AS Khawatir Iran Sediakan Rudal Balistik untuk Digunakan Rusia dalam Perang Ukraina

AS mengatakan ketergantungan Rusia pada Iran dan Korea Utara – negara-negara yang sebagian besar terisolasi di kancah internasional karena program nuklir dan catatan hak asasi manusia – menunjukkan keputusasaan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Nov 2023, 09:19 WIB
Seorang perempuan berjalan melewati tank yang hancur di kota Trostyanets, Ukraina, Senin, 28 Maret 2022. Trostsyanets baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Ukraina setelah dikuasai oleh Rusia sejak awal perang. (AP Photo/Felipe Dana)

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) pada Selasa (21/11/2023), menyuarakan kekhawatiran bahwa Iran mungkin akan memberikan Rusia rudal balistik untuk digunakan dalam perang Ukraina.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mencatat bahwa Iran telah menyediakan drone, bom udara berpemandu, dan amunisi artileri kepada Rusia, serta mungkin bersiap melangkah lebih jauh dalam dukungannya terhadap Rusia.

Kirby menyoroti pertemuan pada September, di mana Iran menjamu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu untuk memamerkan serangkaian sistem rudal balistik.

"Oleh karena itu, kami khawatir Iran sedang mempertimbangkan untuk menyediakan rudal balistik kepada Rusia untuk digunakan di Ukraina," ungkap Kirby, seperti dilansir AP, Kamis (23/11).

"Sebagai imbalan atas dukungan tersebut, Rusia menawarkan kerja sama pertahanan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Teheran, termasuk dalam bidang rudal, elektronik, dan pertahanan udara."

Peringatan Kirby muncul ketika permintaan pendanaan Presiden Joe Biden senilai lebih dari USD 61 miliar untuk mendukung pertahanan Ukraina masih mandek di Kongres.


AS: Kemitraan Iran-Rusia Merugikan Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan di Telegram bahwa layanan darurat berada di tempat kejadian di kampung halamannya itu dan mereka berusaha menyelamatkan orang sebanyak mungkin. (AFP/Ukrainian Emergency Service)

Saat ini semakin banyak Republikan di parlemen, yang menguasai Dewan Perwakilan Rakyat, menentang pengiriman lebih banyak uang ke Ukraina.

Namun, Kirby dan pejabat tinggi AS lainnya telah mendesak Kongres agar terus memberikan bantuan kepada Ukraina, dengan menuturkan bahwa dana yang ada sudah habis. Dia mencatat pengumuman Iran awal tahun ini bahwa mereka telah menyelesaikan kesepakatan untuk membeli jet tempur Su-35 dari Rusia dan mengatakan Iran ingin membeli peralatan militer tambahan dari Rusia, termasuk helikopter serang, radar, dan pesawat latih tempur.

"Secara total, Iran mengincar peralatan militer senilai miliaran dolar dari Rusia untuk memperkuat kemampuan militernya," tutur Kirby. "Rusia juga telah membantu Iran mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pengumpulan satelit dan program berbasis ruang angkasa lainnya."

Kirby menilai berkembangnya kemitraan militer antara Iran dan Rusia merugikan Ukraina dan komunitas internasional.

Atas arahan pemerintah Rusia, Kirby mengklaim pula bahwa kelompok tentara bayaran Wagner sedang bersiap untuk memberikan kemampuan pertahanan udara kepada Hizbullah atau Iran. Dia mengatakan AS akan mengawasi apakah hal itu akan terjadi dan siap menggunakan otoritas sanksi kontraterorisme terhadap individu atau entitas Rusia yang mungkin melakukan transfer yang mengganggu stabilitas.

Di masa lalu, Rusia disebut telah menggunakan Wagner, ketika mereka ingin menyangkal keterlibatannya, terutama dalam operasi militer asing.


Keputusasaan Rusia

Petugas medis militer memberikan pertolongan pertama kepada tentara yang terluka (kanan) dan memasukkan jenazah tentara yang tewas ke dalam tas dekat Kremenna di wilayah Luhansk, Ukraina, 16 Januari 2023. Hingga saat ini pejabat Ukraina menolak untuk mengonfirmasi jumlah korban dalam perangnya dengan Rusia, setelah ketua Komisi Uni Eropa pada akhir November 2022 lalu memperkirakan bahwa "lebih dari 20.000 warga sipil dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas di Ukraina hingga saat ini." (AP Photo/LIBKOS)

AS mengatakan ketergantungan Kremlin pada Iran dan Korea Utara – negara-negara yang sebagian besar terisolasi di kancah internasional karena program nuklir dan catatan hak asasi manusia – menunjukkan keputusasaan. Hal ini terjadi di tengah perlawanan Ukraina dan keberhasilan koalisi global dalam mengganggu rantai pasokan militer Rusia dan menolak penggantian senjata yang hilang di medan perang.

Gedung Putih menuding Rusia telah beralih ke Korea Utara untuk mendapatkan artileri.

Para pejabat AS mengklaim Iran juga telah membekali Rusia dengan artileri dan tank untuk melakukan invasi ke Ukraina.

AS dan negara-negara lain, ujar Kirby, telah mengambil sejumlah langkah untuk menggagalkan potensi pasokan, penjualan atau transfer yang melibatkan Iran dan barang-barang terkait rudal balistik. AS juga telah mengeluarkan panduan kepada perusahaan-perusahaan swasta mengenai praktik pengadaan rudal Iran untuk memastikan mereka tidak secara tidak sengaja mendukung upaya pembangunan Iran.

Mei lalu, Gedung Putih mengatakan Rusia tertarik untuk membeli drone penyerang canggih tambahan dari Iran untuk digunakan dalam perang Ukraina setelah negara tersebut menggunakan sebagian besar dari 400 drone yang sebelumnya juga dibeli dari Iran.

Temuan intelijen AS yang dirilis pada Juni menegaskan bahwa Iran menyediakan bahan-bahan kepada Rusia untuk membangun pabrik manufaktur drone di timur Moskow.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya