Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri rembuk pemenangan Prabowo-Gibran bersama kader dan pengurus Gerindra Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (22/11/2023).
Advertisement
Dalam sambutannya dia menjelaskan bahwa salah satu tujuan partai Gerindra sejak awal didirikan yaitu ingin menjadikan Prabowo Subianto sebagai presiden Republik Indonesia.
Itu sebabnya, Muzani memberikan instruksi kepada seluruh kader Gerindra di Indonesia agar senantiasa menggaungkan Prabowo presiden di setiap turun ke bawah menyapa masyarakat. Karena setiap kader Gerindra adalah tim sukses Prabowo untuk kemenangan di Pilpres 2024.
"Siapa tim sukses Prabowo? tim sukses Prabowo adalah saudara-saudara semua, kader-kader Partai Gerindra. Mulut Prabowo, mata Prabowo, telinga Prabowo adalah kita semua. Perpanjangan tangan Prabowo adalah kita semua kader Gerindra. Karena itu saudara-saudara skalian tidak usah berkecil hati. Pokoknya Prabowo presiden. Bagi kami Prabowo harus menang di Yogyakarta, Gerindra harus menang di Yogyakarta, Prabowo-Gibran harus menang satu putaran," kata Muzani disambut tepuk tangan kader.
Menurut dia, Prabowo adalah sosok yang matang dalam kepemimpinan nasional. Dia meyakini, apabila rakyat memberikan mandat kepada Prabowo untuk menjadi presiden pada Pilpres 2024, maka Indonesia akan menjadi lebih baik.
Karena Prabowo adalah sosok pemimpin yang mampu mengatasi masalah kerakyatan.
"Saya mengusulkan partai ini berdiri kepada Pak Prabowo supaya beliau jadi presiden. Kenapa saya mengusulkan beliau jadi presiden? karena dari awal kami meyakini Indonesia akan lebih baik Kalau beliau jadi presiden," kata Muzani.
Muzani menjelaskan, salah satu komitmen Prabowo apabila terpilih sebagai presiden yakni mengatasi kelangkaan pupuk subsidi.
Bahas Pupuk
Dia mengatakan, saat ini pupuk subsidi menjadi persoalan serius bagi para petani dan itu akan berimplikasi pada ketersediaan pangan nasional.
"Saya sudah keliling ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Semua mengeluh soal pupuk subsidi yang langka. Pupuk subsidi menjadi problem serius bagi petani kita. Misalnya ancaman kekurangan pangan. Ditambah banyak sawah yang dikonversi jadi rumah, pabrik, dan lain-lain. Kalaupun ada pupuk subsidi, itupun harganya mahal," kata Muzani.
"Akibatnya kemudian banyak petani menanam padi tidak dipupuki dengan maksimal maka hasilnya rata-rata yang harusya 5 ton per hektare, hanya bisa panen 2 sampai 3 ton per hektare. Akibatnya stok pangan nasional menurun. Akibatnya cadangan pangan nasional kita harus impor dari luar negeri. Ini yang kemudian Pak Prabowo ingin perbaiki. Pak Prabowo ingin petani kita sejahtera dan cadangan pangan nasional kita terpenuhi dengan baik," jelas Wakil Ketua MPR itu.
Kemudian, masalah utama yang juga dihadapi rakyat Indonesia saat ini adalah stunting.
Advertisement
Stunting
Muzani menjelaskan, stunting adalah penyakit kurang gizi yang menyebabkan pertumbuhan otak dan fisiknya tidak sesuai dengan usia. Itu sebabnya, Prabowo-Gibran mengedepankan program pemberian makan siang dan susu gratis kepada murid-murid di sekolah dan pesantren.
"Persoalan stunting ini menjadi masalah serius di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang tingkat IQ nya cukup rendah di Asia Tenggara. Kalau kita bandingkan dengan Singapura, Vietnam, Thailand, Malaysia rata-rata IQ orang Indonesia masih di bawah mereka. Itu yang menyebabkan prestasi belajar anak-anak kita masih rendah akibat dari kekurangan gizi," jelas Muzani.
Maka dari itu, Muzani meminta kepada setiap kader, pengurus Gerindra DIY mulai dari DPC hingga ranting, termasuk para anggota dewan untuk secara masif mensosialisasikan program Prabowo-Gibran ke desa-desa. Dia mengatakan, Yogyakarta juga menjadi penentu kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
"Jadi ini adalah rantai kemiskinan yang oleh Pak Prabowo kalau beliau ditakdirkan jadi presiden akan dituntaskan. Segeralah saudara sampaikan ke masyarakat, ke desa-desa, ke dapil-dapil tentang program unggulan Prabowo-Gibran ini. Inilah pembeda Prabowo kalau jadi presiden dengan calon presiden lainnya," tutup Muzani.