XL Axiata Kantongi Laba Bersih Rp 1,01 Triliun hingga Kuartal III 2023

PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga akhir kuartal III 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Nov 2023, 11:49 WIB
Emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah mengumumkan laporan keuangan hingga kuartal III 2023. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah mengumumkan laporan keuangan hingga kuartal III 2023. Perseroan pun membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba pada periode tersebut.

Mengutip laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/11/2023), XL Axiata mengantongi pendapatan sebesar Rp 23,86 triliun sepanjang kuartal III 2023. Pendapatan tersebut naik 10,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 21,59 triliun.

Dalam keterangan resmi XL Axiata, raihan tersebut sejalan dengan EBITDA yang tumbuh 13 persen YoY menjadi Rp 11,76 triliun, dan EBITDA Margin menjadi 49 persen. Pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 21,72 trilun, atau sekitar 91 persen dari total pendapatan. 

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, XL Axiata mencatatkan peningkatan beban pendapatan menjadi Rp 8,41 triliun hingga kuartal III 2023 dari Rp 7,67 triliun pada kuartal III 2022.

Pada periode ini perseroan mencatatkan biaya keuangan sebesar Rp 2,17 triliun. Sedangkan, laba periode berjalan sebesar Rp 1,01 triliun atau naik 3,01 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 988,77 miliar.

Sementara itu, perseroan mengukuhkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,01 triliun. Laba bersih itu naik 2,99  persen dibandingkan posisi kuartal III 2022 sebesar Rp 981,2 miliar. 

Dari sisi aset perseroan sampai dengan kuartal III 2023 tercatat sebesar Rp 86,09 triliun, turun dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 87,27 triliun. Kemudian liabilitas jangka pendek sebesar Rp 21,73 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 38,10 triliun. 

Sedangkan ekuitas hingga akhir kuartal III 2023 mencapai Rp 26,24  triliun. Ekuitas tersebut naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 25,77 triliun.

 


Bisnis FBB dan FMC

Logo XL Axiata (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani).

XL Axiata semakin optimistis dengan masa depan bisnis layanan Fixed Broad Band (FBB) dan Fixed Mobile Convergence (FMC) di mana bisnis tersebut terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif. 

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini menuturkan, situasi dan kondisi industri telekomunikasi nasional yang terus challenging serta kompetisi yang terus berlangsung ketat hingga saat ini, mampu dijawab dengan pencapaian kinerja yang cukup menggembirakan.

Pada periode sembilan bulan tahun ini, XL Axiata tetap mampu mencetak tingkat profitabilitas yang tumbuh positif dibandingkan hasil pencapaian di periode yang sama tahun lalu. Tantangan ke depan tentunya tidak akan lebih ringan. 

"Untuk itu, berbagai inisiatif akan terus kami lakukan, termasuk mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis FBB dan FMC yang hingga saat ini terus menunjukkan potensi sangat menggembirakan,” ujar dia dalam keterangan resminya, Rabu (22/11/2023).

Ia melanjutkan, hingga kuartal III 2023, tercatat sebanyak 206 ribu pelanggan layanan Home, dengan penambahan hingga sebanyak lebih dari 52 ribu dalam tiga bulan. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari semakin luasnya jaringan XL SATU Fiber yang kini telah mencapai 75 kota/kabupaten, termasuk lebih dari 12 kota/kabupaten tambahan dalam tiga bulan terakhir. 


Jaga Stabilitas Biaya Operasional

Foto udara teknisi melakukan pemeliharaan tower BTS 4G XL Axiata di Kuta Raya, Kayu Agung, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Senin (13/3/2023). XL Axiata memastikan jaringan miliknya siap melayani kebutuhan pelanggan dan masyarakat selama Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Di sisi lain, XL Axiata mampu terus meningkatkan penetrasi layanan konvergensi hingga 69 persen dari pelanggan layanan Home. 

Dengan total jumlah pelanggan mencapai 57,5 juta hingga akhir September 2023, ARPU Mobile XL Axiata tercatat sebesar Rp 40 ribu untuk layanan prabayar, Rp 90 ribupascabayar, dan Rp 42 ribu blended. Peningkatan blendedARPU ini tentunya searah dengan fokus perusahaan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif.

Dari sisi biaya-biaya operasional, XL Axiata berhasil menjaga tingkat stabilitasnya. Bahkan biaya terkait penjualan dan pemasaran bisa ditekan menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, seiring dengan penerapan strategi digitalisasi. 

Sementara itu, untuk beberapa komponen biaya lainnya turun jika dibandingkan kuartal sebelumnya, seperti biaya interkoneksi dan pengeluaran langsung lainnya, biaya pekerja, serta biaya supplies dan overhead. Biaya ekspansi infrastruktur juga selaras dengan pertumbuhan jumlah site. Secara keseluruhan, beban biaya operasional YoY bisa dipertahankan di bawah pertumbuhan pendapatan.

Selanjutnya, ia mengatakan, strategi transformasi digital yang dijalankan XL Axiata termasuk dalam mengembangkan pengalaman pelanggan melalui aplikasi MyXL dan AXISNet terus menunjukkan efektivitasnya. Kedua aplikasi telah memberikan hasil yang sangat kuat hingga sembilan bulan pertama 2023.

Tercatat lebih dari 27 juta pelanggan yang aktif menggunakan MyXL dan AXISNet, dengan pertumbuhan Monthly Active User (MAU) telah mencapai 77 persen sejak Desember 2021.

 

 


Kunci Pertumbuhan XL Axiata

Ilustrasi: Seorang teknisi mengecek BTS 4G XL Axiata di Aceh (Foto: Corpcomm XL Axiata).

Tingkat penggunaan MyXL dan AXISNet menunjukkan semakin meningkatnya pengalaman pelanggan dan monetisasi oleh XL Axiata melalui pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan pelanggan.

Semakin banyak penggunaan kedua aplikasi tersebut oleh pengguna, akan semakin mempertajam prediksi tentang tren dan perilaku pelanggan, serta memungkinkan untuk memberikan penawaran yang tepat kepada pelanggan yang tepat, pada waktu yang tepat pula.

Salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah personalisasi penawaran dan layanan. Strategi tersebut terus diterapkan di sepanjang sembilan bulan ini. Hasilnya, data net promoter score (NPS) terus meningkat secara signifikan, sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan.

Hasil dari penerapan strategi berbasis digital melalui data analytics juga memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan, termasuk untuk memenuhi permintaan dari seluruh segmen pelanggan. 

Dengan data analytics ini juga memungkinkan XL Axiata mengevaluasi key performance indicator (KPI) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan, sehingga perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat. 

Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir September 2023, utang kotor tercatat di angka Rp 9,67 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,7x. 

Utang bersih tercatat sebesar Rp 7,8 triliun. XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 37 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 63 persen memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 53 persen, menjadi Rp 6,21 triliun.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya