Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir menegaskan Indonesia serius dalam melakukan transisi energi. Menyusul dengan diresmikannya dokumen Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) Just Energy Transition Partnership (JETP).
Erick mengungkap setidaknya ada dua proyek yang sudah diresmikan untuk mengejar ambisi penurunan emisi nasional, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata, Purwakarta dan PLTS di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Advertisement
"Terima kasih kepada PLN, kemarin di IKN itu kita sudah membangun solar panel 50 MW yang dapat di increase (ditingkatkan) menjadi 80 MW. Dan kemarin Bapak Presiden bersama saya bersama partner dari UAE bersama PLN juga meresmikan Citata Solar Panel, floating solar panel terbesar di Asia Tenggara. 192 MW nanti kita bisa dorong sampai 800 MW," tuturnya dikutip dari Instagram @erickthohir, Rabu (22/11/2023).
Erick Thohir menegaskan, langkah itu jadi bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menjalankan transisi energi menuju energi bersih. Dia berharap juga, langkah ini bisa berkontribusi pada penurunan emisi nasional dan global.
"Indonesia serius melakukan implementasi. Tentu saya berharap kita bersama-sama bisa mengimplementasi dan komitmen sama-sama untuk dunia yang lebih baik, dunia yang bersahabat, dan terus mempertahankan kemanusiaan yang lebih beradab," tuturnya.
Perjanjian Kerja Sama
Menteri BUMN ini menuturkan, peluncuran dokumen CIPP JETP ini jadi bentuk kerja sama antara Indoneisa dan beberapa negara maju. Ini jadi tindak lanjut perjanjian komitmen pendanaan transisi energi senilai USD 21,6 miliar.
"Peluncuran dokumen CIPP mrnandakan jalinan yang luar biasa, kerja sama Indonesia dengan para partners, penting dijaga bersama-sama karena faktanya pertumbuhan ekonomi menjadi kunci untuk mendapatkan hak yang lebih baik dalam menghadapi ketidakpastian saat ini," tuturnya.
"Tentu ini bagian daripada kita untuk melaksanakan komitmen Indonesia dekarnonisasi yang ambisius serta pembangunan ekonomi yang kuat dan mapan," imbuh Menteri BUMN.
Kejar Target
Tak berhenti di situ, Erick berharap dikucurkannya dokumen CIPP JETP bisa jadi acuan untuk menjalankan proses transisi energi. Dia juga meminta setiap target kerjanya bisa dikejar.
"Meresmikan The Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP). Ini adalah momen penting bagi cita-cita Indonesia dalam transisi energi. Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan dekarbonisasi, tapi tetap mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Erick.
"Kami mendorong CIPP ini tak hanya sekadar menjadi dokumen, tapi bisa dijalankan sesuai dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan," pungkasnya.
Advertisement
Menko Luhut Bangga
Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif atau Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) dari kerja sama Just Energy Transition Partnership (JETP) hari ini resmi diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia. Dokumen CIPP ini merupakan tindak lanjut kerja sama pendanaan transisi energi yang ditandatangani di sela-sela KTT G20 pada bulan November 2022.
"Saya mengucapkan rasa terima kasih yang dalam kepada semua pihak yang telah bekerja keras demi menuntaskan dokumen teknis yang begitu komprehensif ini. Mulai dari kementerian dan lembaga yang terkait, institusi multilateral, internasional dan nasional yang terlibat dalam working groups maupun pemangku kepentingan yang terus berkoordinasi dalam proses penyusunan CIPP ini," ucap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa (21/11/2023).
"Indonesia telah banyak menghabiskan perhatian dan tenaga untuk melakukan perencanaan ini. Sudah saatnya kita bekerjasama untuk merealisasikan cita-cita yang konkret dan tujuan yang tertuang dalam dokumen CIPP ini," lanjut dia.
Kerja sama JETP terjalin antara Indonesia dengan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang dan beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norway, Prancis, dan Uni Eropa.
Pendanaan
Komitmen pendanaan yang disepakati dalam pernyataan bersama awalnya bernilai USD 20 miliar, namun kini dengan berbagai penambahan telah mencapai USD 21,6 miliar atau setara (setara Rp 333,5 triliun), di mana USD 11,6 miliar bersumber dari dana publik negara-negara IPG, sedangkan USD 10 miliar akan berasal dari bank-bank internasional yang bergabung dalam Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) working group.
"Era perencanaan sudah selesai, kini saatnya implementasi. Dokumen teknis ini menjadi acuan pelaksanaan kerja sama yang kami harapkan dapat mendatangkan lebih banyak dukungan dan investasi yang diperlukan Indonesia untuk mencapai cita-citanya untuk melakukan dekarbonisasi dan mewujudkan ekonomi hijau," ujar Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Satuan Tugas Transisi Energi Nasional Rachmat Kaimuddin.