Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan angkat bicara soal isu pergantian Kepala BIN. Dia mengaku tak mengetahui soal jabatan Kepala BIN yang diisinya sejak 2016 akan digantikan oleh orang lain.
"Wah enggak tau," ucap Budi Gunawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Advertisement
Sebelumnya, Jenderal Dudung Abdurachman menjawab isu dirinya akan menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menggantikan Budi Gunawan, usai tak lagi menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Dia mengaku belum mengetahui soal isu tersebut.
"Belum tau saya juga (jadi Kepala BIN). Belum, belum," kata Dudung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Dudung menyebut dirinya belum mendapatkan penugasan baru dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi usai pensiun dari TNI. Namun, dia siap menjalankan tugas-tugas yang diminta oleh Jokowi.
"Belum (ada) sampai sekarang," ujarnya.
"Saya tegak lurus kepada Bapak Presiden," sambung Dudung.
Kepala BIN Budi Gunawan Bantah soal Pakta Integritas Kabinda Papua Barat untuk Menangkan Ganjar
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan membantah soal adanya pakta integritas antara Kabinda Papua Barat Brigjen Tahan Sopian Parulian dan Pj Bupati Sorong, Yan Piet Muso, untuk memenangkan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
Budi mengatakan, BIN tak mungkin mengeluarkan pakta integritas seperti itu.
"Enggak ada, enggak ada. Masa intel ngeluarin begitu," kata Budi Gunawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Sebelumnya, Sekretaris Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran Nusron Wahid menanggapi viralnya pakta integritas Pj Bupati Sorong Yen Piet Mosso yang menyebut bakal memenangkan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
Dalam Pakta integritas itu tertulis nama Kabinda Papua Barat Brigjen TNI Silaban. Menurut Nusron, pakta integritas Pj Bupati Sorong menunjukkan siapa yang sesungguhnya curang dalam Pemilu 2024.
Nusron mengumpamakan temuan itu dengan sebuah peribahasa Jawa.
"Kalau kata orang Jawa, ini becik ketitik, olo ketoro (benar pasti kelihatan benar, jelek ketahuan siapa yang melakukan)," kata Nusron dalam keterangannya, Sabtu (18/11/2023)
Nusron menyampaikan, selama ini ada pihak-pihak tertentu yang selalu menuding pemilu curang dan aparat tidak netral.
"Bahkan dipidatokan waktu pengundian. Kan akhirnya ketahuan siapa yang melakukan tindakan-tindakan tersebut, Jangan sampai nanti malu sendiri kalau ketahuan maling teriak maling, di depan media bilang nonton drakor politik, dibilang demokrasi tergerus, tapi praktiknya di lapangan malah jadi pemeran drakor itu sendiri." ujar dia.
Advertisement
Minta Ditindaklanjuti
Nusron meminta aparat penegak hukum menindaklanjuti temuan terkait pakta integritas Pj. Bupati Sorong ini, jika terbukti benar maka ini merupakan pelanggaran yang serius.
"Jangan sampai kepercayaan rakyat yang tergerus karena ada temuan-temuan di lapangan bahwa pejabat ikut tampil jadi pemain dalam proses pemenangan capres tertentu seperti yang ditunjukkan dalam dokumen pakta integritas Pj. Bupati Sorong," ujar dia.
Lebih lanjut, Nusron mempertanyakan tindak lanjut dari kementerian terkait, baik Kemendagri ataupun KemenpanRB.
"Kemana Kemendagri dan KemenpanRB kalau ada temuan seperti ini? Harus segera diusut agar ketahuan siapa pemain drakor yang sebenarnya. Jadi masyarakat tau berdasarkan fakta. Dan harapannya, kementerian terkait tidak tebang pilih dalam menegakkan aturan," tandas Nusron.