Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara dan cuaca panas dapat memicu serangan gatal pada Gen Z. Pasalnya, Gen Z yang kini berada di rentang usia 13-27 tahun memiliki mobilitas tinggi.
Saat ini, polusi udara di Indonesia, khususnya di Jakarta dan kota besar lainnya tengah jadi masalah serius. Misalnya Jakarta, Depok, dan Bandung yang memiliki konsentrasi polusi partikulat yang mencapai titik tertinggi. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan pada kesehatan kulit.
Advertisement
Gatal dan iritasi pada kulit merupakan salah satu masalah kesehatan yang mulai banyak ditemukan akibat polusi yang meningkat. Selain polusi akibat gas pembuangan industri dan kendaraan, polusi dari sumber lain seperti asap rokok, sinar ultraviolet dan produk rumah tangga juga berpengaruh pada kesehatan kulit.
Sayangnya, hal ini kerap diabaikan karena dianggap sebagai hal wajar. Padahal, serangan gatal bisa jadi pertanda penyakit lainnya yang lebih parah. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat khususnya Gen Z untuk lebih sadar terhadap kondisi kulitnya dengan segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika terjadi masalah kulit.
Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus CEO Klinik Pramudia, Anthony Handoko, pada kondisi cuaca ekstrem serta polusi yang berlebih saat ini, tidak jarang kulit jadi bermasalah. Apalagi pada Gen Z yang aktif melakukan kegiatan di luar ruangan.
Gatal Bisa Turunkan Kualitas Hidup Sekaligus Tanda Masalah Kulit yang Lebih Serius
Secara medis, keluhan kulit gatal ini selain menurunkan kualitas hidup, bisa juga berkembang menjadi tanda timbulnya penyakit kulit lain seperti eksim dan dermatitis atopik.
Seperti disampaikan dokter spesialis dermatologi dan venereologi dari Klinik Pramudia Amelia Soebyanto.
Menurutnya, kulit gatal merupakan sensasi tidak nyaman pada kulit yang dirasakan oleh seseorang dan menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Hal ini akan berdampak negatif secara psikologis dalam kehidupan pengidapnya.
Gatal bisa dikatakan sebagai keluhan kulit terbanyak pada praktik dokter spesialis kulit dan kelamin, apalagi di tengah kondisi cuaca dan polusi ekstrem seperti saat ini.
“Hal ini karena polusi secara langsung dapat merusak fungsi barier kulit yang berpengaruh terhadap kekambuhan beberapa penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya, seperti eksim atopik,” jelas Amelia dalam temu media di Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2023).
Advertisement
Gatal Bisa Berhubungan dengan Eksim Atopik hingga Kanker Kulit
Eksim atopik adalah kelainan kulit di mana terdapat gangguan pada barier kulit dan diperparah dengan sensitivitas respons imun yang lebih tinggi terhadap bahan iritan.
Faktor yang memperberat gejala eksim atopik ini yaitu adanya perubahan suhu, kelembaban, dan paparan sinar.
“Selain eksim atopik yang juga ditandai dengan gatal, beberapa kelainan kulit yang bisa timbul dari cuaca dan polusi ini adalah jerawat, psoriasis, dan kelainan pigmentasi kulit seperti flek wajah maupun di tangan. Lebih bahayanya lagi, polusi juga bisa meningkatkan risiko kanker kulit,” tambah dokter yang karib disapa Amel.
Cara Polusi Pengaruhi Kulit
Faktor cuaca dan polusi memainkan peran penting dalam mengakibatkan kulit gatal, lanjut Amel.
“Secara patogenesis, kulit yang merupakan organ terluas dan terluar dari tubuh adalah penghubung terbesar ke dunia luar. Polusi dapat masuk ke kulit melalui penumpukan partikel polusi di permukaan kulit, dan diserap oleh folikel rambut dan kelenjar keringat.”
“Beberapa di antaranya akan bersirkulasi dalam plasma yang kemudian masuk ke lapisan kulit yang lebih dalam. Lalu, polusi yang masuk ini kemudian menghasilkan radikal bebas yang akan menurunkan kemampuan antioksidan kulit baik secara enzimatik maupun non-enzimatik (vitamin E, vitamin C dan glutation),” jelas Amel.
Advertisement
Mencegah Masalah Kulit Akibat Polusi dan Cuaca Ekstrem
Barier kulit yang rusak ini kemudian akan menyebabkan hilangnya air dalam jumlah banyak pada kulit. Kulit akan relatif lebih kering dan mudah mengalami peradangan dan akhirnya menimbulkan keluhan gatal.
Maka, hal yang penting diperhatikan apalagi bagi Gen Z yang sering melakukan kegiatan di luar ruangan adalah pencegahan terhadap kulit gatal.
“Kerusakan kulit seperti gatal ini dapat dicegah dengan melakukan perawatan rutin pada kulit, di antaranya dengan rutin membersihkan kulit minimal 2 kali sehari dengan sabun yang lembut, menggunakan pelembab dan tabir surya, serta jika perlu mengonsumsi suplemen yang sesuai dengan jenis dan tipe kulit penderitanya.”
“Minum air putih akan membantu memberikan kelembaban terhadap kulit yang kering. Selain itu, mengurangi paparan dengan polusi seperti mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker juga tidak kalah penting,” jelasnya.
Namun, Amel mengingatkan bahwa langkah-langkah di atas hanya bersifat mencegah, bukan mengobati. Maka dari itu, dia menyarankan untuk segera periksa ke dokter spesialis kulit dan kelamin yang tepat jika terjadi masalah pada kulit.