Liputan6.com, Brazzaville - Insiden berdesakan menelan korban jiwa terjadi di Kongo.
"Sedikitnya 37 orang tewas terinjak-injak saat perekrutan tentara di sebuah stadion di Kongo-Brazzaville," kata pemerintah seperti dikutip dari BBC, Rabu (22/11/2023).
Advertisement
Orang-orang mencoba menerobos gerbang stadion di ibu kota, Brazzaville, sehingga menyebabkan desak-desakan, kata warga.
Pekan lalu, tentara mengumumkan rencana merekrut sekitar 1.500 orang berusia antara 18 dan 25 tahun.
Banyak yang terluka dalam kejadian Senin 20 November malam itu, kata sebuah pernyataan pemerintah.
Mereka tidak menyebutkan jumlahnya, namun mengatakan bahwa "unit krisis" telah dibentuk di bawah wewenang Perdana Menteri Anatole Collinet Makosso, lapor kantor berita AFP.
Menurut kantor berita Associated Press (AP), sebanyak 700 orang setiap hari telah mendaftar selama seminggu terakhir di pusat perekrutan tentara.
Pengangguran kaum muda mencapai sekitar 42% di Kongo-Brazzaville, dan banyak kaum muda yang menganggap tentara sebagai salah satu dari sedikit tempat di mana mereka dapat memperoleh pekerjaan.
Tentara mengatakan mereka telah menghentikan perekrutan di ibu kota menyusul terjadinya insiden berdesakan di stadion Michel d'Ornano sekitar pukul 22:00 GMT.
Jaksa Penuntut Umum Oko Ngakala mengatakan penyelidikan akan dilakukan untuk mengetahui penyebab insiden berdesakan tersebut.
Ribuan anak muda dilaporkan berkumpul di luar stadion pada hari Senin.
Brandon Tsetou, salah satu lulusan yang selamat dari kejaran itu, mengaku sudah mengantre sejak dini hari.
"Menurut penyelenggara, ini adalah hari terakhir. Makanya banyak dari kami yang memutuskan menunggu hingga larut malam, berharap bisa mendaftar," kata Tsetou kepada AP.
"Beberapa orang sangat tidak sabar sehingga mereka harus memaksa masuk, menyebabkan terjadinya desak-desakan yang menyebabkan sejumlah orang tewas atau terluka, dan hal ini kami sesalkan," imbuh Tsetou.
32 Jasad Sudah Diidentifikasi
Pejabat kamar mayat Adelard Yvon Bonda mengatakan kepada AFP bahwa sejauh ini 32 jenazah telah diidentifikasi oleh anggota keluarga.
"Pertama-tama kita harus memberikan penghormatan kepada mereka yang baru saja meninggalkan kita," katanya.
"Ini adalah situasi yang muncul. Ini tidak terprovokasi, namun terjadi karena generasi muda membutuhkan pekerjaan."
Advertisement
PM Korsel Sebut Insiden Berdesakan Halloween Itaewon Akibat Manajemen Kerumunan Tak Memadai
Tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang terjadi pada Sabtu 29 Oktober 2022 meninggalkan duka. Jumlah korban tewas akibat insiden berdesakan dilaporkan mencapai 156 jiwa.
"Insiden desak-desakan yang terjadi pada Sabtu 29 Oktober malam waktu setempat di Distrik Itaewon di Seoul, ibu kota Korea Selatan (Korsel), pada perayaan Halloween sebagian disebabkan oleh manajemen kerumunan yang tidak memadai," demikian disampaikan Perdana Menteri (PM) Korsel Han Duck-soo pada Selasa 1 November 2022 seperti dikutip dari Xinhua.
"Tampaknya salah satu penyebab utama (dari insiden itu) pada akhirnya adalah manajemen kerumunan, yang tidak memiliki dukungan institusional dan upaya sistematis yang memadai di Korsel," kata Han dalam konferensi pers dengan para koresponden asing di Seoul.
Han menuturkan bahwa bahkan jika lebih banyak petugas polisi dikerahkan ke Itaewon, akan ada keterbatasan dalam pengendalian kerumunan besar itu, mengingat negara tersebut tidak memiliki regulasi yang memadai soal manajemen kerumunan.
Insiden itu diyakini disebabkan oleh kerumunan besar yang bergerak ke sebuah gang sempit menanjak dan kemudian saling tindih di distrik kehidupan malam yang populer di Seoul tersebut.
Petaka di Pembagian Makanan Ramadhan Pakistan, 11 Orang Termasuk Anak-Anak Tewas Berdesakan
Insiden berdesakan terjadi di pusat distribusi makanan Ramadhan di Kota Karachi, Pakistan selatan.
"Menewaskan sedikitnya 11 orang, semuanya wanita dan anak-anak," menurut polisi dan petugas penyelamat Pakistan seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (1/4/2023).
Beberapa orang juga terluka dalam insiden hari Jumat, yang terjadi ketika ratusan orang panik dan saling mendorong untuk mengumpulkan makanan di luar pabrik. Beberapa dari mereka jatuh ke selokan terdekat, kata pejabat polisi Mughees Hashmi.
Warga mengatakan tembok juga runtuh di dekat selokan, melukai dan membunuh orang di tengah berdesakan.
Media lokal melaporkan bahwa delapan wanita dan tiga anak meninggal.
Hashmi mengatakan pemilik pabrik yang mengatur pusat distribusi makanan belum memberi tahu polisi tentang rencana tersebut. Dia mengatakan polisi setempat tidak mengetahui distribusi tersebut, jika tidak, mereka mungkin telah mengerahkan pasukan.
Menteri Luar Negeri Bilawal Bhutto Zardari, yang berasal dari Provinsi Sindh, yang beribukota di Karachi, memerintahkan pihak berwenang untuk menyelidiki penyebab insiden berdesakan tersebut.
Peristiwa berdesakan tersebut merupakan yang paling mematikan di titik-titik distribusi makanan Ramadhan sejak awal puasa bulan suci umat Islam pekan lalu.
Dengan insiden terbaru ini, jumlah korban tewas akibat terinjak-injak di pusat makanan gratis di seluruh negeri telah meningkat menjadi setidaknya 21 orang sejak pekan lalu.
Penduduk lokal Mohammad Arsalan mengatakan dia tinggal di dekat pabrik tempat orang berkumpul sejak pagi untuk mengambil makanan gratis. Dia mengatakan dia tidak tahu persis apa yang menyebabkan insiden itu, tetapi "kami mendengar tangisan dan kemudian mengetahui tentang insiden berdesakan ini".
Advertisement