Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi di Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan bahwa minum kopi mungkin dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2. Seperti dikutip dari Eat This pada Rabu, 22 November 2023.
Penelitian tersebut --- yang dijadwalkan untuk dipublikasikan di media cetak pada Mei 2023 --- meneliti efek minum kopi pada dua populasi besar yang berjumlah lebih dari 150.000 orang.
Advertisement
Penelitian ini berfokus pada hubungan antara penanda peradangan dan konsumsi kopi, dan menyimpulkan bahwa efek minuman penurun peradangan dapat menjadi perlindungan terhadap diabetes tipe 2. Tambahan satu cangkir kopi per hari mengurangi risiko seseorang terkena penyakit ini sebesar empat hingga enam persen.
Mengapa Kopi Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2?
Penelitian ini bukanlah penelitian pertama yang meneliti hubungan antara kopi dan perkembangan diabetes tipe 2.
Penelitian sebelumnya telah menghubungkan minum secangkir kopi setiap hari untuk menurunkan risiko pada orang yang memiliki riwayat keluarga.
Namun, studi baru ini memberikan pencerahan baru tentang bagaimana antioksidan dalam kopi dapat meredakan peradangan sehingga mencegah berkembangnya diabetes pada orang-orang dengan latar belakang kesehatan yang berbeda-beda.
Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa peradangan mungkin memainkan peran utama dalam menentukan apakah seseorang terkena penyakit diabetes tipe 2.
"Meskipun peradangan jangka pendek akibat cedera atau penyakit adalah hal yang normal, peradangan kronis, jenis yang terjadi terus-menerus, dapat berdampak pada kesehatan dan meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai kondisi seperti diabetes tipe 2," kata Carrie Gabriel, MS, RD.
"Memiliki gaya hidup yang lebih menggabungkan makanan anti-inflamasi alami dan olahraga terbukti mengurangi peradangan dan melindungi terhadap penyakit seperti diabetes," ujarnya.
Berapa Banyak Kopi Disarankan untuk Dikonsumsi?
Untungnya, kopi kaya akan antioksidan penghilang peradangan. "Kopi mengandung berbagai senyawa bioaktif, termasuk asam klorogenat dan lignan, yang telah terbukti memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi," kata ahli endokrinologi Dr. Adnan Zahid, MD.
"Senyawa ini dapat membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif, dua faktor yang diyakini berkontribusi terhadap perkembangan diabetes," dia menambahkan.
Studi Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa satu cangkir kopi ekstra per hari (hingga 6 cangkir) dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2.
Namun, mengonsumsi kafein secara berlebihan bisa membuat gelisah dan cemas.
"Rata-rata orang idealnya tidak mengonsumsi lebih dari 400 miligram kafein per hari, yang setara dengan 2 cangkir kopi," kata Gabriel.
Advertisement
Hindari Kopi dengan Tambahan Gula
Jika seseorang sudah menderita diabetes, ia mungkin juga perlu memperhatikan asupan kopi dan apa yang dimasukkan ke dalamnya, seperti gula atau krimer rasa.
Gabriel memperingatkan agar tidak mengonsumsi kreasi kopi berkalori tinggi dan tinggi gula dan perhatikan kadar kafein saat meminumnya.
"Bagi penderita diabetes tipe 2, bahkan 200 mg (atau satu cangkir) dapat menyebabkan kadar glukosa naik dan turun dengan cepat," katanya.
"Bagi seseorang yang mencoba mengontrol gula darahnya, membatasi kafein hingga satu cangkir sehari sangat ideal untuk kesehatan yang optimal," ujarnya.
Jenis Kopi yang Disarankan
Zahid juga mendesak untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menenggak kopi dalam jumlah banyak.
“Saya mendorong pasien saya untuk menjaga gaya hidup sehat dan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum melakukan perubahan apa pun pada pola makan atau kebiasaan olahraga mereka,” katanya.
Jenis kopi apa yang diminum untuk hasil terbaik?
Para peneliti menemukan bahwa kopi yang disaring dan espresso adalah bentuk minuman terbaik untuk mengurangi risiko.
Advertisement