkirakan harga akan lebih rendah.
Sementara 76 responden atau 13%, bersikap netral terhadap prospek jangka pendek logam mulia.